1.3⚠

649 71 5
                                    

-Flashback-

William sedang bersantai setelah kalian sampai di rumah Greg. Dia membuka ponselnya dan membuka Instagram karena ada yang menandainya dalam sebuah cerita. Setelah melihatnya pria itu memutuskan untuk menjelajahi timeline sebentar sebelum menyelesaikan sesi istirahatnya.

Tangannya berhenti bergerak saat mendapati foto sang aunty bersama puterinya.

"Emelie sudah besar sekarang," monolognya lalu menyusuri postingan lain dari Natalie.

Dia mendapati sebuah foto yang membuatnya benar-benar terkejut.

"Chris?" monolognya lalu menzoom foto itu.

Ya. Itu Chris. Bersama Natalie dan Emelie.

Kening William semakin berkerut melihat caption yang dicantumkan Natalie pada postingannya, "Emelie with her Daddy."

"Daddy??"

Cepat-cepat pria itu mengunci ponselnya dan pergi keluar untuk menemuimu. Dia mendatangimu yang sedang bersantai di teras sembari memainkan ponsel. William mendudukkan dirinya disampingmu.

"Y/N," panggilnya.

"Hai Will," jawabmu santai, masih menatap ponselmu.

"Aku ingin menanyakan sesuatu," ujarnya.

Kamu mengangguk, "Sure, go ahead." jawabmu seraya menaruh ponsel diatas meja dan menatapnya.

"Apakah kamu tau kala–"

Dddrrrttt ddrrttt..

Ucapan William terjeda karena perhatian kalian teralihkan pada ponselmu yang tiba-tiba bergetar karena mendapat panggilan video dari Yesabelle. Dengan cepat kamu mengangkatnya.

"Good morning!" sapamu.

'Haha, good morning too!'

"Aku sempat tidak yakin kamu sudah bangun Yes,"

'Eum..Aku menyalakan alarm.'

"Tentu saja, mana bisa kamu bangun sendiri?"

Yesa menyipitkan matanya dan menatapmu nyalang, 'Yayaya, terserah kamu saja.'

"Ah iya, ini aku bersama William," katamu lalu menyorotkan kameranya pada pria itu.

"Y/N! William!"

Kali ini terdengar Ted memanggil namamu dan William, ia mengajakmu untuk ikut melihat sangkar burung milik Greg. Akhirnya kamu langsung mengangguk dan menyodorkan ponselmu pada William.

"Aku yakin kamu masih lelah. Aku akan pergi dan meninggalkan kalian berdua. Dah!" ujarmu cepat lalu berlari pergi dengan senyum jahil. Sedangkan William menatapmu bingung seraya menggaruk pelan tengkuknya.

'Hai William!'

-Flashback off-

×××

Kamu dan William menoleh saat Chris memanggil namamu, pria itu memberikan tanda agar kamu menghampirinya.

"Aku harap kamu mengingat kata-kataku." ujarmu pada William sebelum kamu pergi meninggalkannya.

Pria itu menghela napas dan mengasak rambutnya kesal, menatap sosokmu yang sudah beranjak dan menghilang bersama Chris.

"Damn.." makinya.

Sedangkan disisi lain kamu sudah berdiri berhadapan dengan Chris. Pria yang dapat membuat hatimu lebih baik bahkan hanya dengan melihatnya saja. Kamu berjanji tidak akan mendengarkan William sebelum ia memberitahumu apa alasan sahabatmu itu menentang hubunganmu dengan Chris.

"Ada apa?" tanyamu saat Chris membawamu untuk berbincang, dia menatapmu dengan sayu dan menggenggam tanganmu.

"Ada apa denganmu?" tanyanya seraya mengusap pelan punggung tanganmu dengan ibu jarinya.

Kamu berdeham lalu tersenyum padanya, "Aku tidak apa-apa, Chris." jawabmu.

Chris mengelus kepalamu lalu menarikmu kedalam rengkuhannya, "Kamu terlihat lesu dan murung. Jika ada sesuatu katakan padaku, oke?"

Kamu mengangguk dalam diam, masih dengan wajah bersandar di dadanya. Setelah itu Chris melepas rengkuhannya lalu dia menawarimu untuk pergi ke caravan. Dia bilang dia membawa kamera dan ia ingin mengajakmu berfoto.

"Kenapa tidak bilang dari tadi? Kalau aku tahu kamu membawa ini aku sudah mengambil banyak foto." katamu seraya mencoba kamera dengan tulisan Nikon didepannya.

"Chris, here!" panggilmu lalu segera memotretnya.

Senyum manis Chris yang tertangkap kamera membuat hatimu bergetar. Entahlah, tapi rasa ini selalu datang kala kamu menatapnya. Melihat lengkung indah bibirnya saat tersenyum, begitupun melihat iris biru lautnya yang semakin hari semakin membuatmu kagum, dan suaranya yang dapat membuatmu merinding.

Sepertinya dia benar-benar meracunimu dengan pesonanya.

Atau mungkin memang seperti ini rasanya cinta pertama? Entahlah, kamu tidak perduli.

"Hei, kenapa diam saja?"

Kamu tersadar dari lamunanmu dan terkejut menatap sosok Chris yang tiba-tiba sudah berada dididepanmu.

"T-tidak apa-apa." jawabmu dengan terbata.

Chris semakin memajukan tubuhnya hingga kamu mundur dan tersudut ke dinding caravan. Kamu menatap tepat ke matanya yang sekarang sedang menatapmu dengan intens dan itu membuatmu menenggak ludah.

"Chris," panggilmu pelan.

"Hm?" gumamnya seraya tetap menyudutkanmu.

Telapak tangannya yang lebar itu perlahan menangkup pipimu dan membuatmu benar-benar diam seribu bahasa, semakin tenggelam dalam iris biru samuderanya.

Chris menjadikan tangan kirinya sebagai penahan dengan menumpukannya pada sudut wastafel, sedangkan tangan kanannya masih ada di pipimu. Wajah pria itu semakin mendekat dan kamu yakin pipimu sudah merah merona saat ini. Terasa hangat. Kamu segera menyimpan kamera milik Chris ke nakas disebelahmu.

Dan matamu tertutup, memutus kontak dengan matanya saat kamu merasakan bibirnya mencapai milikmu. Membuatmu sontak melenguh pelan karena terkejut.

Kamu mengangkat tanganmu dan memegang kedua sisi lengannya saat ia menurunkan tangannya ke pinggulmu.

"C-chris." ujarmu pelan, meminta jeda karena kehabisan oksigen dalam paru-paru hingga ia melepaskan ciumannya.

Kamu lagi-lagi menatapnya, kalian sama-sama terengah lalu akhirnya tertawa pelan. Setelah itu dia mendekatkan wajahnya padamu dan kembali menciummu.

"Holy crap!"

Matamu melebar saat mendengar suara Ted, kamu langsung mendorong tubuh Chris dan kalian berdua sama-sama mematung karena melihat sosok Ted yang berdiri di dekat pintu caravan.

"Guys, I'm so sorry to disturb you. I gotta go." katanya lalu berbalik dan beranjak pergi.

Kamu mengulum bibirmu lalu menatap Chris. Setelah itu kamu segera berlari mengejar ayahmu, "Dad!"

TBC.

Enjoying the story? don't forget to leave a vote or comment below to support the author.

Thanks!

[IN REVISION] Poisonous Blue Eyes || Chris HemsworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang