1.1

404 67 17
                                    

Chris menggenggam tanganmu lalu kalian masuk kedalam sangkar burung yang sangat besar. Bahkan didalamnya terdapat banyak tanaman dan pepohonan. Persis seperti yang kamu lihat di film Jurassic World. Setelah puas menikmati pemandangan, kamu kembali menatap Chris yang memandangimu dalam diam dengan senyumnya.

"Ini indah, aku tidak menyesal untuk ikut." ujarmu.

Chris masih tetap diam. Sedangkan kalian terus menyusuri tempat itu dengan berjalan beriringan.

Jantungmu berdetak cepat saat menyadari pintu kandang tidak tertutup karena para burung berkumpul di udara dan pergi dari kandang.

"Aaa!"

Kamu memekik kencang saat beberapa ekor burung menerjangmu saat akan keluar dari pintu. Kamu terjatuh dan mengaduh pelan.

"Chris?" panggilmu setelahnya.

Tak ada jawaban. Kamu melihat ke sekeliling dan tidak menemukan apapun. Kamu mulai ketakutan, lalu bangkit dan mengibas-ibaskan tanganmu yang kotor.

"Chris?" panggilmu dengan suara yang mulai bergetar.

Keheningan ini, rasanya akan membunuhmu perlahan. Kamu tidak suka keheningan. Tidak ada suara, tidak ada siapapun. Tubuhmu mendingin dan kamu mulai menangis.

"C-chris.."

"Hmm?"

Kamu membuka matamu dan mendapati wajah Chris ada dihadapanmu, terlelap dengan nyenyak sedangkan tangannya merangkul pinggulmu. Kamu menghela napas lega –sangat lega, lalu segera merengkuh lehernya erat.

"Y/N?"

Suara beratnya hinggap di pendengaranmu dan ia melepaskan lenganmu lalu menatap wajahmu yang memerah.

"Y/N are you crying? what's wrong?" tanyanya panik seraya membawa tubuh kalian untuk duduk.

Kamu diam dan mengatur napasmu yang tidak teratur, tanganmu terus menggenggam erat miliknya.

"Chris, don't. Don't leave me alone, please."

"Hey hey, sshhh...Semuanya baik-baik saja, it just a nightmare. I'm here," katanya lalu memelukmu.

Kamu membalas pelukannya dan menikmati elusan serta tepukan pelan yang Chris berikan di punggung dan puncak kepalamu.

Setelah itu Chris segera mengambilkan air untukmu dan kamu meminumnya dalam sekali tenggak, kerongkonganmu terasa sangat kering.

Kamu menatap Chris yang duduk disampingmu, "Aku baru sadar, dimana William?"

"Dia ingin menggantikanku mengemudi. Dan Ted memutuskan untuk menemaninya, dia menyuruhku untuk menjagamu." jawab Chris.

Kamu tertawa pelan, "Aku yakin Dad tidak menyuruhmu untuk menjagaku dengan cara seperti itu."

Chris ikut menyumbangkan tawanya, "Kamu terlihat kedinginan, aku hanya ingin membantu."

"Jika Ayah melihatnya mungkin dia akan marah padamu, berhati-hatilah." ujarmu lalu beranjak dan menyimpan gelas kedalam buffet lalu menguncinya agar tak terbuka.

"Ah aku jadi sedikit iri pada William," ujar Chris yang membuatmu menatapnya bingung.

"What are you talking about?" tanyamu.

"Dia bisa memelukmu dengan bebas bahkan didepan Ted. Sedangkan aku tidak," katanya.

Kamu menghampirinya lalu membungkuk untuk menyetarakan wajahmu dengannya. Setelah itu kamu menangkup pipinya dengan kedua tanganmu dan mengecup singkat bibirnya.

"Dia hanya sahabatku, Mom dan Dad sudah mengenalnya sejak lama jadi mereka tak mempermasalahkan itu. Kamu jangan cemburu, I'm yours." katamu.

Chris tersenyum dan mengangguk pelan, "I know."

×××

William menggaruk tengkuknya pelan saat melihatmu melangkah menjauh dengan tawa jahilmu, meninggalkan dia sendirian memegang ponselmu yang terhubung dengan Yesabelle melalui panggilan video. Wajahnya terlihat kebingungan dan canggung, tapi Yesa segera tersenyum lalu mengibaskan tangannya.

'Hai William!'

Mendengar itu William langsung memakukan pandangannya pada layar ponsel, "A-ah iya. Hai Yesa."

'Bagaimana perjalanan kalian? Apa menyenangkan?'

Si pria menangguk pelan, "Sangat menyenangkan. Tapi Y/N selalu saja bersama pamanmu jadi aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk berbincang dengan Ted."

Yesa tertawa pelan, 'Hhh...Those love birds.'

William mengangkat kedua alisnya, "Love birds?"

'Oh astaga, Y/N belum memberitahumu?'

Pria berusia delapan belas tahun itu menggeleng, "Aku bahkan tidak mengerti apa yang kamu katakan."

"Ada apa?" tanya William lagi.

Yesa menghela napas, 'Yah, mungkin Y/N akan memberitahumu juga akhirnya.'

Si gadis membenarkan posisi duduknya lalu bersandar di bedheadnya, setelah itu dia kembali fokus pada perbincangannya dengan William.

'Entahlah, akupun tak tahu apa hubungan mereka. But, you know? Something like...' katanya lalu mengangkat kedua alis di akhir kalimat.

William menganga saat mengerti apa yang dibicarakan Yesa, "Gosh."

'Apa kamu tidak bisa melihatnya? Astaga, bahkan aku bisa melihat tatapan berbinar Y/N saat pertama kali melihat Chris.'

"Kututup dulu, ya? Nanti kuhubungi lagi."

Si pria memutus panggilannya sepihak lalu segera beranjak dari duduknya, ia pergi keluar rumah dan mencari keberadaanmu, Chris, dan Ted yang tadi diajak melihat penangkaran milik Greg.

Yah, kalian sudah sampai sekitar tiga jam yang lalu. Pagi-pagi sekali bahkan sebelum matahari terlihat.

Kamu merasakan tepukan di pundakmu saat sedang sibuk mengelus seekor beo yang bertengger manis di dahan pohon.

"Will? Ah bagaimana kencannya?" tanyamu lalu tersenyum menggoda.

William hanya tertawa pelan lalu menyodorkan ponselmu, "Thanks,"

"Kamu bisa mengambil nomornya dan simpan di ponselmu. Aku yakin kalian akan dekat dengan mudah." jawabmu setelahnya.

William tersenyum simpul lalu mengangguk, "Nanti saja."

"Kalian membicarakan apa?" tanyamu seraya mengalihkan pandanganmu dari burung beo pada pria yang menjadi sahabatmu sejak beberapa tahun lalu.

Tiga tahun, kurang lebih. Karena tidak sampai tiga bulan lagi kalian akan lulus sekolah. Rasanya cepat sekali.

William berdeham, "Membicarakanmu."

Kamu mengangkat alismu lalu tertawa geli, "Aku? Apa kalian tidak bisa membicarakan hal yang lebih priba-"

"Honestly, it's about you and Chris." selanya kemudian, yang membuatmu berhenti tertawa dan menatapnya kaget.

"What did you say?"

TBC.

[IN REVISION] Poisonous Blue Eyes || Chris HemsworthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang