Tanty yang cantik berjalan tenang.sifatnya yang pendiam, menambah penampilannya terkesan anggun.angin menerpanya semilir.dia baru saja masuk ke ruang kerjanya di kantor.firda menghampirinya sambil senyum- senyum.
"Tanty..."
"Apa...?"
"Dapat salam."
"Dari siapa...?"
"Mas irawan."
"Kau saja yang nerima."
"Benar kau tidak mau nerima?"
"Tidak."
"Dia menyukaimu 'loh..."
"Biarin aja..yang suka kan dia, bukan aku..."
"Aku cuma kasih tau sama kamu. terserah kamu,mau nerima syukur...tidak juga tidak apa - apa,"kata firda sambil memandang ke wajah tanty yang tetap acuh,melangkahkan menuju ke kursinya.
"Aku heran,kau sangat antusias sekali sama dia.ada apa 'sih...?
"Tidak ada apa- apa.dia memang tampan... "
"Kau tertarik?"
"Kayaknya sih gitu.cuma.....
" Cuma kenapa? "
"Dianya tidak mau."
"Ah,kulihat dia kemarin dengan kau nampak akrab..."
"Iya...tapi bukan aku yang menjadi tujuannya yang sebenarnya,"jawab firda setengah bersungut.
"Lalu apa tujuannya yang sebenarnya...?"
"Kamu."
"Kok aku?"
"Aduh,kamu ini pura- pura bodoh apa benar tidak mengerti' sih...?"firda semakin kesal pada tanty yang sengaja mempermain kannya.
"Sungguh,aku tidak mengerti."
"Begini.dia sebenarnya ingin dekat denganmu.berhubung kau nampak acuh,jadi dia mengalih kannya padaku.tapi semua itu dia Lakukan semata- mata untuk menarik perhatianmu.kau paham...?"
"Ah,biasa....,lelaki kan begitu ke lakuannya."
"Kamu ini bagaimana sih?"
Tanty tertawa.
"Sudahlah.nanti kalau ketahuan joned,baru tahu rasa kamu," kata tanty menghentikan tawanya.
"Biarin aja.eh,tanty..."
"Apa lagi...?"
"Dia menunggumu nanti."
"Biarin aja..."
"Kamu benar- benar nggak naksir?"
"Tidak."
Firda menarik nafas dalam- dalam.kemudian dia menuju ke kursinya.karena nggak enak, Kalau sampai ditegur,kerja atau ngobrol?
Apa yang dikatakan oleh firda ternyata benar.ketika tanty dan firda pulang,ternyata irawan sudah menunggu di halte. Tanty langsung memasang wajah acuh.
"Hai..." sapa irawan.
"Hai juga,"kembali firda yang membalas.
Bahkan firda nampaknya sangat agresif sekali membalas. senyum firda mengembang,berusaha menarik perhatian irawan. Jangan memperdulikan tanty yang tidak menyahuti.dengan kata lain,firda seolah menyatakan.kenapa meski tanty yang acuh yang harus di perhatikan?dia siap untuk menerima cinta irawan.
"Kalian mau pulang?"
"Begitulah," jawab firda sambil memandang ke arah temannya yang masih diam.
"Aduh,aku hampir lupa," tiba- tiba tanty mengeluh kebingung an.
"Ada apa,tan...?" tanya firda.
"Ada yang ketinggalan.aku ambil dulu ya,di kantor," jawab tanty.
"Silahkan."
"Kalau aku lama,kamu pulang saja duluan," kata tanty dengan bibir tersenyum.Kemudian tanty buru- buru meninggalkan firda dan irawan.dia sengaja membuat alasan itu hanya untuk meng hindari irawan.
Sepeninggalan tanty,keduanya hanya diam.tak ada yang berusaha untuk membuka pembicaraan.sehingga diantara mereka bagaikan bisu.namun kemudian irawan dengan masih diliputi rasa penasaran bertanya.
"Kenapa tanty begitu dingin menghadapi lelaki?"
"Mungkin karena jual mahal."
"Sudah punya pacar?
"Setahuku sih belum."
"Pantas,"desah irawan."Kalau begitu kita pulang aja yuk," ajak lrawan.
Mereka naik ke mobil.Irawan menstater mobilnya dan firda duduk di sampingnya.
Mobil meluncur meninggalkan tempat itu.
"Kita pergi ke ancol dulu,yuk?" ajak irawan yang masih diliputi kekecewaan.
Firda mengangguk.
"Menurutmu,apa yang bisa membuat tanty suka padaku?" tanya irawan.
"Mana aku tahu?"jawab firda.
"Lho,kamu kan sahabatnya?"
"Sahabat sih sahabat,tapi kalau soal yang satu ini kan sulit."
"Menurut mendapatmu bagaimana?"
"Sudahlah,"kata firda sambil menyandarkan kepalanya di bahu irawan."Lupakan saja dia..."
"Kenapa begitu?"
"Masih ada gadis lain yang menyayangimu..."
Irawan tersenyum.dia membelai rambut firda dengan sebelah tangannya.
"(BERSAMBUNG)"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAFSU DIAMBANG MAUT
Teen FictionFirda memeluk erat tubuh tanty. tampak air matanya menitik, begitu juga dengan tanty. kedua gadis itu bertangis- tangisan,hati irawan dan joned menjadi trenyuh melihat kejadian itu, begitu pun dengan mona. "Firda...bagaimana keadaanmu...?" tanya tan...