"Masuk,nak..."balas ibu irawan dengan ramah.
"Irawan memang sedang menunggu..."
"Ma...saya ingin bicara berdua dengan waty..."kata irawan pada ibunya.
Kedua orangtua dan adiknya mengerti,lalu melangkah meninggalkan kamar itu.mereka duduk di kursi panjang yang telah disediakan didepan pintu kamar rawat.
"Waty,mendekatlah kemari..." pinta irawan pelan.
Waty duduk di dekat irawan.
"Kemana tanty...?"
"Mas,dia ada dirumah sakit. Menunggu ibunya karena itu tidak bisa datang kemari..." balas waty lembut.
Irawan tampak kecewa, dia mendesah pelan.
"Waty,aku minta tolong padamu.
Maukah kau menemui tanty sekarang juga...?"tanya irawan penuh harap.
Waty mengangguk pasti.
"Kata pada tanty,aku minta maaf.semuanya itu karena aku khilaf.hari ini juga minta tolong padanya,demi keselamatan gadis itu,antarkan pulang ke rumah orang tuanya..."kata irawan pelan agar jangan sampai di dengar siapapun.
"Baiklah,mas.aku akan penuhi keinginanmu."
"Terimakasih.pergilah sekarang. Maaf,bukan aku mengusirmu. Kau harus mengejar waktu..."
"Aku mengerti,mas.kalau begitu aku pergi dulu..."pamit waty kemudian.irawan mengangguk sambil tersenyum.
Waty pun berpamitan dengan kedua orangtua dan adik- adik irawan.
Setibanya diluar rumah sakit, waty segera menyetop taksi yang kebetulan melintas.dengan taksi akan lebih cepat sampai di rumah sakit dimana tanty tengah menunggu ibunya dirawat.pasti joned tengah mengamuk, penyebabnya pasti kecemburuan lelaki itu terhadap irawan.
"Pak,tolong dipercepat lagi dong..."pinta waty pada sopir taksi tersebut.pengemudi itu mengikuti keinginan waty.me- nginjak pedal gas lebih dalam.
Maka taksi itu meleset semakin kencang.
Tidak sampai setengah jam perjalanan ditempuh waty.Taksi sudah memasuki halaman rumah sakit.
"Pak,tunggu sebentar ya..."pinta waty lagi.seraya melangkah cepat memasuki rumah sakit.
Didepan kantor rumah sakit waty menemui seorang perawat.
"Maaf,bu.saya ingin bertemu dengan keluarga pasien yang ber nama hamidah."
"Silahkan masuk,mbak.mereka ada di ruangan rawat sebelah kiri..."sahut perawat dengan ramah.
Bergegas waty masuk ke lorong rumah sakit.di tempat yang di tunjukkan perawat,dia melihat tanty dan mona serta seorang perawat tengah berdiri di depan kamar pasien.waty menduga kamar itu pasti dihuni oleh ibu tanty.dan kehadirannya disambut perawat itu.
"Selamat siang,nona.kasihan... ibunya kambuh lagi penyakit nya..." sapa perawat itu.
Tanty dan mona yang sedang ber sedih menoleh.
Nona titi?
Pikir tanty tercenung.ditatapnya waty yang mendekatinya.rupa nya dia yang mengaku titi.
"Iya.ibu saya memang terlalu banyak pikiran..."
Waty tergagap juga menjawab pertanyaan perawat itu.
"Kesehatan ibu mona semakin drastis menurun.dia harus di berikan infus.mudah- mudahan dapat tertolong..."kata perawat itu pelan.
Waty pun ikut bersedih memper hatikan perempuan tua yang terbaring dibalik kaca.kulitnya sudah kelihatan pucat membiru.
Disampingnya isak tangis tanty dan mona menyayat hatinya.
Waty tidak kuasa pula memben- dung air matanya.lalu di peluk nya bahu tanty.
"Mas irawan bagaimana,waty?" tanya tanty dengan perasaan cemas.
"Mudah- mudahan dia panjang umur,tanty."
"Ya,semoga saja jiwanya dapat di selamatkan..." desah gadis itu.
"Tanty,aku kesini disuruh mas irawan..."
"Ada apa dengan dia?ada yang penting disampaikan kepadaku?"
"Tanty...mas irawan menyesal dan minta maaf kepadamu. Dia berpesan,agar kau menyelamat kan firda secepatnya.dan dia juga memintamu untuk mengan tar firda pulang ke rumah orang tuanya..." tutur waty pada sahabatnya.
Tanty kebingungan,dia tidak mungkin meninggalkan ibunya yang sedang dalam keadaan gawat.tetapi permintaan irawan pun harus dilaksanakan.
Gadis itu tentu dalam intaian maut.
Adiknya itu bisa nekad menculik firda.bisa- bisa joned membunuh firda.
"Tanty...mas irawan meminta agar siang ini juga kau men jemput firda dikantor.kemudian mengantarnya kerumah orang tuanya..." kata waty lagi meng- ingatkan.
Tanty menjadi bimbang sesaat, karena permintaan itu sangat berat sekali.dia harus meng hadapi kemarahan orang tua firda.
Tetapi memang ada jalan yang terbaik.
Dia harus menghadapi semua ke pahitan itu,daripada persoalan nya jadi bertambah parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAFSU DIAMBANG MAUT
Teen FictionFirda memeluk erat tubuh tanty. tampak air matanya menitik, begitu juga dengan tanty. kedua gadis itu bertangis- tangisan,hati irawan dan joned menjadi trenyuh melihat kejadian itu, begitu pun dengan mona. "Firda...bagaimana keadaanmu...?" tanya tan...