d u a

125 103 102
                                        

Jangan lupa vote + comment untuk apresiasi author. Makasih❣️

🍃🍃🍃

"Sial banget," gumam Naeun sangat kecil.

Naeun berharap masalah ini tidak terlalu rumit.

"Ngapain masih nunduk?" bisik Jeno tepat di samping telinga Naeun.

Naeun sedikit terkejut, karena seperti ada bisikkan setan di telinga kirinya.

"Udah gak ada tuh orang yang lo tabrak. Sebelum, lo ngomong tuh orang juga udah pergi gitu aja," sambung Jeno.

Naeun mendengakkan kepalanya. Setelah itu, ia mendengus kesal dan menghentakkan kakinya kesal.

"Kenapa sih orang-orang ngajak berantem semua?!" gerutu Naeun melipat kedua tangannya di depan dadanya lagi.

Naeun bergegas jalan cepat, agar jauh dari kesialan lagi. Disaat ia ingin berbelok di tikungan koridor, sangat disayangkan. Kini, rambutnya yang tersangkut pada kancing baju seseorang karena ada beberapa OSIS yang mendorong Naeun karena terburu-buru.

Lagi, lagi dan lagi Naeun harus menghembuskan nafasnya. Disaat ingin melepasnya, rambut Naeun tidak dapat di lepas.

"Sorry," ucap Naeun memelas.

"Gak apa-apa. Jangan ditarik, nanti kepalanya sakit," kata orang itu membuat Naeun terdiam dan ia melepaskan rambut Naeun pelan-pelan.

Jeno terkekeh sebentar. Lalu, berlari menghampiri Naeun berniat untuk menolong Naeun.

"Eh, Bang. Cewek gue, lo apain ini sampe nyangkut gitu rambutnya?" tanya Jeno yang sedang berakting khawatir.

"Cewek lo?" tanya balik orang itu sembari berusaha melepaskan rambut Naeun dari kancing bajunya.

Jeno sebenarnya menahan tawa karena Naeun terus kena sial dan wajahnya kini yang sangat komuk.

"Maaf, maafin saya ya kak? Saya gak sengaja nyangkutin rambut ke baju kakak," ucap Naeun setelah rambutnya sudah terlepas. Orang itu hanya mengangguk.

"Jangan sampai nyangkut di baju cowok lain lagi ya," imbuh cowok itu sambil mengacak-acak rambut Naeun.

Naeun terbungkam bingung. Orang itu tiba-tiba menghilang dari mata Naeun.

"Jen, orang itu udah gila ya?" tanya Naeun yang masih membeku.

"Kenapa? Lo baper, ya? Yah, patah deh hati gue," jawab Jeno yang sama sekali tidak membantu.

"Gak, gila. Gue benci skinship, anjir," celetuk Naeun menghentakkan kakinya.

"Emang itu termasuk skinship, ya?" tutur Jeno dengan polos.

"Ah. Taulah!" seru Naeun benar-benar meninggalkan jeno.

"Cewek kalo PMS gitu ya?" gumam Jeno yang memperhatikan Naeun pergi.

Naeun mencari dimana ruangan untuk murd baru. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang OSIS yang berdiri dam sesekali tersenyum ke arah mruid yang berpakaian putih biru.

"Maaf, kak. Mau tanya, untuk kelas sepuluh. Ruangannya dimana, ya?" tanya Naeun dengan sangat sopan.

"Ah, itu. Kaamu naik ke lantai dua, lewat sini. Dan kelas di lantai dua ini untuk murid kelas sepuluh. Nanti tinggal kamu cari nama kamu di daftar nama yang tertempel di jendela ataupun pintu kelasnya, ya," jelas kakak kelas itu dengan ramah dan senyum manisnya.

"Wah, senyumnya cantik. Aku insyikyur," batin Naeun.

"Terimakasih, kak," ucap Naeun sambil tersenyum dan mulai menaiki anak tangga.

You Are My Euphoria Where stories live. Discover now