(5) -T.E.M.A.N-

73 5 1
                                    

MANTAN FAVORIT|C.D.S

My Dear Readers💕

My Dear Readers💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang teman yang tidak bisa kamu terima.
Adalah orang yang berbagi sedih, marah, dan tawa.
Tapi bersama orang yang kamu suka.

Teman—orang berharga dari seseorang yang kamu suka.

(l.u.n.a)

-C.D.S-

"Slurrpp..." Mesha menyeruput kuah baksonya dengan semangat membuat Velen memandang risih cewek itu.

"Lo emang nggak bisa ya, makan diem gitu." Velen menatap aneh cara makan sahabatnya tersebut.

Cewek itu berdecak. Tangannya menggenggam kipas mini berkarakter Hello Kity dengan warna violet mengkoverinya. Kemudian menaruh benda dengan baling-baling berputar penghasil angin itu tepat didepannya. Angin semilir berhembus disekitarannya. Mengibas samar rambut panjang milik Velen.

"Lah, gimana tuh? Makan, tapi diem. Mingkem dong!" Mesha memprotes tidak paham.

Cewek itu menghentikan sendokannya terhadap kuah asin dimangkuk bakso tersebut. Ia beralih memperhatikan Velen yang kini sibuk bercermin membetulkan tatanan rambutnya.

"Ya gimana gitu, kek. Yang penting keep quite." elak Velen asal.

Lalu ia melihat Luna yang juga makan bakso diseberangnya.

"Noh, lo liat! Luna makan bakso tapi nggak kayak lo juga. Anggun. Lo contoh Luna itu kalo makan!" Mesha mencebikkan bibir mendengarnya.

"Gue ramal, pasti lo bakalan jadi emak-emak masa depan yang suka bandingin anaknya sendiri sama anak tetangga!" Mesha mencibir lantas melengoskan pandangannya kembali pada mangkuk bakso itu.

Ketiga perempuan itu kini menghabiskan jeda waktu istirahat mereka untuk mengisi perut di kafeteria milik sekolah.

"Vee, makan ada suaranya itu, tandanya nikmat." ujar Mesha. "Like this.." ia mulai menyesap kuah baksonya. Membuat suara seruputan kuah tersebut dengan berlebihan.

Velen kembali menatapnya risih. Ia tau Mesha sedang menggodanya.

"Oiya, lo ngomong apa aja sama Gabriel?" puas dengan Velen. Mesha beralih pada Luna.

"Lo pasti ditanya macem-macem, kan? Lo jawab gimana?" Velen terlihat antusias menebak-nebak.

"Ya, dijawab." Luna lalu meletakkan ponselnya. "Dia cuma nanyain yang mau gue omongin pas pulang sekolah waktu itu." Luna memandang kearah dua sahabatnya.

MANTAN FAVORITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang