Firda memeluk erat tubuh tanty.
Tampak air matanya menitik, begitu juga dengan tanty.kedua gadis itu bertangis- tangisan, hati irawan dan joned menjadi tre nyuh melihat kejadian itu,begitu pun dengan mona.
"Firda...bagaimana keadaan mu...?" tanya tanty tersendat.
"Baik- baik saja,kak..."
"Mari kita ke dalam.mas irawan dan joned ada di sana," ajak tanty seraya menarik lengan firda mengajaknya masuk ke ruang tamu.
Firda tertegun melihat kedua lelaki itu duduk berdekatan.
Gadis itu seperti tidak percaya kalau apa yang di lihatnya sebuah kenyataan,dan tidak hanya sekedar fatamorgana. Tetapi kakinya melangkah tanpa di sadarinya,mendekati joned dan irawan yang kemudian bangkit dari atas kursi.
Firda segera memeluk joned dengan terisak.lelaki itu juga membalas pelukan kekasihnya dengan erat.hatinya begitu gembira melihat kehadiran firda.
dan juga merasa sedih teringat dengan perbuatannya dulu.
"Mas joned..."
"Firda...maafkan atas semua kesalahanku..." balas lelaki itu dengan suara bergetar.
"Firda maafkan semuanya,mas..."
Joned melepaskan pelukan itu, dan menatap wajah firda yang basah dengan air matanya sendiri.
"Betulkah itu,firda...?"
Firda mencoba tersenyum, dan mengangguk pelan.gadis itu lalu menoleh ke arah irawan,lalu setelah melepaskan pelukan kekasihnya.dia mendekati irawan yang tersenyum haru.
Firda menjabat tangan lelaki itu.
"Mas irawan..."
"Firda,aku bahagia sekali melihat kalian berdua sudah dapat menyadari semua kesalahan kita selama ini.aku harap kau mencintai joned dengan tulus dan ikhlas.kalian harus tabah dalam menghadapi semua cobaan..."ujar irawan lembut.
Firda mengangguk.tanty lalu mengajak semuanya duduk di kursi tamu.mona segera mem- buatkan minuman untuk mereka,yang lalu diletakkan di atas meja.mona sendiri akhirnya ikut duduk bersama mereka.
Tanty menatap firda dengan hati gembira.
"Firda,bagaimana dengan tangga pan orang tuamu...?mungkin kau dapat menceritakan dengan singkat kepada kami...?"tanya tanty sambil menatap ke arah firda yang duduk di sebelah joned.
"Kak tanty,pada awal kedatang an kita,mama sudah memaafkan kesalahanku.mama sakit karena rindu kepada firda.tetapi papa tidak terus mau menerima kehadiran firda.maka atas kese pakatan mama,bik dalinem telah menyembunyikan firda di kamar nya.akhirnya mama mengancam papa.kalau papa tidak ingin menerima kehadiran firda,maka mama akan pergi bersama firda ke mana saja.
Karena untuk apa tinggal di rumah mewah tanpa dilandasi kasih sayang suami terhadap anak tunggalnya..."tutur firda pelan."dan akhirnya papa menya dari semua kekeliruannya.kita semua memang telah bersalah. Papa dan mama merestui hubungan firda dengan mas joned.tetapi...
"Tetapi apa,firda?"tanya irawan cepat.
"Papa menginginkan firda mene ruskan sekolahnya.dan bila perlu sampai ke perguruan tinggi. tetapi itu tidak mutlak."balas firda.
Irawan dan semua yang ada di sana bernafas lega.terutama joned,wajahnya berbinar mendengar penuturan kekasihnya.tanty pun tersenyum seraya menganggukkan kepala nya,melirik ke arah irawan di sebelahnya.
"Mas,keinginan papa dan mama firda suatu hal yang wajar bukan...?"
Irawan mengangguk.
"Ya,nemang sebaiknya firda me- neruskan pendidikannya.bila dia ingin mencari pekerjaan,aku akan membantunya dengan sekuat tenaga.begitu juga dengan joned.kalian tidak perlu ber- fikir atau bingung mencari lowongan kerja..."balas irawan renyah.
"Nah,kalian harus berterima kasih kepada mas irawan yang telah begitu banyak ber korban..." kata tanty kemudian.Mobil kijang yang dikemudikan irawan memasuki halaman rumah sakit dimana hamidah di rawat.
Setelah memarkir di tempat yang kosong,mereka keluar dan memasuki pintu depan rumah sakit.menelusuri lorong panjang, menuju kamar hamidah di rawat.
Di saat yang sama wanita tua itu tengah duduk di pinggir ranjang.
Wajahnya terlihat cerah dan segar.pertanda kesehatannya sudah pulih kembali.
Tubuhnya yang kurus menjadi sedikit berisi.karena dokter yang merawatnya telah memberikan makanan yang bergizi terus- menerus.
Hamidah terkejut ketika melihat kedatangan anak- anaknya.
"Ibu...!"panggil tanty lembut dan melangkah mendekati wanita tua itu.diikuti oleh irawan, mona,joned dan firda.mereka dengan suka cita mencium punggung tangan wanita itu.
Hamidah sangat gembira melihat kedatangan mereka.bibirnya ter senyum dan matanya berbinar melihat joned berdampingan dengan firda.dan tanty di sebelah irawan.
"Bagaimana dengan keadaanmu, nak irawan...?" tegur hamidah pada irawan.
"Seperti yang ibu lihat...?"balas lelaki itu ramah.
"Syukurlah..."ujar hamidah dengan hati berbunga.
Kemudian menoleh ke arah tanty.wanita itu menatap anak sulungnya.dia merasakan ada sesuatu yang hilang pada anak gadisnya,yaitu keangkuhan dan keras kepalanya.hamidah melihat tanty lebih matang dan lebih bijak di banding anak- anaknya yang lain.
"Bu,kata tanty hari ini ibu sudah di perbolehkan pulang...?"tanya irawan kemudian,menatap wajah hamidah dalam- dalam.
Hamidah mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAFSU DIAMBANG MAUT
Teen FictionFirda memeluk erat tubuh tanty. tampak air matanya menitik, begitu juga dengan tanty. kedua gadis itu bertangis- tangisan,hati irawan dan joned menjadi trenyuh melihat kejadian itu, begitu pun dengan mona. "Firda...bagaimana keadaanmu...?" tanya tan...