0.3

510 102 13
                                    

"Pardon?"

Kamu melebarkan matamu saat mendengar ucapan Chris yang memintamu menemaninya datang ke acara pertunangan sahabatnya, Tom. Dan kamu datang sebagai kekasihnya.

Sekali lagi, KEKASIHNYA. walaupun hanya pura-pura. Oh ayolah, bisa-bisa kamu kehilangan akal setelah ini.

Tentu kamu mau. Siapa yang tidak? Tapi tetap saja kamu masih tidak bisa berpikir jernih untuk saat ini. Terlebih lagi melihat senyum dan tawa manis yang lolos dari bibir pria itu saat melihat ekspresimu sekarang. Sosok Chris benar-benar meracunimu.

"Kalau tidak mau tidak apa-apa, Y/N. Aku tid–"

"Apa kamu gila? Tentu aku mau." sahutmu cepat, tetapi setelah itu kamu langsung menutup mulutmu dan mengumpat dalam hati.

Chris terdiam hingga akhirnya kembali tersenyum, "Baiklah, aku akan meminta izin pada Margaret untuk mengajakmu pergi."

"Maaf sebelumnya, tetapi kenapa kamu mengajakku?" tanyamu.

Chris menegakkan duduknya, "Aku tidak punya siapapun untuk diajak. Sebuah keberuntungan aku kenal kamu sekarang. Dunia hewan membuatku terlalu sibuk hingga mengabaikan percintaanku." jawabnya.

Kamu menatapnya lalu menatap foto yang terpajang di rak sebelah televisi. Sepertinya Chris paham, ia berujar, "Itu Elsa, kekasi—ehm, mantan kekasihku."

"Dia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Tepat sebelum kami menikah."

Kamu sontak menatap Chris sendu, "I'm sorry to hear that, Chris."

"Tak apa. Aku sudah banyak belajar untuk mengikhlaskan." ujarnya dan senyuman kembali terbit di bibirnya. Tapi kamu yakin jika tatapan matanya mengatakan ia tidak baik-baik saja.

"Kamu pria kuat, Chris." katamu.

"Terima kasih."

Entah mengapa perasaan itu muncul. Perasaan untuk merengkuhnya agar ia menjadi lebih tenang. Kamu ingin memeluk Chris untuk menenangkannya. Tapi tentu saja kamu tidak bisa melakukannya saat ini.

"Tidak usah khawatir. Aku akan datang bersamamu." katamu dengan nada selembut mungkin lalu Chris menarik senyumnya seraya menatapmu sendu.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul enam sore dan kamu harus segera pulang ke rumah. Bahkan kamu tak sempat melihat peliharaan Chris yang sempat kamu jadikan alasan kedatanganmu ke sana.

"Biar aku antar, ini sudah sore." kata Chris lalu mengambil kunci mobilnya dan mengikutimu keluar dari rumah.

Awalnya kamu sudah menolak tetapi dia tetap ingin mengantarmu dengan alasan ingin bertemu Margaret untuk membicarakan rencananya mengajakmu pergi tadi. Akhirnya kamu mengiyakan saja.

×××

Kamu melambaikan tanganmu pada Chris yang baru saja pergi dari rumahmu setelah beberapa jam singgah dan mengobrol dengan kedua orang tuamu. Untung saja mereka mengizinkan kamu pergi dengan pria itu, walaupun dengan alasan kalau di pestanya nanti Yesabelle akan datang juga. Memang sih, hanya saja kamu merasa tidak tenang karena tak bilang pada Ted dan Margaret kalau kamu datang sebagai kekasih pura-puranya Chris.

Tiba-tiba ponselmu berdering dan menampilkan wajah serta nama Yesa di layarnya, kamu segera menggeser tombol hijau dan mendekatkan benda itu ke telingamu.

'Yo wassup! Bagaimana dengan tantanganmu?'

Kamu langsung menepuk keningmu, "Ah iya, aku lupa mengambil foto."

'Tapi kamu sudah ke sana 'kan?'

Kamu mengangguk pelan walaupun Yesa tidak dapat melihatnya, "Ya, dia baru saja pulang setelah mengantarku."

'Wahh, tak kusangka kamu berani juga.'

