dua puluh enam

211 27 0
                                    

Sepanjang perjalanan menuju rooftop, Dino menggerutu sebal karena ulah kawannya, tas ranselnya itu basah tertumpahi air minum dan sekarang ia ingin menjemurnya di rooftop.

“Loh? Pintunya kok kebuka?”

Dino berjalan mendekati pintu, namun belum juga sampai di depan pintu, telinganya menangkap sebuah suara yang agaknya ia kenal.

“Kenapa kakak bilang gini? Bukanya kakak udah pacaran sama Kak Sherly?”

Melongokkan kepalanya kearah celah pintu yang terbuka, kini matanya melihat dua sosok yang tengah berbincang sambil berhadapan.

Dela? Itu sama siapa? Kok gue kayak familiar sama mukanya.


“Gue emang pacaran sama dia karena waktu itu dia nyatain perasaannya ke gue. Gue pikir, dengan jadian sama dia, gue bisa lupain lo. Tapi yang ada, perasaan gue ke lo makin menjadi-jadi.”

Dino melihat, kini Dela menangis, lalu sosok lelaki dihadapan pacarnya itu merengkuh tubuh Dela, memeluk Dela. Dan ia melihat, Dela juga membalas pelukan itu.

“Kenapa Kak Soonyoung juga nggak peka sama perasaan gue?!”

H-hah?

“Gue juga suka sama lo kak. . .”


Deg.

Hati Dino seperti didesak sesuatu. Kini dadanya merasakan sesak yang belum ia rasakan sebelumnya.

“Gue nggak bisa apa-apa karena gue pikir, kita ini cuma sebatas temen dan kakak-adik kelas. Gue bener-bener terluka waktu tau lo udah jadian. . .”

Dino tersenyum, dengan hatinya yang terluka.

Kalo lo suka orang lain, kenapa lo mau waktu gue nembak lo Del?

Niatnya ia ke rooftop untuk menjemur ranselnya, namun hal yang baru saja ia lihat, membuat ia mengurungkan niatnya, dan lebih milih melangkah pergi meninggalkan tempat itu, menuruni anak tangga demi anak tangga.

Disisi lain, Dela menjauhkan tubuhnya dari Soonyoung, lalu mengusap kasar air mata yang tersisa.

Soonyoung meraih kedua tangan Dela, menggenggamnya.

“Del, kalo gitu—”

“Tapi maaf kak. Gue udah jadian sama Dino, dia baik banget sama gue. Gue nggak mau nyakitin perasaanya.”

“Tapi kan lo sukanya sama gue Del!”

Dela tersenyum pahit, “Iya kak. Tapi maaf kak, gue bener-bener nggak mau nyakitin hatinya. Dino bener-bener cowok baik.”

Mata yang selalu menyiratkan kehangatan saat menatapnya, kini menatapnya dengan sorot kesedihan. Sorot kekecewaan.

“Dela. . .”

Gadis itu melepaskan genggaman tangan Soonyoung dari tangannya, “Sekali lagi maaf kak. Gue suka sama lo, tapi gue nggak mau nyakitin orang yang selama ini udah baik banget sama gue. Selamat siang Kak Soonyoung.”

Dela berbalik, melangkah menjauhi Soonyoung yang kini hatinya hancur, ia menyesal, kenapa tidak sedari dulu ia menyatakan perasaannya pada adik kelas yang sudah mampu membuatnya jatuh cinta itu.

Kini gadis yang juga menyukainya itu, lebih memilih menjaga hati lelaki lain. Membiarkan hatinya terluka.



























Dela menuruni tangga, dan kedua netranya tak sengaja menangkap sebuah punggung yang berjalan menjauh.

“D-dino?”

He's My Precious | Kwon Soonyoung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang