Ibumu menaruh empat piring sandwich di atas meja, kamu segera menyodorkan dua piring pada Yesabelle dan Chris yang memutuskan untuk menginap karena perkiraan cuaca yang buruk. Sekarang juga sedang hujan petir di luar dan jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Hujannya belum berhenti sejak tadi.
"Yesa bisa tidur bersama Y/N. Dan masih ada kamar tamu untukmu, Chris." Margaret berucap dan diangguki oleh keduanya.
"Terima kasih sudah menerima kami seperti ini. Maaf merepotkan," timpal Chris kemudian.
Margaret tertawa pelan, "Jangan khawatir Chris. Yesa sudah aku anggap keluargaku sendiri, begitupun saudaranya. Anggap saja kalian sedang berada di rumah kerabat."
"Dulu aku sering sekali menginap di sini, Uncle." ujar Yesa seraya mengunyah roti isinya, Chris hanya tersenyum menanggapi.
"Oh. Sepertinya Ted tidak bisa pulang juga malam ini."
Kamu menoleh saat mendengar ibumu mengatakan itu, "Kuharap daddy baik-baik saja, Mom."
Margaret mengecup keningmu, "Tentu."
Chris menurunkan pandangannya saat Holy, anjingmu, menghampiri kakinya. Anjing berjenis Husky itu sepertinya sedang mencari tahu sosok baru yang datang ke rumah. Tangan pria itu terulur untuk mengelus Holy, "Wow, bulunya indah sekali."
Kamu mengangguk, "Tentu, aku merawatnya dengan baik."
Chris menatapmu, dan lagi-lagi jantungmu berdetak dengan cepat karena melihat pria itu. Tapi akhirnya kamu berdeham pelan, "Ehm, aku harus memberi makan yang lainnya..."
"Kamu memelihara apa saja?"
Langkahmu terhenti saat mendengar suara baritonnya yang menggetarkan hatimu. Kamu merasa sudah gila karena merasakan itu untuk seorang pria yang mungkin usianya terpaut jauh lebih tua darimu itu.
"Ular, iguana, kadal, ikan, anjing, kura-kura. Dan, apa itu namanya? Landak? Duh, terlalu banyak untuk disebutkan." Yesa menyahut dan membuatmu terdiam.
Chris menunjukkan tatapan tak percaya, "Sebanyak itu?"
Kamu mengangguk, "Yah, daddy dan aku cukup menyukai hewan—"
"Terutama reptil. Dia bahkan memelihara banyak ular di belakang." MMargare menyahut tiba-tiba, lalu Yesa berdiri dari duduknya dan menghampirimu.
"Aku rindu Chico, ayooo!" ajak Yesa lalu menarik tanganmu.
"Boleh Chris ikut? Dia suka hewan juga," tambahnya lagi.
Kamu menoleh, menatap Yesa lalu beralih pada Chris yang sepertinya benar-benar mau ikut, "O-oh ya. Eum, ya, tentu."
Akhirnya Chris mengikuti langkahmu dan Yesa menuju ruangan khusus kamu menyimpan semua peliharaanmu. Sebenarnya ada lagi di belakang rumah, sebuah kandang burung besar.
"Astaga, ini luar biasa!" Chris terkagum, ia mengamati beberapa kandang dan reptile terrarium yang tersusun rapi di sana.
"Chicoooo, dia sudah lebih besar!" ujar Yesa seraya mengeluarkan seekor iguana dari kandang, salah satu peliharaanmu yang paling disukai gadis itu.
"Semuanya milik daddy. Aku hanya membantu mengurusnya saja kok...," katamu seraya menuangkan makanan ikan ke dalam akuarium yang berisi beragam ikan hias hingga axolotl.
"This is insane, look at this beautiful snake...," Ujar Chris seraya memandangi salah satu ular reticulated python peliharaanmu yang berjenis Lavender Albino.
"May I?" Pria itu bertanya sambil menatapmu, kamu mengangguk pelan dan ia langsung membuka kandang dan mengeluarkan Selly dari dalam sana.
"Chico sudah diberi makan, Yes." ujarmu cepat saat melihat Yesa mencari-cari makanan untuk si iguana hijau sejak tadi.
"Ohh, oke. Aku ingin menonton tv bersama Chico, ya?" katanya lalu membawa Chico pergi sesudah kamu mengiyakan.
Kamu sibuk memberi makan peliharaanmu hingga tidak sadar masih ada Chris yang juga sibuk bermain dengan Selly hingga akhirnya kamu berbalik dan menemukan pria itu di sana. Tubuhmu langsung membeku, lagi.
"Mr— Eum, Chris? Mau memberinya makan?" tanyamu pelan yang membuatnya menoleh.
"Oh, ya. Tentu saja." Chris menjawab lalu bangkit berdiru.
"Eum, permisi...," katamu yang kesulitan untuk mengambil makanan Selly dari kotak dan berharap Chris bisa menggeser posisinya.
Tetapi karena kotak itu cukup berat, kamu yang awalnya menahan beban untuk tidak bersentuhan dengan Chris tak sengaja menjatuhkan kotaknya lagi dan berakhirlah tubuhmu menimpa kaki bagian atasnya.
Wajahmu sudah memerah, kamu yakin. Apalagi setelah itu Chris merengkuh kedua pundakmu untuk membantumu bangkit, "T-terima kasih."
"Aku saja yang ambilkan," katanya lalu mengambil kotak berisi tikus putih itu dan menyodorkannya padamu yang masih diam karena berusaha menetralkan detak jantungmu.
"Kenapa tegang begitu, Y/N?" Chris mengatakannya sambil tertawa pelan, ia lalu mengambil seekor tikus dan kembali menutup kotaknya. Pria itu menyodorkannya pada Selly yang langsung melahapnya.
Kamu menggeleng cepat setelah beberapa saat bergeming, "A-aku tidak apa-apa."
Chris tersenyum padamu, "Baiklah."
Hening. Kalian sama-sama terdiam karena terlarut pada pikiran kalian masing-masing. Dia tertegun menatap bagaimana Selly makan sedangkan kamu tertegun menatapnya yang terlihat sangat tidak nyata.
'Damn, he's so unreal. Bagaimana bisa ada manusia sepertinya?!' ocehmu dalam batin.
"Kamu masih sekolah kan?" tanyanya tiba-tiba, tanpa mengalihkan pandangannya dari Selly.
Kamu mengangguk, "I-iya..."
"Bersama Yesa?" Kali ini dia bertanya sembari menolehkan kepalanya, menatapmu.
Kamu mengulum bibirmu yang terasa kering, "T-tidak. Eum, aku sekolah di Camp Hill Highschool."
Dia mengangguk-anggukan kepalanya, "Kalau begitu, rumahku sangat dengat dengan sekolahmu."
"Benarkah?" jawabmu seadanya, jujur saja kamu berharap kalau Chris tidak melanjutkan obrolannya karena cukup lelah untuk terus berusaha tenang di posisi ini.
"Aku memelihara ular dan beberapa tarantula di sana. Kamu bisa berkunjung kapan-kapan," timpalnya lagi.
"I'd like to. Terima kasih sudah mengundangku," jawabmu lalu kalian berdiri setelah Chris memasukkan Selly kembali ke kandangnya.
"Chris, kamu bisa kembali ke luar, aku harus memberi makan burung di halaman belakang." katamu seraya mengambil mangkuk untuk meraup makanan burung dari dalam kotak penyimpanan makanan khusus.
"Aku akan menemanimu, boleh?" tanyanya lagi.
Kamu berpikir sejenak lalu akhirnya mengangguk pelan, "Silahkan saja."
Kamu berjalan menuju pintu ke halaman belakang sedangkan Chris mengikutimu dengan senyum manisnya. Entahlah, kalian bahkan tidak tau apa yang sedang kalian rasakan pada satu sama lain.
∘₊✧──────✧₊∘
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
[IN REVISION] Poisonous Blue Eyes || Chris Hemsworth
Fiksi PenggemarFormat cerita : Cast X Readers, sudut pandang orang kedua (2nd POV) ∆ Written in Indonesian and some broken English (especially for the dialogues). ∆ Some mature content, R 17+. ∆ ⚠ sign would be used for parts with 17+ content, kissing parts includ...