Dengan langkah kaku tanty me- masuki ruangan tersebut.
Irawan melihat kehadiran tanty, segera menyambutnya dengan senyuman manis.
"Hai..."sapa tanty gugup.
" Senang aku melihatmu datang, tanty... "sambut irawan gembira.
Seakan dirinya tidak dalam perawatan dokter,dan tubuhnya terasa sehat kembali.
Gadis manis itu duduk di kursi panjang yang bersprei putih bersih.
"Bagaimana dengan keadaanmu, mas...?"tegur tanty mencoba ter senyum pada lelaki yang menaruh padanya itu.
"Rasanya aku semakin ber tambah baik bila kau datang ke tempat ini tanty..."
Wajah tanty menjadi bersemu merah mendengar ucapan irawan.
"Aku harap mas cepat sembuh."
"Terima kasih,tanty.aku juga berharap begitu,karena rasanya jenuh terus menerus berada di ranjang ini.tapi aku percaya,
kalau kau selalu menjenguk maka kesehatanku akan cepat pulih kembali..."
Kembali tanty tersipu.
Irawan memegang lengan tanty, kali ini gadis itu tidak berusaha menghindar,karena gadis ini telah berusaha untuk merubah sikapnya,tidak ingin seperti dulu, dimana dia terlalu egois dan juga keras kepala.
"Apakah mas irawan mengira aku ini seorang dokter,yang bisa menyembuhkan penyakit seorang pasien?"tanya gadis itu pelan dan terdengar begitu lembut.
"Ya,tetapi pasiennya hanya aku seorang..."sahut irawan ber gurau,melupakan luka- luka yang dideritanya.
Sejenak mereka bergurau, sehingga membuat tanty sering tersipu malu.irawan sendiri seakan lupa dengan sikap tanty selama ini,yang selalu egois,mau menang sendiri,dan juga keras kepala.lelaki itu melihat kalau tanty sekarang bukan lagi gadis yang dikejarnya dulu.tanty sekarang lebih lembut,kalem.
Kemudian.
"Mas irawan..."seru tanty pelan, seraya menundukan wajahnya.
Irawan menatap ke arah tanty.
"Ada apa tanty...?katakanlah..." pinta irawan menatap wajah gadis yang selama ini dikejarnya.
"Aku...aku tahu...kalau yang me- nusukmu joned..."
"Darimana kau tahu,tanty...?" irawan malah bertanya pada gadis itu.
Tanty mengangkat wajahnya.
"Mas...tentu saja setelah aku me- nyambung benang merah semua kejadian yang menimpa keluarga ku."balas tanty sambil menatap bola mata lelaki itu."selama ini kita mempermasalahkan keadaan firda.apalagi joned telah keluar dari penjara.dan dia pernah sesumbar kalau dirinya ingin menghabisi nyawamu.aku berusaha mencegahnya,tetapi tidak berhasil.ternyata yang tak kuinginkan pun terjadi..."
Tanty menunduk kembali.
Irawan menarik nafas seraya menyeringai menahan sakit di perutnya.dengan tajam ditatap nya wajah gadis yang sedang ter tunduk itu.
"Tanty...angkatlah wajahmu.tak perlu kau pendam semua per- soalan dalam hatimu.semua sudah terjadi,tak ada yang di sesalkan lagi..."ucap lelaki itu lembut.
Tanty mengangkat wajahnya, mereka saling bertatapan.
"Mas irawan...kini aku pasrahkan joned padamu.kalau kau ingin dia masuk penjara lagi,sekarang dia berada di rumah.aku sengaja menyuruhnya bersembunyi.bila kau ingin memperpanjang masalah penusukan ini,kau bisa memanggil aparat keamanan..." tutur tanty serius,walau terasa tenggorokannya bagai terganjal sesuatu.
Irawan hanya tersenyum mendengar penuturan gadis itu.
"Tidak,aku tidak ingin men dendam.apalagi untuk memper- panjang kejadian ini,tanty. Bagaimana aku dapat melakukan nya,kalau kakak pelaku adalah gadis yang aku cintai?aku anggap semua ini sebagai cobaan.sampai di mana kesucian cintaku kepadamu..."balas lelaki itu tenang."aku berjanji tidak akan memperpanjang masalah ini.dan polisi tidak berhak me- nangkapnya,tanpa seizinku.jadi kau tidak perlu menyuruh joned bersembunyi,tanty..."
Betapa cerah wajah tanty mendengar ucapan irawan,dan tanpa sadar dia berbalik meng- genggam tangan lelaki tersebut.
"Mas irawan,terima kasih atas kebijakanmu.semoga saja joned dapat menyadari kekeliruannya selama ini.dan juga kesalahanku belakangan ini..."ucap tanty lagi.
"Sudahlah,tanty.kita ambil hikmahnya dari semua kejadian ini.mungkin pula ini sebuah teguran untukku.agar aku meng intropeksi diri.siapa tahu aku pernah membuat kesalahan tanpa kusadari..."balas lelaki itu enteng."oh ya...bagaimana dengan ibumu?"
Tanty mengangguk.
"Dia masih berada dalam perawatan dokter.tetapi katanya tidak lama lagi ibu diperboleh kan pulang..."sahut gadis itu lembut terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAFSU DIAMBANG MAUT
Novela JuvenilFirda memeluk erat tubuh tanty. tampak air matanya menitik, begitu juga dengan tanty. kedua gadis itu bertangis- tangisan,hati irawan dan joned menjadi trenyuh melihat kejadian itu, begitu pun dengan mona. "Firda...bagaimana keadaanmu...?" tanya tan...