part#12

247 15 0
                                    

"Papa pasti bermimpi firda pulang ke rumah..."
Balas wanita parobaya itu menanggapi ucapan kisworo. Sejak sore firda memang sengaja disembunyikan mamanya. Karena mereka belum mengetahui bagaimana reaksi papanya.
"Mama jangan bermimpi.me- milirkannya saja aku tidak pernah,apabila memimpikan- nya.dia sudah membuat malu keluarga.firda sudah mencemar- kan nama baik kita.aku rela kehilangan dia,ma..."ujar kisworo enteng.
"Pa,bagaimana seandainya dia pulang dan minta maaf?apakah papa tetap tega dan mengusir nya ...?"tanya sang istri lembut.
"Bagiku,seorang anak perempuan seperti firda hanya merusak nama baik dan kehor matan kita,ma..."
"Dia kan darah daging kita juga.
Dan kemungkinan kesalahan yang di perbuatnya tidak lepas dari kekeliruan kita..."
Kisworo sangat murka mendengar ucapan istrinya.
"Mama jangan bilang begitu.apa kesalahan kita,ma?!"
Pelayan yang kebetulan melintas di dekat beranda menjadi gemetar.mereka tahu kalau majikannya sedang marah,suara nya bisa menggeledek.maklum lah,sikap tuannya memang kasar dan ceplas- ceplos.
"Pa...selama ini kita terlalu sibuk dengan urusan diluar.pada sibuk dengan urusan kantor,dan mama selama ini sibuk pula dengan beberapa arisan,rapat ini dan itu.sedangkan firda jarang ketemu kita..."
"Itu bukan kesalahanku,tapi kesalahanmu,ma!
Kewajibanku adalah mencari nafkah untuk keluarga sedangkan tugas seorang istri adalah mengurus rumah tangga...!"
"Mama mengerti,tapi perhatian seorang papa pun mutlak di perlukan..."sambut istrinya pelan.
"Sudah!jangan banyak cing- cong!aku tidak ingin membicara kan anak perempuan gatal itu lagi!"bentak kisworo dengan murka.
Wanita parobaya itu terduduk lesu di atas sofa.
Semua tenaga dalam tubuhnya terasa hilang.kisworo menjadi panik.dia sangat menyesali ke kerasannya tadi.
"Mama...maafkan papa.sudah, sebaiknya mama berbaring saja di kamar..."ucap lelaki itu lembut.
Wanita parobaya itu diam tak menyahut.
" Gudril...!bik dalinem...!" seru kisworo memanggil kedua pelayannya yang berada di belakang.
Dengan tergopoh- gopoh mereka muncul di depan kisworo.
"Ada apa,tuan...?" tanty gudril sambil mebungkukkan tubuhnya.
"Bantu aku untuk membaring kan nyonya di kamarnya..." perintah lelaki itu kembali.
Dengan dibantu kedua pelayan nya,kisworo membawa istrinya naik ke lantai atas. kemudian  membaringkannya di atas ranjang.
"Ma...papa telpon dokter dulu ya...?" ucap lelaki itu pelan di telinga istrinya.
Wanita itu menggeleng, terlihat setitik air mata jatuh membasahi pipinya yang cekung.
Kedua pelayan itu melangkah pergi, dan menutup pintu kamar dari luar.kisworo segera mencium istrinya dengan lembut.
"Baiknya mama istirahat dulu. Jangan berfikir macam- macam ya..."kata lelaki itu kembali.
Wanita itu mendesah,menarik nafas dalam- dalam,membiarkan suaminya berlalu dari kamar itu.
Perasaannya begitu pedih me- mikirkan firda.apakah dia memang harus pergi bersama firda?

NAFSU DIAMBANG MAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang