1.8 ⚠

547 61 24
                                    

Ps ; Ini part khusus menye-menye pokoknya.

×××

Tak terasa, empat hari sudah berlalu dan hari ini adalah hari terakhir dari pekan ujian kelulusanmu. Kamu sangat senang dan bersemangat karena setelah ini kamu akan dapat bertemu Chris lagi.

Buktinya, kamu langsung berlari pergi setelah bel pulang dibunyikan. Kamu sudah memberi tahu Ted jika kamu akan pulang agak larut karena harus menemui Chris lebih dulu.

Ya, kamu berlari meninggalkan sekolah menuju rumahnya.

Setelah sampai di depan bangunan besar bercat putih itu, kamu langsung menekan bel rumah beberapa kali hingga teriakan seseorang terdengar dari dalam gerbang yang tertutup rapat di hadapanmu.

"Wait!"

Saking senangnya, kamu hampir melompat-lompat kecil jika saja kamu tidak menahannya. Bibirmu juga kamu gigit agar tidak memekik. Kamu sangat merindukan Chris. Sangat!

Pintu terbuka dan senyumanmu tak dapat terbendung lagi saat melihat Chris berdiri dihadapanmu, dengan wajah bantal dan rambutnya yang berantakan. Ughh..

"Y/N?"

"Chris!" pekikmu lalu berhambur memeluknya erat.

Dia membalas pelukanmu lalu setelah itu kamu mendongak untuk menatapnya, "I miss you.." katamu dengan bibir menekuk.

Chris tertawa pelan lalu mengecup bibirmu, "Yeah, you do."

"Tidakkah kamu merindukanku juga? Aku kesal sekali! Apa-apaan dengan memblokir nomorku?!" kesalmu lalu memukul-mukul dadanya pelan, menumpahkan keluh kesahmu selama satu minggu tanpanya.

Chris menutup gerbangnya lagi lalu ia merangkulmu, "Aku hanya ingin kamu fokus pada ujianmu." katanya seraya membawamu berjalan masuk kedalam rumah.

Di dalam, kamu menaruh tasmu keatas sofa dan mendudukkan diri disebelah Chris, memeluknya lagi. Kamu menyandarkan kepalamu di bahunya menghirup dalam-dalam aromanya yang selalu menenangkanmu.

Chris melingkarkan tangannya pada pundakmu dan dia mengecup puncak kepalamu berkali-kali. Kamu diam dan menikmati itu.

Setelah itu kamu menatapnya, "Gimme a kiss," katamu, lalu Chris memajukan wajahnya untuk mencium bibirmu.

Kamu melepas pelukanmu lalu menatap baju lengan panjang yang kamu kenakan, "Ini tidak nyaman. Aku pinjam kausmu lagi, ya?"

Chris mengangguk, "Di kamarku, ambil saja."

Kamu turun dari sofa dan beranjak menuju kamar milik Chris. Kamu membuka lemari pakaiannya dan melihat-lihat baju yang tergantung rapih disana, tetapi kamu baru menyadari jika semua baju kausnya dilipat dan disimpan di bagian atas.

Dengan tinggi tubuhmu yang semampai ini, tentu kamu tidak dapat mencapainya. Bahkan setelah banyak lompatan kecil yang kamu lakukan.

Tubuhmu membeku tatkala merasakan tangan besar Chris merengkuh pundakmu dan dadanya bersentuhan dengan punggungmu saat pria itu datang untuk membantumu mengambilkan kausnya.

Chris membalikan tubuhmu lalu memberikan kausnya padamu, "Jangan tatap aku dengan mata bulatmu itu. Sudah cepat ganti bajumu," katanya.

Kamu mengangguk pelan dengan bibir sedikit terbuka, lalu Chris tertawa dan beranjak pergi keluar dari kamar.

Beberapa saat kemudian kamu keluar dan menghampiri Chris yang membaringkan tubuh di sofa seraya menonton Snake City di Nat Geo Wild. Kamu memilih untuk berbaring di depannya, merapatkan tubuh padanya walaupun ukuran lebar sofanya besar dan masih menyisakan banyak tempat untukmu.

Chris menurunkan lengan kirinya yang semula ia pakai untuk menyangga kepalanya menjadi bantalan kepalamu, lalu kamu menarik selimut untuk menutupi tubuh kalian hingga ke leher.

"Ini nyaman sekali," katamu, lalu Chris memeluk tubuhmu dari dalam selimut.

Cukup menggelikan saat kamu melihat pasangan yang sedang cuddling di film-film. Tapi sungguh, ini nyaman sekali.

"Chris," panggilmu.

"Hmm?" gumam Chris yang sibuk mengecupi puncak kepalamu sejak tadi dengan mata yang tertuju pada televisi.

"Aku masih merindukanmu, bagaimana ini?" tanyamu.

Chris mengambil remote tv lalu mematikan tvnya. Dia membalikkan tubuhmu lalu kalian bertatapan. Ia tersenyum lebar, begitupun kamu.

Setelah itu Chris mendekatkan wajahnya pada wajahmu dan kamu menutup mata. Dia mengecup keningmu, lalu ke kedua kelopak matamu, puncak hidungmu, kemudian kedua pipimu, lalu dagumu. Dan akhirnya dia mendaratkan bibirnya pada milikmu.

Telapak tangannya sudah berada di tengkukmu dan Chris mulai menggerakan bibirnya. Merubah kecupan manis kalian menjadi ciuman yang mulai menghangatkan tubuh.

Chris memiringkan kepalanya dan menggigit pelan bibir bawahmu, dia sangat lembut dan benar-benar melakukannya dengan perlahan agar kamu bisa mengimbanginya juga.

Tangan kirimu sudah meremas erat kaus yang Chris kenakan, ciumannya sungguh memabukkanmu. Rasanya jantungmu sudah mulai lelah berdetak dengan tempo secepat ini untuk kesekian kalinya.

Dia menciummu seakan kamu adalah benda kaca yang dapat retak dan hancur kapan saja jika disentuh. Sangat lembut dan membuatmu merasa dicintai.

Kami tak tahu cinta pertama akan seindah ini. Yah, untungnya bagimu. Tidak untuk semua orang cinta pertama dapat berjalan baik.

Kali ini Chris melepas pagutan kalian lalu kembali membuat kontak mata denganmu. Mata birunya itu, seakan membawamu masuk kedalamnya dan tenggelam lebih jauh. Setiap kamu menatapnya. Berkilau bagaikan berlian, begitu menawan.

Dia tersenyum untuk –Entah sudah ke berapa kali, "Masih merindukan aku?" tanyanya lembut.

Kamu tersipu lalu kembali menenggelamkan wajahmu ke dadanya, "Memalukan sekali. Ya Tuhan!"

Tawa halusnya terdengar di telingamu, membuat tubuhmu merinding. Setelah itu Chris mengambil tangan kirimu dan menautkan jari kalian lalu ia mengecup punggung tanganmu.

"Maaf aku memutus kontak denganmu begitu saja tanpa memberi tahu lebih dulu." katanya kemudian, kamu mengangguk tetapi tidak juga memperlihatkan wajahmu yang sudah memanas itu.

"Tidurlah. Kamu pasti lelah. Nanti sore akan kuantar pulang." tambahnya lagi lalu membenarkan posisi selimut kalian.

Kamu mengeratkan pelukanmu padanya, "I love you, Chris."

"Love you too, baby Panda."

TBC.


Enjoying the story? don't forget to leave a vote or comment below to support the author.

Thanks!

[IN REVISION] Poisonous Blue Eyes || Chris HemsworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang