T X D
"ToD?"
Berawal dari permainan Truth or Dare.
Kisah Luna yang mengulang kembali masa percintaannya
"Diajeng Aluna Kasmirah, I dare you to break up with your Ex."
Luna tersedak cola minumannya.
Tatapan gadis itu kosong dan ia terdiam membeku.
T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝
Sekalipun kita bersama kembali, perasaannya sudah tidak mungkin bisa diselamatkan lagi
(l.u.n.a)
❞
-C.D.S-
Bunyi detik dari jam bundar yang menggantung pada paku tertancap di dinding. Memenuhi sebuah ruangan persegi berlapis penuh cat merah muda.
Ruangan dengan ukuran minimalis dan desain sederhana sesuai ciri khas si empunya tersebut menyala terang. Ruangan itu berisikan satu ranjang single bed yang diposisikan tepat disamping kanan jendela.
Sementara satu set meja belajar dengan tambahan lampu berdiri disisi lain, bertepatan setelah kaki ranjang.
Kamar kecil tersebut merupakan milik seorang gadis yang kini tengah duduk hening dikursi belajar. Hanya beberapa suara jangkrik menyahut dari luar jendela.
Gadis berambut pirang sepinggang menyandarkan punggung pelan pada kepala kursi.
Luna menarik napas kemudian merenggangkan tangan keatas dengan suara dorongan tertahan yang panjang.
Pena yang semula terapit diantara jemarinya tergulir lepas diatas tumpukan lembar-lembar kertas putih.
Gadis itu terduduk tegak di depan meja belajar selama 2 jam lebih. Otot-otot tubuhnya terasa kaku. Terutama, bagian punggung Luna yang kini ikut ia lemaskan dengan sedikit berputar pada masing-masing arah kanan dan kirinya.
Ia menghela nafas singkat.
Pandangan gadis itu masih dalam perpotongan baris soal terkahir yang tercetak diatas kertas.
Luna menatap lembar helai-helai kertas lain dengan angka berjubel memadatinya.
Mungkin ia perlu istirahat sebentar.
Luna beralih meninggalkan kursi panas itu. Ia berjalan menuju tempat tidur lantas mengambrukkan dirinya jatuh di tempat tersebut.
Tubuh mungil gadis itu terkapar bersama pantulan singkat permukaan ranjangnya.
Ponsel dengan case bewarna biru dongker sudah berada dalam genggaman Luna.
Luna memainkan ponselnya. Gadis itu berencana mengirim pesan untuk kedua sahabat menyebalkan yang kini dirindukannya secara tiba-tiba.
Ia membuka sebuah grup pesan tersemat dibagian atas urutan kedua. Jemarinya lantas mengetik-ngetik huruf pada keyboard yang tertampil dilayar ponselnya.