Jangan lupa vote + comment untuk apresiasi author. Makasih❣️
🍃🍃🍃
"Dek," panggil Jaemin lemah lembut, tetapi memilili makna yang berbeda.
"Kenapa bang?" Naeun menghampiri Jaemin tanpa merasa hal buruk akan terjadi.
"Jujur sama abang," ucap Jaemin dengan suara beratnya membuat Naeun kelabakan.
"Jujur apa?" Naeun bertanya pada Jaemin seakan tidak melakukan kesalahan.
"Belum sarapan kan? Jujur sama abang," balas Jaemin menyipitkan matanya.
"Anu ..., a-aku," jawab Naeun terputus dan menundukkan kepalanya.
"Siapa yang suruh pagi-pagi makan cemilan?" bentak Jaemin semakin membuat Naeun menunduk.
"Aku," gumam Naeun pelan.
"Terus kamu belum sarapan?" tanya Jaemin lagi.
"Iya." Suara Naeun semakin mengecil.
Jeno yang tidak mengetahui permasalahan antara adik kakak itu, hanya duduk kalem di sofa sambil memainkam stik PS nya.
"Cemilan apa aja yang kamu makan?" tanya Jaemin yang masih marah.
"Gak tau, tapi aku gak makan banyak kok," jawan Naeun menatap wajah Jaemin.
"Dek!" bentak Jaemin lagi.
"Iya, maaf. Gak aku ulang lagi," sahut Naeun menunduk kembali.
"Yaudah, nanti siang harus makan. Cemilan abang sita, kamu gak boleh makan cemilan sedikit pun. Paham?" Jaemin memaafkan Naeun, tetapi tidak ada cemilan untuk Naeun sampai sebulan.
"Iya." Naeun masih menunduk dan kembali menghampiri Jeno.
«•••»
"Jen, capek anjir nge-PS mulu," keluh Naeun melepaskan stik PS dari tangannya."Sama. Gabut gue," sahut Jeno.
"Lo elus rambut gue, Na," sambung Jeno.
Naeun sedikit berdecak, tetapi tetap mengelus rambut Jeno pelan.
"Coba kita pacaran ya, Na." Jeno mengatakan itu dengan harapan Naeun membuka hatinya.
"Jangan mimpi, nanti jatuh sakit," balas Naeun, menolak lagi.
"Sedih banget," celetuk Jaemin di depan pintu rumah.
"Sialan lo bang!" timpal Jeno.
Naeun melihat Jaemin yang berpakaian rapih itu. "Mau kemana bang?" tanya Naeun.
"Daeun, minta temenin nyari barang. Kalian berdua jangan macem-macem ya!" Pernyataan Jaemin adalah sebuah peringatan.
"Macem-macem gimana? Toh, gue ditolak mulu," sewot Jeno kesal.
"Bagus!" Jaemin segera keluar rumah dan menghampiri Daeun yang sudah menunggu di luar rumah.
"Fix, gue sama lo gak bisa nyatu, gara-gara Kak Daeun sama Bang Jaem jodoh," ledek Naeun tersenyum smirk.
"Bangsat." Jeno menatap sinis ke arah Naeun.
"Lagian, bisa-bisanya naro hati ke gue," cibir Naeun sambil memainkan ponselnya.
"Kalo hati gue bisa milih, gue juga gak akan milih lo, Na." Pernyataan Jeno yang menelan ludahnya dengan paksa.
"Lo harus move on dari gue, Jen," ucap Naeun tegas.
YOU ARE READING
You Are My Euphoria
Fanfiction[FOLLOW TERLEBIH DAHULU UNTUK LANJUT MEMBACA] ⚠️NO PLAGIAT⚠️ "Tahun ke tahun hanya harapan yang berlalu, tapi tidak menemukan apa yang ku cari. Ah, bahkan aku lupa apa yang aku cari." -Na Naeun Na Naeun---gadis SMA yang hanya menunggu harapannya, me...