"Dia mengajakku datang ke acara pertunangan sahabatnya, Tom. Katanya kamu akan datang juga?"

'Serius? Wah ini momen langka. Tentu aku akan datang!'

"Momen langka?" tanyamu seraya mendudukkan diri di kursi teras.

'Iya. Chris bukan tipe orang yang seenaknya saja mengajak gadis datang bersamanya. Apalagi setelah kejadian yang membuatnya sangat terpukul hingga sulit berdekatan dengan wanita lagi.'

"Tentang Elsa?"

'Kamu sudah tau?'

"Iya, dia bercerita banyak padaku."

'Yasudah, kalau seperti itu aku harap hubungan kalian bisa ada perkembangan. Semangat, Y/N.'

"Astaga, aku malu dan merasa diriku aneh karena menyukai pria seperti Chris."

'Kenapa? Tentu saja itu normal. Kamu berhak jatuh cinta pada siapapun. Lagipula selisih usia kalian tidak mencapai dua puluh tahun.'

"Eum, aku belum tau tentang itu."

'Kalau begitu, aku harus menutup telfonnya. Mama dan Papa mencariku, sampai jumpa.'

"Eum, sampai jumpa." jawabmu lalu memutus panggilannya dan menghela nafas.

"Itu normal, Y/N. Itu normal." monologmu lalu masuk ke dalam rumah.

"Daddy, sepertinya Baron sudah bisa dilepaskan." ujarmu pada Ted yang sedang memandikan Holy di kamar mandi.

Dia menoleh dan menatapmu, "Benarkah? nanti akan daddy cek lebih dulu. Kalau memang bisa kita akan pergi Sabtu ini."

Kamu mengangguk, "Baiklah. Aku akan ada di belakang kalau Daddy perlu sesuatu."

"Hi Mom, sedang masak apa?" tanyamu pada Margaret yang sibuk memasak di dapur.

"Sup untuk daddy, dia sedang tidak enak badan." jawabnya.

"Hmm, padahal tadi Dad terlihat baik-baik saja." ujarmu seraya mengambil sehelai roti dan melahapnya begitu saja dan Margaret hanya tertawa pelan sebagai tanggapan.

"Aku akan melihat burung di belakang, Mom. Bye." pamitmu seraya beranjak ke halaman belakang dan masuk ke kandang burung besar.

Kamu mengambil sarung tangan besar yang tergantung di sana dan bersiul, "Hello, Baron." sapamu pada seekor burung elang besar yang hinggap di tanganmu.

Kamu mengelusnya dan mengamati kakinya, "Mungkin beberapa hari lagi lukanya benar-benar sembuh."

"Eum, bagaimana dengan tikus putih? Sudah lama aku tidak memberimu itu." ujarmu lalu mengibaskan tanganmu agar Baron terbang dan kamu bisa mengambil makanannya.

Kamu masuk ke dalam ruang peliharaan dan mengambil satu tikus putih. Sebelum pergi kamu menatap Blue, "Aku hanya minta satu, jangan khawatir."

Setelah itu kamu kembali ke kandang tetapi hanya untuk memasukkan si tikus lalu bersiul. Baron yang sedang bertengger di dahan pohon langsung terbang dan menukik turun untuk memangsa si tikus.

"Bruno mau makan!"

Kamu tertawa pelan melihat Bruno, si burung beo putih berseru.

"Baiklah, Bruno. Tunggu sebentar." sahutmu.

Kakimu kembali masuk ke dalam ruang peliharaan dan mengambil makanan untuk burung yang terbuat dari biji-bijian dan beberapa bahan lain yang tidak kamu tahu secara rinci. Sebelum kamu kembali tegak dari bungkukmu, matamu terlebih dulu menangkap sebuah cincin tergeletak didekat reptile terrarium. Kamu langsung mengambilnya.

"Ini milik siapa?" tanyamu.

Kamu segera memasukkan itu ke dalam kantung tanpa berpikir lalu memberi makan burung-burung peliharaanmu.

×××

TBC.

Jangan jadi pembaca gelap, soalnya kata org kalo yg gelap2 itu maksiat.

;)

[IN REVISION] Poisonous Blue Eyes || Chris HemsworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang