part#11

272 16 0
                                    

Dalam hati tanty memuji keber hasilan orang tua firda yang hidup nya cukup makmur. dengan rumah yang besar dan mewah.yah,kehidupan keluarga firda dengan keluarganya bagai kan siang dan malam.
"Non,langsung saja menemui nyonya..."ucap pelayan itu kemudian.
"Mama ada di mana,bik?"
"Di kamarnya.dia sedang ber- baring.sakitnya sudah lama tidak sembuh- sembuh..." kata pelayan itu mengantar firda dan tanty naik ke lantai atas.memasuki kamar mamanya yang luas dan mewah itu.
Ketika pintu kamar dibuka pelayan,terlihat seorang wanita setengah tua tengah berbaring di atas ranjang.tubuhnya kelihatan kurus,dengan mata yang cekung.
Tidak terpancar kegairahan hidup.
"Nyah...non firda sudah pulang..."bisik pelayan itu pada majikannya.
Wanita itu terkejut mendengar nama firda.dia hampir tidak percaya,kalau yang berdiri di ambang pintu adalah anak gadis nya.
"Firda...?"seru wanita itu hampir tidak terdengar, dan dia berusaha untuk bangkit.
"Betulak kau,firda...?"
Firda mengangguk,mencoba untuk tersenyum.kelopak matanya terasa digayuti air bening.dia segera menghambur ke arah ibunya.pecahlah tangis gadis manis itu.firda mencoba mengadukan penderitaannya selama ini.
"Ampuni kesalahan firda,ma..." ratap gadis itu.
"Firda sudah membuat mama menderita.kini mama sakit- sakitan..."
Tanty pun merasakan kesedihan kedua anak beranak itu.mem- buat dia teringat dengan ibunya di rumah sakit.hamidah kambuh karena keegoisan tanty.sifatnya yang buruk telah membuat mereka menderita.dalam hati tanty menyalahkan dirinya sendiri.
"Firda,ke mana saja kau selama ini...?"tanya mamanya,memeluk firda dengan perasaan rindu yang mendalam.
"Mama...firda tinggal di rumah tanty.dialah yang menolong firda selama ini..."sahut firda seraya melirik tanty.
"Firda,jangan tinggalkan mama lagi ya..."ucap wanita parobaya itu lagi.
"Tapi ma...apakah papa masih bersedia menerima kepulangan firda?"tanya gadis itu seraya memeluk mamanya lebih erat lagi.seakan- akan meminta per- lindungan wanita itu dari ke murkaan papanya.
"Firda,mama yang melahirkan mu.kalau papa tidak mau menerimamu kembali.lebih baik mama ikut pergi bersamamu.
Kita pergi ke mana saja..."
"Mama..."seru firda kemudian mencium pipi mamanya yang cekung,dia sangat bergembira mendengar ucapan itu.dia sudah menperoleh ampunan dari seorang mama yang berhati mulia.
Mama firda menoleh ke arah tanty.
"Apakah kau yang bernama tanty...?"tanya mama firda lembut.
"Betul,bu."
"Mama mengucapkan terima kasih.kalau tidak karena per- tolonganmu,tak tahu apa jadinya firda..." kata mama firda dengan gembira,dan mencoba tersenyum walau terasa getir.
Tanty tersenyum.
"Bu,kalau begitu saya mohon diri..."
"Mengapa secepat ini,nak tanty?"
"Karena saya harus ke rumah sakit..."
"Ke rumah sakit?siapa yang sakit,nak...?"
"Ibu saya,dan keadaannya sedang kritis sekali.
Permisi bu.dan sampai jumpa lagi,firda..."pamit gadis itu lembut.
Firda bergegas mengiringi langkah tanty ke luar kamar.
"Ibu kambuh lagi penyakitnya, tanty?"
"Ini lebih parah lagi..."sahut tanty sambil melangkah cepat.
Nah,baik- baiklah di rumah, firda.kalau ada waktu kakak akan mampir ke mari..."
Tanty sangat terharu,lalu memeluk tanty dengan erat, Berat sekali untuk berpisah dengan tanty yang selama ini telah disakiti perasaannya. Secara terang- terangan telah merebut irawan dari pelukan nya.dan kini dia harus menang- gung akibatnya dari kemarahan joned.
"Apapun bentuk kemarahan joned,harus di terima dengan senang hati.dan jangan lagi punya niat untuk meninggalkan rumah.sebab hidup terpisah dari orang tua bagimu sangat men derita..."ucap tanty dengan mata berkaca- kaca.
Tanty mencoba menguatkan hatinya agar dapat memerangi kepedihan hatinya.dia berjalan meninggalkan firda yang masih berdiri memandangnya dari ambang pintu.
Hari sudah gelap.kisworo sedikit heran melihat istrinya sudah bisa menemaninya duduk di beranda.
Padahal selama ini dia tidak pernah ingin meninggalkan kamar tidurnya.bahkan setiap sore dokter selalu datang memeriksa kesehatannya,tetap saja belum terlihat perubahan.
Tapi malam ini terlihat wajah istrinya begitu cerah.
"Heran,semalam papa mimpi apa ya...?mama kelihatan sudah sehat..."ujar kisworo bergurau dengan istrinya.
"Papa pasti bermimpi firda pulang ke rumah..."
Balas wanita parobaya itu menanggapi ucapan kisworo. Sejak sore firda memang sengaja di sembunyikan mamanya. Karena mereka belum mengetahui bagaimana reaksi papanya.

NAFSU DIAMBANG MAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang