sembilan belas

214 29 0
                                    

Dino melangkahkan kakinya masuk kedalam perpustakaan. Ruangan itu sunyi, hanya ada pustakawan yang berjaga. Maklum, sebab sekarang sudah sore, dan banyak orang lebih memilih pulang daripada pergi ke perpustakaan.

Lelaki yang kini duduk di bangku kelas 10 itu berjalan kearah rak buku sejarah, ia sedang mencari buku untuk tugasnya besok. Sekalian mengerjakan disana.

“Mana sih bukunya,” ia menggerutu, sudah ia cari-cari namun buku itu tidak kunjung ketemu.

Melirik sekitar, ia melihat sebuah buku tebal dengan sampul yang ia kenali dan sedang ia cari-cari. Lantas Dino menghampiri meja baca itu untuk mengambil buku tersebut.

Namun sosok yang duduk dimeja itu membuatnya agak ragu untuk mengambil buku itu. Siapa tahu orang itu juga sedang membutuhkannya.

“Maaf, saya boleh pinjem bukunya?”

Orang itu tak kunjung mengangkat kepalanya yang berada diatas meja, membuat Dino terpaksa memegang bahu orang itu hati-hati.

“Astaga!”

Dino terkejut melihat sosok didepannya. Sosok itupun sama kagetnya.

“Dela?” Dino mengambil posisi duduk disamping Dela terduduk, lalu memperhatikan gadis itu dengan seksama.

Dela mengusap wajahnya yang agak basah dan mengucek matanya yang terasa berat.

Ungghh. . .Dino?” tanya gadis itu dengan matanya yang memerah dan agak sedikit bengkak.

Dino mengeluarkan sebungkus tisu kecil dari saku celananya, lalu menyerahkannya pada Dela.

“Jangan dikucek. Nih, pake tisu.”

Dela tak kunjung menerima tisu yang Dino ulurkan padanya, lantas lelaki itu mengeluarkan selembar tisu, lalu mengelapi sisa-sisa air mata yang membasahi area mata Dela.

“Lo nangis seharian ya? Mata lo sampe bengkak gitu.” tanya Dino, kini mengelapi pipi Dela.

Dela berusaha menarik nafas, namun lendir-lendir yang menyumbat lubang pernafasannya itu menyulitkan ia bernafas, dan membuat bunyi khas orang sedang pilek menarik lendir di hidungnya.

“Pake tisu, pasti karna kelamaan nangis nih.”

Dela berusaha tersenyum, lalu menerima tisu dari Dino.

“K-kok lo ada disini?” tanya Dela dengan suara seraknya.

“Cari buku buat tugas, sama sekalian mau ngerjain tugas. Eh malah ketemu lo disini, trus buku yang gue cari juga ada dimeja ini.” ucap Dino sambil melirik kearah buku sejarah yang diam diatas meja.

Dela merasa matanya benar-benar berat, setelah seharian menangis di perpustakaan. Bolos jam pelajaran sehabis istirahat.

“Mata gue keliatan sembab banget ya Din?”

Dino terkekeh, memegang pucuk kepala Dela, mengusaknya lembut. “Iya, sembab banget.”

Dela mendecak sebal, “Dino ih! Rambut gue.”

“Aduhhhh, maaf deh. Abis lucu sih lo.”

Dela hanya tersenyum kecut.

“Kenapa nih?”

“Kenapa apanya?”

“Itu, lo nangis sampe segitunya. Lagi ada apa?”

Dela menunduk, Dino mengelus bahu Dela lembut.

“Maaf ya, gue pake nanya-nanya. Yaudah, gue anterin pulang aja yuk?”

Kini Dela mendongakkan kepalanya, menatap Dino dengan mata sembabnya.

“Bentar Din,” Dela mengambil ponselnya dari sakunya, Dino hanya diam memperhatikan.

Hyewon
——————————————————

|Del
|Lo dimana sih?!
10.02

7 panggilan tak terjawab dari Hyewon

|Dela
|Gue khawatir
|Lo dimana Del
|Plis bales chat gue
|Del
13.10

Ia tak sadar, jika sedari tadi ada chat masuk dari Hyewon. Bahkan ada 7 panggilan tak terjawab dari temannya itu.

Hye|
Gue boleh nginep di rumah lo?|
16.00

Beruntungnya, Hyewon fast respon.

|Delaaaaa
|Lo bikin gue khawatir aja!
|Lo dimana, jawab gue!

Maaf:(|
Gue ketiduran di perpus|
Jadi gimana Hye? Bisa nggak?|

|Sorry banget Del:(
|Gue lagi dirumah Oma gue
|Dirumah nggak ada orang, cuma ada bibi
16.01

Dela menghela nafas.

Oh|
Yaudah Hye|
Nggak papa kok|
16.02

Dela menatap Dino, kini tatapannya penuh harap.

“Din, gue boleh minta tolong?”

“Minta tolong apa?”















“Gue, boleh nginep di rumah lo?”

Dahi Dino mengernyit, “Kenapa lo nggak pulang ke rumah?”

Dela mengulum bibir, “Gue, nggak bisa untuk saat ini. Kalo lo nggak bisa, nggak papa kok Din.”

Dino menatap Dela penuh selidik, disana terlihat Dela yang sedang menyembunyikan sesuatu.

Lelaki bangkit duduknya, lalu mengulurkan tangannya pada Dela.

“Yuk. Lo boleh kok, buat nginep di rumah gue untuk saat ini. Gue tau, lo lagi ada masalah yang nggak bisa ceritain.”

Dela tersenyum, menerima uluran tangan lelaki didepannya.









“Makasih Din, makasih banget.”

He's My Precious | Kwon Soonyoung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang