(8) -D. I. A. M D. I. A. M-

64 5 2
                                    

MANTAN FAVORIT|C.D.S

My Dear Readers💕

My Dear Readers💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku selalu meminta perhatian kecilmu dimasa lalu. Sekarang aku benar-benar mengemisnya.

(l.u.n.a)

-C.D.S-

Luna berjalan santai menghampiri Gabriel. Dengan alaminya gadis itu duduk disamping Gabriel, dimana tersisa ruang tempat duduk kosong disebelahnya. Safa terkejut melihat kedatangan Luna yang tiba-tiba duduk disebelah cowok itu.

Gabriel tersadar lalu menengok seseorang yang berada duduk disebelahnya.

"Boleh gabung, ya?" Luna meminta izin pada Gabriel. Sementara Gabriel masih tercengang melihatnya. Luna tersenyum tipis. sangat tipis.

"Kok, lo ngga duduk di tempat lain? Perasaan yang lain masih kosong." Akhirnya cowok itu bersuara, tapi Luna hanya tersenyum menanggapinya.

"Emang harus penuh dulu ya, Gab. Biar bisa duduk sama lo?" Luna tertawa kecil dipaksakan. "Masa lo tega nyuruh gue duduk sendirian?"

Safa melihat interaksi dua orang didepannya dengan tidak enak. Ia menundukkan kepala..

"Abaikan gue. Gue cuma mau numpang disini aja kok. Lanjutin aja obrolan kalian" Luna pun memesan jus minuman pada pelayan Kafeteria yang tidak sengaja berjalan dibelakangnya.

Tak lama, minuman Luna pun datang dan diantar ke meja yang ditempatinya. Ia pun langsung menyeruput Jus Lemon pesanannya.

Tiba-tiba saja Safa mendesis, cewek itu menyentuh bibirnya yang merah membengkak.

Gabriel yang menatap cewek itu kebingungan. "Kamu kepedesan?" Gabriel khawatir.

Safa mengangguk kecil pada cowok itu.

Dengan gerakan sigap Gabriel menyerahkan kotak tisu yang disediakan diatas meja pada Safa. "Kamu bersihin pake tisu dulu."

Safa mengangguk tidak kuasa menjawab dengan keadaannya seperti itu. Lidahnya pun terasa terbakar. Setelah mengusap sekilas area mulutnya, cewek itu mengibaskan tangannya kecil berusaha mengusir rasa panas yang menyerang.

Gabriel terkejut, ia tidak terlalu memperhatikan. Cowok itu melirik minuman disamping depan Safa yang sudah ludes tidak bersisa.

Luna menyodorkan minumannya pada Safa. "Minum ini dulu."

"Ngga apa-apa, Kak?" tanya Safa memastikan. Luna mengangguk tidak keberatan.

Safa menyeruput jus Lemon itu sesekali mendesis karena pedas yang terasa menyerang lidahnya. Cewek itu mengeryit dengan perpaduan rasa pedas dan asam lemon yang mendarat dilidahnya.

MANTAN FAVORITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang