22 Family ✓

7.3K 1.3K 350
                                    

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK! MEMBUAT CERITA TIDAK SEGAMPANG MEMBACANYA!

JIKA ADA TYPO HARAP BERI TAHU!
JIKA ADA KATA2 KURANG PAS SILAHKAN KOMEN!
MENERIMA KRITIK DAN SARAN!
TIDAK MENERIMA KOMENTAR JAHAT ATAU HUJATAN!

TERIMAKASIH!

***

Jisung berada di sebuah lapangan yang sangat begitu luas, dimana dia menatap sebuah hamparan bunga anyelir putih. Wajah jisung sangat begitu pucat, dia seperti kebingungan karena terbangun di sebuah lapangan yang sangat begitu luas. Dirinya melihat ke arah sekitar seperti tidak ada ujungnya sama sekali, hingga sebuah pohon besar yang tidak jauh dari tempatnya berada terlihat.

Pohon itu berdaun sangat lebat, bahkan ada sebuah ayunan yang tergantung di salah satu dahan pohon. Jisung mulai melangkahkan kakinya mendekat ke arah pohon tersebut, tetapi sebuah suara yang sangat dia kenali menghentikan langkahnya. Dia membalikan badannya, menatap kedua orang tersebut dengan tatapan yang sangat sendu dan penuh haru.

"Appa."

"Eomma." Ucap Jisung memanggil nama mereka dengan suaranya yang dia tahan karena akan menangis.

Sebuah guratan senyum di sudut bibir ke dua orang tuannya pun tercetak sangat jelas, Jisung langsung berlari dan berhambur memeluk ke dua orang tuannya ketika sudah sampai di dekat mereka. Terdengar suara isak tangis dari mulut Jisung. Air matanya terus menetes, dia memeluk erat ke dua orang tuannya dengan rasa penuh kerinduan yang sangat hebat.

"Maafkan Jisung." Ucap Jisung, "Maaf Jisung tidak bisa menolong kalian berdua, sekali lagi maaf." Lanjutnya.

Sebuah balasan pelukan hangat Jisung rasakan, dia belum pernah mendapatkan pelukan sehangat ini dari ke dua orang tuannya. Bahkan ketika ada di rumah, Orang tuannya memilih untuk sibuk dengan pekerjaannya di banding bermain dengan Jisung. Ini adalah sesuatu yang sangat Jisung inginkan.

"Kamu tidak perlu meminta maaf." Kata Appa Jisung.

"Ya itu benar." Ucap Eomma Jisung menyetujui ucapan suaminya itu.

Tetapi Jisung menggelengkan kepalanya, "Tidak! Tetap saja aku harus meminta maaf pada kalian berdua." Tolak Jisung.

Eomma Jisung mengusap puncak kepala anaknya itu, "Kamu memang anak yang baik, maafkan Eomma dan Appa yang tidak bisa membagi kasih sayang untuk mu karena terlalu sibuk mementingkan pekerjaan di banding bermain atau mengisi waktu luang dengan mu." Ucap Eomma Jisung dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

Jisung kembali menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, tidak perlu meminta maaf karena Jisung tau kasih sayang kalian ke Jisung sangatlah besar." Jeda Jisung, "Karena kalian Jisung bisa hidup enak, bisa berobat, tetapi jika boleh Jisung ingin meminta satu hal pada kalian." Lanjutnya.

"Apa itu?" Tanya Appa Jisung yang langsung memandang wajah istrinya tersebut.

Jisung memandang wajah ke dua orang tuannya dengan sangat lekat, "Boleh kah Jisung ikut dengan kalian?" Tanyanya.

Ke dua orang tuannya langsung tersenyum sangat lebar, "Tentu saja boleh, kamu kan anak Eomma dan Appa." Jawab Eomma Jisung.

Seketika Jisung langsung tersenyum sangat lebar, wajahnya sangat begitu ceria setelah mendengar jawab dari mulut Eomma nya sendiri. Hingga tangan Appa Jisung menggenggam erat tangan Jisung, mereka bertiga pun mulai melangkakan kakinya menuju sebuah pohon besar di ujung sana. Setiap Langkah mereka lewati, sangat begitu indah karena Jisung bisa melewati hamparan bunga tersebut bersama dengan ke dua orang tuannya.

Z students Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang