(16) -T.E.K.A.D-

49 2 0
                                    

MANTAN FAVORIT|C.D.S

My Dear Readers💕

❝  Kamu manusia apa separuh lingkaran? Kok berputar 180° membingungkan??? ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝ 
Kamu manusia apa separuh lingkaran? Kok berputar 180° membingungkan???

-C. D. S-

"Lo sakit lagi?" Matteo menatap gadis itu. "Lo sakit apa kok ngga sembuh-sembuh? Katanya pilek, tapi sampe sekarang lo masih pucet." Matteo mengerutkan dahinya marah.

Ia tidak akan mudah tertipu meskipun Luna memakai masker sekalipun untuk menutupi wajahnya. Luna mencebikkan bibirnya kesal. Tatapan menusuk itu masih menginterogasi Luna.

"Lo marah karena gue minta anter ke sekolah lagi?"

"Bukan masalah itu. Gue mau-mau aja gojekin lo terus. Gue ini kuatir sama lo, paham ngga sih?"

"Akhir-akhir ini cuma ngga lagi nafsu makan..." cicit Luna memainkan jarinya gugup.

"Dari kemarin itu terus keluhannya. Pulang nanti periksa ke dokter, ya? Gue yang anter." Matteo berusaha meyakinkan gadis itu agar tidak usah takut.

"Tapi gue masih bisa sarapan sama roti." elak Luna membela diri.

"Roti ngga masuk hitungan."

"Yang penting kan, makan."

"Baru tau sekarang, makan itu penting?" Matteo mengawasi segala pergerakan kecil Luna yang mencurigakan.

Luna mengangguk patah-patah. Berharap ucapan itu merupakan babak final akhir atas acara eksekusi dadakan ini.

"Makanya, berkali-kali gue udah ingetin. Makan itu yang teratur, Luna. Kalo ngelewatin jadwal makan lagi, lo bisa sakit terus. Makan yang banyak biar sembuh."

Luna mengerucutkan bibir dengan wajah tertunduk. Netranya disembunyikan agar tidak berbentur dengan kilat tajam mata Matteo yang dikelubungi amarah.

"Es Dogernya, Kak!"

Ezra tiba-tiba muncul dari belakang Luna. Cowok itu nimbrung dengan tangannya membawa Es Doger yang menggunung. Isiannya menjulang cukup tinggi.

Cowok itu memegang esnya asal-asalan. Mengayunkannya kesana-kemari.

Sementara Bian yang memperhatikan itu khawatir setengah mati. Mengelus dadanya penuh kelegaan sontak berubah bergerak tertahan karena panik dengan kedua mata membola sempurna.

Semua itu karena aksi sembrono Ezra.

"Geseran dikit, sempit!" cowok itu duduk menghimpit tubuh Matteo. Menyenggol posisi tubuhnya agar segera beranjak. Sedikit bergeser memberi ruang untuknya.

Bian mengikuti dari belakang, mengisi ruang kosong disisi lain sebelah Matteo.

"Rafa mana?" Luna mengedarkan pandangannya tidak mendapati Rafa.

MANTAN FAVORITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang