1.6⚠

582 60 9
                                    

Au notes ; ada sedikit pembaruan, jadi di setiap judul yang ada tanda ⚠ itu tandanya di chapter tsb ada 17+ scenes. Gak pasti mature karena kissing scenes masih termasuk 17+

Be a wise reader, please.

Enjoy~

×××

Senyuman terbit di bibirmu tatkala Ted bilang bahwa sekarang giliran William untuk menyetir dan Chris yang menemanimu dibelakang. Tak lama kemudian kalian mulai bersiap lagi untuk melanjutkan perjalanan setelah menempuh hari dari pagi hingga sore.

Jam juga sudah menunjukkan pukul delapan malam, kamu mulai mengantuk setelah melakukan panggilan video cukup lama dengan Ken bersama William tadi, ditambah beberapa menit berbincang dengan Margaret yang tadi menelfon dan juga si cerewet Yesa yang menghubungimu.

Kamu masuk kedalam caravan bersama Chris, beriringan. Kamu di depannya, dia dibelakangmu sembari memegang kedua pundakmu.

Chris mendudukkan dirinya di sisi kasur sedangkan kamu mengambil air dan meminum obat sebagai antisipasi agar alergimu tidak kambuh. Holy sudah berdiam di dekat kasur, melingkar dengan manis di alas bulat miliknya.

Kamu berjalan mendekati Chris sembari tersenyum lalu ia melebarkan tangannya menyambut tubuhmu.

"Eum, aku mengantuk." katamu pelan seraya mengusap mata saat tubuhmu sudah mendarat dipelukannya.

Chris memelukmu dan mengusap pelan punggungmu, ia lalu berdiri dengan kamu yang masih memeluknya hingga tubuhmu ikut terangkat. Setelah itu Chris menidurkanmu ke atas kasur.

"Ayo tidur." katanya, kemudian ia naik keatas kasur dan berbaring disebelahmu.

"Peluk," katamu seraya merentangkan tangan kananmu.

Chris menekan puncak hidungmu gemas sebelum memiringkan posisinya lalu mendekatkan diri padamu. Tangan kanannya ia gunakan sebagai sandaran untuk kepalamu sedangkan tangan kirinya perlahan menjalar ke pinggulmu.

Kamu langsung menelusupkan kepalamu ke dadanya dan memeluknya erat. Kamu menarik napas dalam-dalam, menghirup aroma khas priamu yang sangat kamu sukai ini. Sangat menenangkan.

"Chris," panggilmu lalu mendongakkan kepala.

Chris menundukkan kepalanya dan mengangkat alis, "Ada apa?"

Kamu tersenyum lalu melingkarkan tangan kananmu ke tengkuknya lalu kamu menarik tanganmu untuk mendekatkan wajahmu dengan miliknya.

"Goodnight kiss." katamu setelah memberinya kecupan singkat.

Sebelum kamu memundurkan wajah lebih jauh, telapak tangan Chris yang lebar menahan tengkukmu dan kembali membawamu padanya.

"We should fix your definition about 'kissing', Y/N." katanya lalu mendaratkan bibirnya pada bibirmu.

Tanganmu mendarat di lengannya dan meremasnya pelan, terkejut akan apa yang dia lakukan.

Chris menggigit pelan bibir bawahmu hingga kamu melenguh pelan, dia masuk dan menjelajah didalam sana. Tangan kananmu sekarang sudah berada di tengkuknya sedangkan yang kiri menahan tubuhmu agar tidak menempel pada kasur karena Chris sudah berada diatasmu.

Kamu suka saat melihat bibir tipisnya bersentuhan dengan milikmu, kamu juga suka melihat iris biru lautnnya yang menggelap saat menatapmu seperti sekarang.

Kamu menarik napas sedalam-dalamnya untuk meraup oksigen sebanyak mungkin saat Chris menyudahi ciumannya. Lagi-lagi kalian bertatapan satu sama lain dengan napas yang terengah.

Chris menurunkan tubuhmu dan mengusap pelan bibirmu, "Ah ini terlalu manis, membuatku candu."

Kamu menepuk pelan lengannya lalu kalian tertawa, "Jangan dilanjutkan. Aku mengantuk." katamu.

Chris masih tertawa, ia lalu mengangguk, "Okay-okay. Nice dream, Sweets.."

Kamu menatapnya sekali lagi sebelum menutup mata, "Love you."

×××

"Bye Chris!" serumu seraya melambaikan tangan seiring dengan menjauhnya mobil milik teman Chris yang menjemput pria itu.

Kamu mengeratkan peganganmu pada Yesa lalu kalian tertawa, setelah itu kalian masuk kedalam rumah dan bergabung bersama Margaret yang sibuk menata sayur dan buah-buahan kedalam kulkas, dibantu oleh William.

Tadi itu pertemuan yang cukup awkward antara Yesa dan William. Keduanya hanya diam mematung dan itu membuatmu gemas sekali.

"Aku yang akan membantu Mom. Kalian mengobrol saja sana. Hush hush," usirmu seraya mengibaskan tangan kedepan William dan Yesa.

"Y/N," tegur Margaret.

Kamu kenatap ibumu lalu tersenyum jahil, "Ah Mom, biarkan saja."

"Sudah sana!" tambahmu lagi saat melihat kedua sahabatmu itu masih setia berdiri pada posisi masing-masing.

Mereka saling melirik lalu akhirnya Yesa menggaruk tengkuknya, "Sebaiknya kita turuti saja dia."

William mengangguk pelan lalu mereka berbalik dan beranjak menuju ruang tengah. Yesa mendudukkan diri di karpet bawah lalu menepuk tempat kosong disebelahnya.

"Kamu bisa duduk disini," katanya.

"Sebentar," jawab William lalu kembali ke dapur dan menghampirimu.

"Kenapa kembali?" tanyamu.

Dia hanya mengangkat bahu lalu membuka pintu freezer dan mengambil kotak bekal berwarna hitam milikmu, "Aku akan makan ini. Tidak apa-apa kan?"

Kamu menghela nafas lalu tersenyum paksa, "Ya, silahkan."

William mengambil satu potong cokelat dan menyuapkannya padamu, setelah itu dia tersenyum jahil dan mengusak kepalamu sayang, "Terimakasih!" katanya, dan Margaret hanya menggeleng melihat itu.

Sahabatmu itu kembali ke ruang tengah dan langsung mendudukkan dirinya disebelah Yesa.

"Kudengar kamu suka cokelat." ujar William seraya menyodorkan kotak bekal berisi cokelat batangan yang sudah kamu potong dengan susah payah beberapa hari lalu.

"Ahh terimakasih," balas Yesa seraya menepuk pelan lengan William, setelah itu dia mengambil satu potong dan memakannya.

"Eum, apa akhir minggu ini kamu bebas?" tanya William, memecah keheningan diantara mereka.

"Akhir minggu, ya? Kamu tahu, kupikir minggu depan semua sekolah mengadakan ujian akhir..." jawab Yesa.

William membuang wajah lalu menepuk pelan pahanya sendiri, "Ah iya, aku lupa."

"Sebenarnya aku tidak mempermasalahkan jika ini bukan ujian kelulusan." tambah Yesa lagi.

"It's  okay. Kuharap kamu bisa fokus dan lulus dengan nilai baik." ujar William lagi.

Yesa mengangguk, "Kamu dan Y/N juga. Hhhh...tak terasa sebentar lagi kita sudah lulus."

"Yah, waktu berjalan begitu cepat."

Yesa menatap lurus kedepan lalu kembali menatap William, "Bagaimana jika kita pergi setelah ujian? Ajak Chris dengan Y/N juga. Double date."

"Date?"

Yesa sontak menutup mulutnya, 'Date?! apa yang kamu pikirkan, Yesabelle!?'

TBC.

Enjoying the story? don't forget to leave a vote or comment below to support the author.

Thanks!

[IN REVISION] Poisonous Blue Eyes || Chris HemsworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang