empat belas

213 29 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berdering sepuluh menit yang lalu. Hampir semua murid berbondong untuk pulang. Termasuk Dela, yang kini melamun bingung karena harus pulang naik apa.

Hari ini gadis itu benar-benar tidak bersemangat. Sama sekali tidak bersemangat. Kerjaannya didalam kelas hanya melamun, atau tiduran.

Yang biasanya harus sampai memaksa Hyewon ke kantin, kini terbalik, malah Hyewon yang membujuk Dela agar mau ke kantin. Berakhir Hyewon sendiri jalan ke kantin dan meninggalkan Dela yang melamun sambil menatap jendela.

“Dela?”

Dela yang sedang asik melamun, tersentak kaget saat sebuah suara memanggilnya.

Gadis itu menoleh, “E-eh iya, kenapa Din?”

Dino geleng-geleng kepala, “Ngelamun aja.”

Dela tersenyum kikuk.

Yang baru saja Dino lakukan, membuat Dela terhenyak.

“Yuk?”

Dino mengulurkan sebuah helm, menandakan bahwa dirinya memberi tumpangan untuk Dela.

“K-kemana?”

Dino nyengir kuda, “Pulang?”

Sang lawan bicara mengernyit. Namun mulutnya keburu mengatup, membisu, saat kedua tangan Dino memasangkan helm tersebut ke kepala Dela.

Dino menunjuk jok belakang motor dengan bahunya, “Naik gih.”

Bak sebuah sihir, Dela iya-iya saja saat Dino menyuruhnya naik.

Lelaki itu menyalakan mesin motornya, lalu memacu kendaraan roda dua itu meninggalkan sekolah.

“Kenapa sih ngelamun gitu?” tanya Dino ditengah perjalanan.

Dela agak kurang mendengar pertanyaan Dino, tapi ia jawab “Iya!” saja.

Dino terkekeh mendengar jawaban Dela. “Gue nanya apa dijawab apa”

“Emang lo nanya apa?”

“Udah lupain aja. Nggak penting.” untuk yang ini, Dela bisa dengar dengan jelas sebab mereka sedang berhenti di lampu merah.

Gadis yang ada di jok belakang motor Dino itu hanya mengangkat bahu. Lalu kembali melamun, menatap kosong jalanan disampingnya.

Dino curi-curi pandang lewat kaca spion. Memperhatikan Dela yang asik melamun.

Ini anak kenapa sih? Hobi ngelamun?

Lampu kembali hijau, dan tanpa aba-aba Dino memacu motornya kencang, membuat Dela yang sedang melamun langsung memeluk pinggang Dino erat.

Dino kaget, tapi dia diem-diem oke aja.

Tapi tak lama setelahnya, sebuah tabokan mendarat di punggung lelaki tersebut. “Ihhhh Dino kok langsung ngegas ajasih, untung gue nggak jungkir ke belakang!”

Dino terkekeh, “Ya lo ngelamun mulu.”

Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Sesaat setelah itu, ia baru sadar bahwa tangannya melingkar di pinggang Dino.

“E-eh Din sorry,”

Didepan sana, Dino tersenyum. “Gapapa.”

Dela memperhatikan jalan disekitarnya, namun keningnya berkerut saat menyadari sesuatu.

“Din, ini kita mau kemana?”

Dino tidak menjawab, hanya terus memacu motornya ditengah kepadatan dan ramainya jalan.

Dikacangi, Dela mendengus sebal.

Tetapi sesudah sampai di tempat tujuan, lagi-lagi pikirannya bertanya.

“Kok ke mall?”

Dino turun dari motor, diikuti Dela. Dino melepas helmnya, “Liat lo ngelamun sambil lesu gitu, gue pikir lo butuh refreshing.”

Sang gadis berusaha melepas helm, namun pengait yang susah sekali dilepas membuat Dino gemas dan membantu Dela melepaskannya.

Dela? Dia cuma menatap Dino bingung.

Setelah menaruh helm diatas motor, lelaki itu meraih pergelangan tangan Dela.

“Yuk,”

Dela hanya mengikuti Dino, saat Dino memegang pergelangan tangannya, dan menariknya kedalam bangunan besar tersebut.


He's My Precious | Kwon Soonyoung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang