dua puluh empat

217 27 0
                                    

“Dela ada?”


Orang yang ditanyai menunjuk orangnya yang sedang menatap kearah luar jendela, “Tuh orangnya. Masuk aja.”

Dino mengangguk, lalu menghampiri meja Dela.

“Del?”

Dino menarik kursi yang ada disamping Dela, menciptakan suara deritan dan mengalihkan perhatian Dela.

“Dino? Kok disini?”

“Nih,” Dino menyerahkan sekotak susu coklat pada gadis itu, “Gue tadi beli dikantin. Buat lo.”

Dela menatap sekotak susu yang ada ditangan Dino itu.

Ah, tiba-tiba jadi keinget Kak
Soonyoung.

Namun gadis itu buru-buru menggeleng, dan menerima pemberian Dino.

“Makasih ya. Kebetulan gue laper.”

Dino mengusak pucuk rambut Dela, “Nggak ke kantin? Katanya laper.”

Dela menoleh, menggeleng kecil. “Males.”

Dela meminum susu itu sembari terus menatap kosong kearah luar jendela.

Dino hanya memperhatikan sikap gadis disampingnya yang akhir-akhir aneh.

Saat ia ajak ngobrol, tatapannya kosong, terkadang Dino sering mendapati Dela melamun, hingga ia panggil pun tidak mendengar.

Ia tidak tahu apa yang Dela pikirkan. Gadis itu lebih sering melamun.

“Del, ngelamun ajasih.”

Dela menoleh. “E-eh, maaf. Kenapa?”

Dino menghela nafas, “Nggak kok. Yaudah, habisin susunya. Gue balik kekelas dulu ya. Semangat belajarnya.” ucap Dino menyemangati.

Dela balas tersenyum, lalu mengibaskan tangannya, sembari menatap punggung kepergian Dino dari kelasnya.






Maaf Din. . .

He's My Precious | Kwon Soonyoung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang