1.7

378 59 34
                                    

Kamu menghempaskan buku di tanganmu keatas ranjang lalu menghela napas. Setelah itu sebuah panggilan dari Chris masuk dan kamu segera mengangkatnya.

"Chris!"

'Hey hey, kamu terdengar senang sekali.'

"Hehe, aku menunggumu sejak tadi.."

'Menungguku? Astaga. Kamu harus belajar dengan baik, Sweetheart.'

Kamu menggerak-gerakan kakimu senang mendengar itu, "Ahh baiklah, aku akan belajar dengan sangatttt baik."

'Bagus. Kalau begitu aku sudahi saja telfonnya. Kuingatkan, jangan merindukanku. Aku menyayangimu, sampai jumpa di akhir minggu!'

Piip

Kali ini bibirmu mempout karena dia menelfon dalam waktu yang sangat singkat. Belum juga kamu mengatakan apa-apa, sudah mengucap sampai jumpa. Tapi tak lama kemudian kamu mendapat beberapa pesan dari Chris.

|| C : Jangan tunggu telfon atau pesan dariku lagi
|| C : Semoga kamu mendapat hasil yang bagus
|| C : Hentikan senyum bodoh itu dan segeralah belajar

Kamu mengulum bibirmu dan memekik senang, tetapi tertahan karena kamu menutup mulutmu dengan bantal. Matamu kembali menatap layar ponsel yang menunjukkan notifikasi baru.

|| C : <3

"Gosh, apa-apaan dia.." monologmu, lalu menutup mata dan tersenyum seperti orang gila.

"Mommm, I'm dyingg..."

Kamu membalik tubuhmu menjadi telungkup dan kembali mengambil bukunya untuk mulai belajar, dengan lebih sungguh-sungguh tentunya. Lagipula kamu sudah mendapat dorongan semangat dari Chris, itu sudah lebih dari cukup untuk mengkukuhkan niatmu.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam dan kamu memutuskan untuk menyudahi belajarmu untuk ujian besok. Kamu turun dari ranjang dan pergi keluar.untuk memberi makan Blue dan yang lainnya.

Saat masuk ke dalam ruang penyimpanan, kamu mendapati Ted yang sedang sibuk memberi makan para hewan. Akhirnya kamu memilih duduk di tepi pintu.

"Aku baru saja akan memberi mereka makan," ujarmu.

Ted menoleh, dia tersenyum lalu menyuruhmu menghampirinya. Kamu menurut dan mendudukkan diri disebelahnya.

"Dad tidak mau belajarmu terganggu," katanya.

Kamu tersenyum simpul lalu merangkul lengan ayahmu, "Terimakasih, Dad."

Ted mengusap tanganmu, "Untuk apa?"

"Untuk merestui aku dan Chris." katamu.

Dia melepaskan tanganmu lalu mengusap kepalamu pelan, "Dad senang, kamu menemukan cintamu. Jadi, jangan berterimakasih dan lakukan apapun untuk kebahagiaanmu Y/N."

Kamu menatap Ted dengan mata berbinar, "Aku menyayangi Daddy."

Ted mengangguk pelan, "Aku juga menyayangi Margaret." katanya, dengan wajah serius.

Kamu menekuk bibirmu dan merajuk, "Dad!"

×××

(Keesokan harinya)

Sudah lebih dari tiga puluh menit bel berdering dan Ted belum juga datang untuk menjemputmu karena masih sibuk dengan urusannya. Berakhirlah kamu disini, duduk di salah satu kursi kantin melahap roti isi bersama Ken dan William yang setia menemanimu.

"Ini hari pertama tapi rasanya sudah seperti tiga tahun." celetuk Ken gusar.

William menatap temannya itu malas, "Maka kamu akan menghabiskan seluruh sisa umurmu untuk menyelesaikan minggu ini." sahutnya.

"Cuacanya panas sekali, aku jadi haus. Botol minum kalian mana?" tanyamu, lalu menadahkan tangan meminta apa yang kamu tanyakan tadi.

Ken menggeleng, "Habis."

Lagi-lagi William menghela napas dan berdiri. Tanpa berkata apa-apa dia berjalan pergi, itu membuatmu dan Ken saling bertatapan tapi akhirnya juga saling menggedikan bahu tak perduli.

Kamu memandangi ponselmu dengan raut sedih dan kesal. Melihat profile picture milik Chris yang menghilang dari layar ponselmu sejak kemarin. Di telfon tak bisa, dikirimkan pesan tidak dijawab. Dia benar-benar menyiksamu dengan ini.

Yesa memberitahumu jika Chris memutuskan untuk memutus kontak denganmu agar kamu benar-benar fokus untuk ujian.

"Dengan memblokir nomorku? Yang benar saja." gerutumu lalu menyimpan ponselmu ke atas meja dengan agak kasar.

Will benar, sepertinya kamu juga menghabiskan seumur hidupmu untuk menjalani minggu yang menyebalkan ini. Baru kemarin kamu melihatnya dan mendengar suaranya. Tapi matamu tak pernah berhenti menatap sosok pria yang saat ini tertera sebagai wallpaper beranda utama ponselmu itu.

"Hei, kamu kenapa?" tanya Ken.

Kamu menatapnya lalu menggeleng, "Tak ada apa-apa."

"Dia diblokir oleh pacarnya." sahut William yang entah datang darimana, pria itu menaruh sebotol air mineral dingin kehadapanmu.

"Ish," sergahmu, seraya menepuknya kesal karena setelah mendengar ucapan William, Ken langsung menegakkan duduknya dan menatapmu dengan mata melebar.

Lihat saja, setelah ini akan dimulai sesi introgasi dengan beribu pertanyaan yang menerpa telingamu.

"Jadi benar kamu berpacaran?!"

Nah, interogasi baru saja dimulai.

×××

Kamu mengintip ke layar ponselmu yang menghitam dari sela selimut yang menutupi seluruh tubuhmu. Setelah itu kamu mulai menggeliat dan bergerak kesana kemari karena kesal. Kakimu juga beberapa kali menghentak dan menimbulkan decitan dari ranjangmu.

"Dia membuatku gila jika seperti iniiii..." keluhmu, masih tetap berguling kesana-sini hingga membuatmu terlihat seperti kepompong.

Kamu merasa sangat bosan setelah belajar selama lebih dari tiga jam sejak sore tadi. Tak ada apapun yang melewati pikiranmu, kamu bingung harus melakukan apa.

Bagaikan di film yang sering kamu lihat, sebuah ide tiba-tiba muncul begitu saja diatas kepalamu. Tanganmu segera meraih ponselmu lalu membuka akun instagram milik Robert lalu kamu mulai menelusuri setiap foto yang di post oleh pria itu.

Beberapa saat kemudian matamu menyipit dan suara desahan puas terdengar dari bibirmu, "Gotcha!!"

Kamu berhasil menemukan akun milik Chris. Ternyata tidak begitu sulit. Wajahnya dengan jelas tertera pada salah satu postingan di akun milik Robert Irwin tersebut. Rasanya kamu ingin berterimakasih pada siapapun yang menerapkan fitur tag di postingan Instagram.

"What theIs that.." ucapmu tertahan, terkejut saat melihat postingan terbaru dari akun Instagram milik Chris yang memperlihatkan telapak tangannya yang lebar sedang mengenggam milikmu.

Kamu yakin wajahmu sudah memerah sekarang.

×××

| chrishemsworth My baby panda's sleeping.

-Komentar dimatikan-

×××

TBC.

Enjoying the story? don't forget to leave a vote or comment below to support the author.

Thanks!

[IN REVISION] Poisonous Blue Eyes || Chris HemsworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang