dua puluh lima

218 27 0
                                    

Dela mencari-cari novel yang akhir-akhir sering dipinjam diperpustakaan. Hyewon bilang, novel itu sedang hangat-hangatnya dibicarakan karena ceritanya yang unik. Kebetulan sekali, gadis itu adalah pecinta novel remaja. Hampir seluruh novel diperpustakaan itu ia baca setiap ia mengunjungi perpustakaan.

Setelah menemukannya, Dela segera membawanya kepada pustakawan untuk ia pinjam dan bawa pulang, agar bisa dibaca dirumah.

“Makasih bu.” ibu pustakawan mengangguk, Dela langsung menuju pintu perpustakaan untuk keluar dan kembali ke kelas.

Saat berjalan di koridor, tak sengaja ia menangkap sosok yang berjalan mendekatinya.

Beneran?

Dela mengerjapkan kedua matanya, dan sosok itu masih ada dan malah semakin jalan mendekat.

“Dela!”

Karena sosok itu lebih tinggi darinya, ia harus mendongakkan kepalanya agar bisa menatap wajah si empu dari jarak dekat.

“K-kenapa?”

Orang itu tersenyum, “Ngobrol bentar yuk di rooftop?”

Dela membulatkan matanya, “H-ha?”

“Bisa nggak?”

Tanpa sadar Dela mengangguk, membuat orang itu tersenyum.

“Yuk.”

Jantung Dela berpacu lebih kencang saat tangan orang itu menarik pergelangan tangannya, membawa ia dan dirinya ke wilayah paling atas dari bangunan sekolah.

————————

“Mau ngomong apa kak?” tanya Dela.

Orang yang dipanggil ‘Kak’ oleh Dela itu menatap kearah langit yang seang cerah-cerahnya, angin semilir yang berhembus tidak kencang namun sedikit membuat sejuk.

“Sini dong. Jauh amat lo disitu. Gue berasa ngomong sama angin ntar.”

Dela tersenyum canggung, “O-oh iya kak.”

Orang itu, Kwon Soonyoung, merangkul bahu Dela. Mendekatkan keduanya. Dela semakin berdegup tak karuan.

“Apa kabar?”

“Baik kok. Kak Soonyoung?” Dela mendongakkan kepalanya, menatap wajah Soonyoung yang diterpa sinar matahari dari jarak sedekat itu.

Soonyoung tersenyum, keduanya matanya hampir tenggelam. “Semenjak kita menjauh, hati gue nggak baik-baik aja.”

H-hah?

Demi apa, Dela tidak mampu mencerna perkataan Soonyoung.

“Lo kenapa nggak peka sih Del sama perasaan gue?”

Harusnya gue yang nanya kak, kenapa lo nggak peka sama perasaan gue selama ini?

“M-maksud Kak Soonyoung?”

Kini, tubuh Soonyoung menghadap persis dihadapan Dela. “Gue tuh suka sama lo.”

“Gue lihat, akhir-akhir ini lo deket sama cowok. Siapa tuh?”

Tatapan Soonyoung begitu serius, membuat Dela mengalihkan pandangannya.

“P-pacar gue. Lee Dino, 10 IPA 4.”

Soonyoung membelalakkan matanya, namun reaksinya tak seheboh perasaannya. “Oh.”

Lalu keduanya diam. Soonyoung masih memperhatikan Dela, yang ditatap menunduk kebawah.

“Kenapa kakak bilang gini? Bukannya kakak udah pacaran sama Kak Sherly?”

Ah, tiba-tiba saja dada Dela terasa sesak.

Kenapa sih gue nih?!

“Gue emang pacaran sama dia karena waktu itu dia nyatain perasaannya ke gue. Gue pikir, dengan jadian sama dia, gue bisa lupain lo. Tapi yang ada, perasaan gue ke lo makin menjadi-jadi.”

Dela merasakan matanya mulai basah, dan setitik air mata keluar dari pelupuk matanya.

Soonyoung meraih Dela dalam dekapan, menenggelamkan wajah gadis didepannya pada dada bidangnya.

Dela membalas pelukan Soonyoung, dan menangis sejadi jadinya.

“Kenapa Kak Soonyoung juga nggak peka sama perasaan gue?!”

Dela menjauhkan badanya dari Soonyoung, menatap tegas kearah Soonyoung.

“Gue juga suka sama lo kak. . .”

Gadis itu menunduk, Soonyoung terkejut atas pernyataan Dela.

“Gue nggak bisa apa-apa karena gue pikir, kita ini cuma sebatas temen dan kakak-adik kelas. Gue bener-bener terluka waktu tau lo udah jadian. . .”

Soonyoung kembali membawa Dela kedalam pelukan, mengusap punggung sempit gadis didalam pelukannya itu. Membiarkan Dela menangis.







Del, kenapa baru sekarang. . .





















He's My Precious | Kwon Soonyoung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang