tiga belas

219 33 1
                                    

“Eh, kertas asturo gue masih di motor.”

Semua melengos, yang punya kertas hanya ketawa garing.

“Gimanasih lo.” ucap Jihoon, salah satu anggota kelompok Dela dan kawan-kawan.

Dela menengahi, membuka suara, “Udah gue aja yang ambil.”

Hyewon memeluk temannya itu dari samping. “Aaaaa makasih Dela cantik!”

Dela hanya senyum pasrah waktu badannya dipeluk kencang oleh Hyewon. Yohan mencibir.

“Dih lebay lo Won!”

Hyewon melotot galak kearah Yohan. “Apaan sih lo, ngiri mau gue peluk juga?”

Yohan berlagak seperti orang muntah, lainya hanya tertawa melihat keduanya.

“Mana sini Hye kunci motor lo.” pinta Dela saat dirinya sudah bangkit hendak ke parkiran.

Hyewon ini memang mageran, jalan ke kantin saja kadang ogah-ogahan jika benar-benar tidak lapar. Apalagi ke parkiran yang jaraknya jauh dari kelas mereka.

Setelah Hyewon menyerahkan kunci motornya, Dela berjalan ke parkiran untuk mengambil kertas asturo yang akan digunakan untuk tugas kelompok.

Sekolah mulai sepi, sekarang jam pulang sekolah. Kelompok Dela mengerjakan tugas disekolah karena memang tugas mereka hanya tinggal tempel-menempel, sebab sebelumnya masing-masing sudah menyicil mengerjakan dirumah.

Sesampainya di parkiran, Dela langsung menghampiri motor Hyewon.

Namun, tiba-tiba langkahnya membeku, ketika melihat pemandangan yang ada didepan matanya.

Soonyoung, dan seseorang yang tidak Dela kenal.

Manik mereka bertemu. Pandangan mereka beradu.

Namun Soonyoung langsung menarik pergelangan tangan perempuan yang ada di sampingnya, Sherly, dan berjalan menuju motor Soonyoung yang terparkir rapi.

“Yuk Sher, keburu siang. Ntar orang rumah lo nyariin.”

Sherly ikut menatap Dela yang masih membeku, pertanyaan bermunculan di kepalanya. “Kenapa Soonyoung natapnya sampe segitunya?”

Dela buru-buru memutus kontak matanya dengan Sherly, dan mengambil kertas yang ada di jok tanpa bertele-tele.

Dela langsung melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, tapi suara motor yang menjauh membuatnya berbalik badan.













Kenapa dada gue nyesek gini?

Air mata Dela keluar tanpa ia sadari. Melintasi pipi, lalu jatuh begitu saja ke bawah.

Dela menggeleng, “Lo apa-apaan sih Del, dia cuma sebatas temen dan kakak kelas lo. Kenapa lo harus nyesek gini.”

Dela lanjut pergi dari sana, benar-benar pergi meninggalkan parkiran, tempat yang siang itu membuatnya menitikkan air mata.

He's My Precious | Kwon Soonyoung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang