part#7

409 15 0
                                    

Gadis tersebut bangkit dari atas kursi panjang.mona pun terkejut.
"Kakak mau kemana?"
"Aku mau menelpon kantor dulu.
Kau tunggu di sini,mona..."sahut tanty kemudian melangkah menuju telpon umum.
Di telpon umum yang tersedia di depan rumah sakit.tanty me mutar nomor telpon kantornya. Dia berharap waty sudah tiba di kantor.ia melirik jam tangan, pukul sembilan lewat lima.
"Halo selamat pagi,bisa bicara dengan waty...?
"Dari siapa ini?"terdengar balasan suara wanita.
Tanty kenal dengan suara ter- sebut,icha yang bekerja sebagai operator telpon.
"Icha.ini aku,tanty.tolong sambu- ngkan keruang kerja waty."
"Oh.mbak.tunggu sebentar ya..." balas icha.
Tanty menarik nafas panjang, mencoba memerangi kecemasan yang menghimpit dadanya.
Keringat dingin merembes keluar dari pori- pori wajahnya.
Dia tetap bertahan agar tidak jatuh pingsan.sebab matanya sudah berkunang- kunang.
"Tanty...?"suara waty menghen- takkan lamunan tanty.
" waty...barangkali hari ini aku tidak masuk kerja.
Tolong ya sampaikan kepada pak iwan..."ujar tanty kemudian.
"Memangnya kenapa?"
"Ibuku sakitnya parah.sekarang aku berada di rumah sakit."
"Tanty,apakah kau sudah baca koran jakarta pagi ini?"
"Ada berita penting,waty...?"
"Tanty,mas irawan ditusuk oleh lelaki tak dikenal!"
Tanty terkejut setengah mati. Sementara tangannya langsung gemetar,sekujur tubuh tanty mendadak seperti orang meriang.tanty menggigil.
"Oh..." desah gadis itu.kedua kaki nya lemas sekali.ia pun jatuh ter duduk di kursi dekat telpon umum itu.ternyata yang dia cemaskan terjadi juga.
"Mas irawan dirawat di rumah sakit sejak malam,tanty."kata waty lagi di seberang sana.
"Apakah...jiwanya ...masih... dapat ditolong,waty?"tanya tanty terputus- putus.
"Aku belum tahu,tanty.tapi tidak ada salahnya kita berdoa,agar mas irawan dapat tertolong..."
Kata waty sekali lagi.
"Baiklah,terima kasih atas kabar mu."kata tanty seraya meletak kan gagang telpon ke tempatnya.
Gadis itu melangkah dengan limbung,meninggalkan halaman rumah sakit.ia berjalan dengan merapat ke dinding,berpegangan tembok berwarna putih. Penjelasan temannya telah mem buat perasaannya semakin tidak menentu.
Mona terpaku begitu melihat kakaknya muncul dengan lemas dan pucat.air matanya pun ber linangan.
"Ada apa,kak tanty?"tanya mona sambil menatap wajah kakaknya.
"Joned,mona..."sahut tanty ter- bata- bata.
"Ada apa dengan joned,kak?" tanya mona penasaran.
"Aku menduga dia yang menusuk mas irawan...!"
Mona terpekik,kedua telapak tangan menutup wajahnya.
Tangis mona tak dapat ditahan lagi.gadis itu pun jatuh kedalam pelukan kakaknya.kemudian ke dua perempuan itu saling ber- tangisan dengan perasaan begitu sedih.
Rumah sakit umum pusat suasananya lain dibandingkan dengan rumah sakit dimana hamidah dirawat.di sebuah kamar khusus tampak irawan ter baring di atas ranjang.ternyata nyawanya masih dapat di selamatkan.walau luka diperut-  nya cukup parah.untunglah pisau itu tidak mengenai paru- paru atau jantungnya.kalau tidak maka jiwanya tidak dapat di selamatkan.
Irawan memang belum pulih kesempatannya.kedua orang tua dan adiknya duduk di kursi men jaganya.mereka tidak tahu apa yang sedang bergejolak dalam hati irawan.mereka hanya tahu Kalau irawan sedang menunggu kedatangan waty.satu jam yang lalu dia menyuruh adiknya menelpon waty ke kantornya.
"Irawan,apa salahmu sebenar
nya?"
Irawan hanya diam saja.dihati nya mengakui kesalahan yang di buatnya.joned menusuknya karena firda telah direbut dari pelukan pemuda itu.
"Kau mengenal siapa yang me- nusukmu?"
Irawan menggeleng,dia tidak ingin joned ditangkap polisi dan di jebloskan ke penjara.
"Jadi apa penyebabnya,sampai penjahat itu menusukmu?"
"Mungkin dia berniat ingin merampok saja,ma."balas irawan berdusta.
Kedua orang tua irawan hanya saling berpandangan.
"Ma...sudahlah,irawan perlu istirahat."ujar ayah irawan men- cegah istrinya bertanya terus.
"Selamat siang..."terdengar ucapan lembut dari ambang pintu perawatan.
Semuanya menoleh.
"Masuk,nak..."balas ibu irawan dengan ramah.

NAFSU DIAMBANG MAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang