part#21

179 16 0
                                    

"Tanty...hari ini aku bahagia sekali."ucap irawan sambil mengenakan celana pendek dan t- shirtnya lagi.
"Betulkah itu,mas?"
"Ya."
"Tapi aku takut kau menghilang, mas..."
"Tidak, aku tidak akan meng- hilang."
"Mas,aku takut ada gadis lain yang merebut kasih sayangmu..."
Kata tanty seraya bersandar di dada irawan.
Irawan hanya tersenyum, menatap wajah tanty yang men- dengak menatapnya pula.
"Tanty,kau tidak perlu takut, karena aku bukanlah lelaki yang suka dengan cara seperti itu.
Percayalah,aku akan memper- tanggung jawabkan apa yang telah kita lakukan."kata lelaki itu serius.
"Kalau aku tidak serius kepada mu,tentu masalah adikmu akan ku perpanjang.tapi kalau aku memperpanjang kasus itu,sama juga menciptakan sebuah derita lagi pada keluarga gadis yang kucintai..."
"Aku percaya dengan ketulusan hatimu, mas..."
"Tanty, mengapa kau menangis sayang...?"
"Aku tak tahu mas.tapi yang pasti air mataku ini bukan tanda ke sedihan.melainkan sebaliknya.
Aku begitu bahagia telah menjadi gadis yang kau cintai..."
Ucap gadis itu mempererat rangkulannya.
Tiba- tiba irawan memanggil ke dua pembantunya.
"Ada apa,pak?"tanya midun seraya melangkah mendekat bersama bik ijah.mereka berdiri di samping irawan.
"Midun,aku mohon kau tidak memberikan komentar apa- apa tentang kasus penusukan beberapa waktu lalu.aku tidak ingin memper panjangnya. Karena pelakunya adik mbak tanty.kami telah salah penger tian,sehingga kasus itu terjadi. Maka dari itu kalian tidak boleh membocorkannya.dan tentu saja aku percaya pada kalian berdua.
"tutur irawan pada kedua pembantu yang sangat dipercaya nya.
"Oh begitu kejadiannya,pak..." sahut midun sedikit terkejut. " baik,kami berdua tentu akan menutup rapat- rapat rahasia ini..."
"Bagus!kalian memang baik. dan ..."
"Dan apa lagi,pak...?"tanya bik ijah cepat.
"Dan tidak lama lagi,aku akan segera melamar mbak tanty untuk menjadi istri.apakah kalian setuju?"ujar irawan kembali.
Midun dan bik ijah tersenyum dan mengangguk.
"Tentu saja setuju,pak.apa yang baik bagi bapak,tentu juga baik untuk kami..."balas mereka dengan serentak.
Irawan dan tanty tersenyum.
"Terima kasih atas bantuan kalian.nah,sekarang kalian boleh ke belakang lagi..."ucap irawan ramah.
Bik ijah dan midun melangkah kembali ke belakang.
Irawan menoleh pada tanty, Kemudian dengan penuh cinta mengecup kening gadis itu. Perasaan gadis tersebut terasa begitu bahagia hari itu.

Tanty mengajak masuk irawan kedalam rumahnya. Pintu kembali di tutup rapat.irawan duduk di ruang tamu.sementara tanty melangkah masuk ke kamar tidur mona.dilihat adiknya tengah berbaring di atas ranjang,asyik membaca buku novel fiksi.
"Kak tanty sudah pulang..." tegur mona pelan.
"Ya,kakak pulang bersama mas irawan,"sahut tanty tenang.
Mona terkejut mendengar nama irawan.
"Mas irawan datang?apakah dia sudah sembuh,kak?"
"Ya.kalau tidak tentu tidak akan kakak ajak ke sini.ujar tanty lagi.
"Oh ya,kemana joned?"
"Dia ada di kamarnya,kak." jawab mona merasa heran dengan sikap kakaknya.
"Kak...bagaimana dengan kasus penusukan itu?mengapa kakak mencari joned?"
Tanty kemudian menceritakan niat baik hando kondengan singkat pada mona.adiknya meng gelengkan kepala dan tersenyum lembut.
"Mas irawan memang lelaki yang bijak dan penyabar.aku kagum dengan sifatnya itu,kak."
"Ya,dan kakak juga kagum dengannya ..." susul tanty seraya tersenyum pula.
Kemudian tanty melangkah masuk ke dalam kamar joned. Di sana dia menemukan adiknya duduk di kursi dengan perasaan selalu was- was.mendengar suara langkah orang dia sudah beling satan.khawatir yang datang petugas berwajib.
"Joned..."panggil gadis itu pelan.
Melangkah menghampiri adik nya.
Joned menarik nafas lega.
"Kak tanty sudah pulang...?" balas joned.
Tanty mengangguk,lalu duduk di samping adiknya.sekilas menatap wajah joned dalam- dalam.kasihan...anak ini sudah seperti orang tak waras.
Tidak lagi memperhatikan kebersihan dirinya.

NAFSU DIAMBANG MAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang