JADILAH PEMBACA YANG BIJAK! MEMBUAT CERITA TIDAK SEGAMPANG MEMBACANYA!
JIKA ADA TYPO HARAP BERI TAHU!
JIKA ADA KATA2 KURANG PAS SILAHKAN KOMEN!
MENERIMA KRITIK DAN SARAN!
TIDAK MENERIMA KOMENTAR JAHAT ATAU HUJATAN!TERIMAKASIH!
***
Renjun bersama kedua rekan satu timnya akhirnya masuk ke dalam sebuah ruangan, setelah dirinya membuka pintu tersebut. Namun hal pertama yang mereka lihat hanya kegelapan, ruangan tersebut sangat gelap dan juga sunyi. Seperti tidak ada seseorang dari dalam sana.
Haechan pun langsung mencari saklar dengan meraba-raba tembok benton tersebut, hingga pada akhirnya tangan miliknya menyentuh sesuatu berbentuk kotak dan langsung menekannya.
Trak!
Sebuah cahaya terang kini menerangi ruangan tersebut, membuat Jisung merasa silau dan mengucek kedua matanya. Sedangkan Renjun langsung terfokus pada seseorang yang sedang duduk di atas kursi, di temani dengan 3 mahkluk Zombie kelas Elit yang kini sedang menatap ke arah mereka bertiga.
"Woahhh kalian akhirnya sudah sampai di sini ya!" Ucap salah satu dari mereka yang sibuk duduk sambil memutar-mutarkan belatinya.
Renjun menahan segala emosi yang sudah dia tahan sejak tadi, "Lepaskan Baba ku." Ucapnya.
"Maksudmu dia?" Tanya Mahluk Zombie kelas Elit yang duduk di samping Baba Renjun sambil menunjuknya.
Renjun menatap tajam Zombie Elit tersebut, "Jangan pernah kau menyetuh Baba ku dengan tangan kontor mu itu!"
"Hahahaha." Suara tawa menggelegar di ruangan tersebut.
Membuat Jisung yang mendengar tawa dari salah satu Mahluk Zombie kelas Elit tersebut langsung merinding, apalagi meliat ekspresi wajahnya yang terkesan seperti seorang pembunuh.
Baba Renjun yang terusik dari tidurnya pun langsung bangun, perlahan matanya terbuka. Dan hal pertama yang dia lihat adalah wajah anaknya, yaitu Renjun. Meski terlihat tidak begitu jelas, tapi dia yakin jika orang di depannya itu adalah anaknya.
"Re- njun." Suara serak milik Baba Renjun akhirnya terdengar.
Membuat Renjun, Haechan dan Jisung langsung terfokus pada seorang pria yang terikat di atas kursi, dengan keadaan yang bigitu sangat urakan. Ketiga anggota Zombie Elit yang berada di sekitar Tuan Huang, langsung menepuk bahu Tuan Huang.
"Woah anda sudah sadar ternyata." Ucap salah satu dari mereka, yang memaki jaket kulit berwarna hitam. "Apa tidur mu nyenyak?" Tanyanya.
Tuan Huang tidak menjawab melainkan mengabaikan pertanyaan dari Zombie Elit tersebut, dia lebih memilih menatap anaknya yang sedang menatap ke arah nya juga.
Dia seperti sedang melihat Renjun sudah tumbuh dewasa, mata Tuang Huang mulai berkaca-kaca karena dirinya mengingat jika Renjun tumbuh besar tanpa kasih sayang darinya. Tuan Huang merasa gagal menjadi seorang Ayah karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang mengakibatkan masalah besar, kini anaknya sudah tumbuh dewasa menjadi seorang remaja yang tangguh juga pemberani.
"Bagaimana kau bisa sampai di sini?" Tanya Tuan Huang sambil menahan Isak tangisnya yang sudah dia bendung agar tidak keluar.
Renjun menatap nanar Baba nya itu, dia tidak tega melihat seoarang Tuan Huang yang selalu di segani oleh banyak orang ,kini dirinya terlihat begitu sangat lemah dan rapuh. Apalagi dengan kondisi tubuhnya yang banyak luka sayatan, lembab, dan bibir yang pecah-pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z students
HorrorSchool of the dead. Ketujuh anak remaja yang berbeda watak dan sifat. Harus terjebak di sebuah distrik yang hancur akibat serangan Zombie. Bagaimanakah mereka bisa bertahan hidup? Apa mereka akan saling bertemu? Apa mereka akan mati? Atau mereka aka...