Pagi ini Shakira telah rapi memakai overall dan baju lengan pendek warna putih. Ia berniat untuk mencari udara segar hari ini,
Shakira berjalan melangkah ke depan, ia melihat tepat di depannya ada seseorang yang sedang duduk di kursi sambil bersedih.
Shakira menghampirinya,
“loh Reynald?” ucap Shakira,
Reynald terkejut, ketika melihat Shakira di depan tepat di hadapannya.
Shakira semakin melangkah mendekat, untuk duduk di samping Reynald.
“lo kenapa?” tanya Shakira,
Reynald tersenyum, “Gak papa,”
“bohong,”
Reynald menatap Shakira bingung.
“kok bohong?” ucap Reynald, lalu menghadapkan wajahnya lagi ke depan.
Shakira memegang pundak Reynald dengan kedua tanganya, agar Reynald mau untuk menatapnya.
Reynald diam termenung,
“gue tau lo ada masalah, lo bisa aja bohong ke orang tapi lo gak bisa buat bohongin gue,” ucap Shakira. “kenapa gak coba untuk cerita?” lanjutnya,
“cerita ke siapa?” ucap Reynald, “Semua orang itu cuma ingin tahu bukan peduli,”
“tidak untuk semua orang, emang ada kalanya kita merasa seperti tidak ada yang peduli terhadap kita. Selalu ada kok yang peduli sama lo, namun kepedulian itu tidak semuanya untuk selalu blak-blakan,” ujar Shakira.
“lo kenapa?” tanya Shakira,
“gue kangen omah Raa,” ucap Reynald,
“kenapa gak coba lo hubungin? Atau ke rumahnya?” tanya Shakira.
“omah gue udah gaada,” ucap Reynald lirih. Wajahnya terlihat sangat sedih.
“ups,, maaf gue gak bermaksud,” ucap Shakira.
“iya gak papa lo kan gatau,”
“Nanti dulu,”
Shakira segera pergi meninggalkan Reynald sendirian,
-oO0Oo-
Shakira kembali lagi ke taman tempat Reynald duduk. Kali ini Shakira membawa balon banyak dan berwarna-warni warnanya.
Reynald yang melihat itu menyorotkan wajah aneh,
“kok lo bawa balon?” tanya Reynald,
“iya buat lo,” jawab Shakira, sambil menyodorkan balon itu.
Reynald menerima balon itu dari tangan Shakira.
“buat apa? Udah mana banyak banget lagi,”
“ayo ikut gue,”
Shakira menarik tangan Reynald agar ia mengikutinya. Shakira membawanya sedikit menjauh.
“Lo tulis apapun itu yang lo rasain saat ini di kertas ini,”
“tulis?”
Shakira mengangguk.
Reynald mulai menulis apapun yang ia rasakan saat ini. Gembira ataupun sedih.
“sudah?” tanya Shakira,
“iya,”
“nih selotip, sekarang lo tempel kertas yang tadi sudah lo tulis di setiap balon yang ada,”
Reynald mulai menempelkan selotip itu. Dan semua sudah selesai. Shakira mengajak Reynald untuk berdiri.
“dan sekarang lo berdoa di dalam hati,” perintah Shakira.
Reynald mulai memejamkan matanya dan mulai berdoa di dalam hatinya.
“lo lepasin semua balon itu, sambil berbicara dalam hati apa yang udah lo tulis tadi,”
"Untuk omah, aku sangat sayang omah,"
Satu balon terlepas.
"Semoga omah tenang di alam sana ya,"
Balon ke dua mulai di lepaskan.
"Omah, sekarang mamah udah peduli lagi sama Reynald,"
Balon ke tiga terlepas kan.
"Semoga kita bisa bertemu suatu saat nanti omah,"
Balon ke empat terlepas kan.
"Semoga aku bisa selalu ada di samping shakira,"
Balon ke lima ter lepaskan. Begitupun dengan balon-balon selanjutnya.
Reynald menoleh kepada Shakira, Shakira yang merasa di perhatikan itu pun menoleh kepada Reynald.
“Lo tuh orang yang kuat Rey gue tau itu, semangat yaa jangan mudah menyerah roda kehidupan selalu berputar,” ucap Shakira,
Reynald tersenyum, “makasih, lo udah bisa nenangin hati gue,”
Shakira ikut tersenyum, “iya sama-sama,”
TBC,
Heelllooooo!
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNALD
Teen Fiction"TANPA DESKRIPSI, PERILAKU KADANG TELAH MEWAKILKAN~" - - Reynald Geraldino Sagara, siapa yang tak mengenal cowok itu? Satu sekolah pasti mengenalnya. Seorang badboy yang selalu terlambat sekolah, tak pernah mengerjakan tugas, sering membolos. Hingg...