sebelas

240 34 2
                                    

“Emh kak, maaf mau nanya. Liat Kak Soonyoung gak?”

Dela barusan bertanya dengan salah satu teman sekelas Soonyoung yang masih ada didalam kelas. Yang ditanyai menggeleng tegas.

“Sorry ya, gue nggak tau.”

Dela tersenyum sopan, “Oh iya kak makasih kalo gitu. Permisi,”

Gadis itu berlalu, namun sebuah suara menginterupsi pendengarannya dan menghentikan langkahnya. Ia membalikkan badan.

“Ehhhh dek! Katanya temennya, dia tadi basket. Coba lo cari aja di lapangan basket.” ucap kakak kelasnya. Dela tersenyum, “Makasih ya kak.”

Ia langsung melangkahkan kakinya menuju lapangan basket indoor yang letaknya agak dibelakang sekolah, sambil berharap-harap cemas semoga ia bertemu Soonyoung kali ini.

Sebab sudah tiga hari ini, ia tidak bertemu kakak kelas yang berteman dekat dengannya itu.

Sesampainya di lapangan basket, Dela melongokkan kepalanya ke dalam ruangan tersebut lewat pintu, ia ragu untuk masuk, namun karena ia ingin bertemu Soonyoung, ia memberanikan diri.

Matanya menjelajahi hingga sudut ruangan, namun sosok Soonyoung nihil tertangkap penglihatannya. Hanya ada beberapa anak basket yang sedang berlatih dan beberapa orang lainnya yang duduk di bangku pinggir lapangan.

Dela mendengus, lalu keluar lapangan dengan perasaan kecewa.

Kak Soonyoung kemana sih?

Karena berjalan sambil melihat ke arah ubin, ia tidak sadar baru saja menabrak seseorang. Lantas gadis itu panik dan segera mendongakkan kepalanya untuk melihat baru saja ia menabrak siapa.

“Eeeeehhh maaf! Gue nggak sengaja!”

E-eh?

“Santai, nggak papa.” orang itu tersenyum manis pada Dela.

Dela jadi tidak enak sudah menabrak orang yang sama dua kali.

“Sumpah Din, tadi gue ngga liat jadi nabrak lo.” ucap Dela pada Dino, orang yang baru saja ia tabrak.

Dino tersenyum, menepuk bahu Dela lembut. “Udah gue bilang juga, santai sama gue mah.” Dino terkekeh kecil, deretan giginya yang rapi terpampang jelas.

“Mau kemana Del? Kok belum pulang?” tanya Dino setelahnya.

“O-oh, mau nyari orang. Tapi nggak jadi, orangnya nggak ada.”

Dino menanggapi dengan mulutnya yang membulat, membentuk abjad ‘o’. “Mau balik bareng?”

Dela melotot kaget, membuat Dino tertawa.

“AHahahhhaahahha!”

Dela terheran. “E-eh kenapa?”

“Gapapa, ekspresi lo lucu!” tawa Dino mulai mereda.

Dela bingung.

Emang ekspresi gue kenapa deh?

“Jadi, mau balik bareng? Mumpung rumah kita searah.”

Dela menimbang-nimbang penawaran Dino.

Kalo gue iyain, ngerepotin nggak ya? Soalnya lumayan ngehemat ongkos ehe.

“Tapi ntar ngerepotin lo?”

“Ya nggak lah, lagian sekalian kan? Rumah kita nggak jauh-jauh amat jaraknya. Searah lagi.”



















Setelah itu, Dela mengangguk. “Yaudah deh, gue balik sama lo.”

He's My Precious | Kwon Soonyoung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang