Part 24

3 3 0
                                    

Jangan lupa vote and komen

Sedangkan gadis itu duduk di lantai yang kotor dan ruangan yang sempit dengan kedua tangan dan kakinya di ikat dia hanya bersandar di dinding yang sepertinya pernah terbakar terlihat dari dinding yang berwarna hitam dia hanya diam air mata sudah mengering karna sedari tadi ia sudah menangis memohon untuk di keluarkan dan saudaranya harus menjalani perawatan

Ia tidak tau siapa yang menyekapnya di tempat seperti ini dan bagaimana keadaan saudaranya yang baru pulih setelah koma

Beberapa saat lalu

Setelah Kara membayar administrasi ia menuju ke ruangan saudaranya namun ia keluar lagi karna ia di panggil oleh dokter yang menangani saudaranya namun ternyata itu jebakan perawat menyuruhnya menunggu di taman depan rumah sakit dan muncul mobil hitam dari mobil itu keluar dua orang laki laki yang menutup wajahnya Kara mencoba untuk memberontak namun apalah daya mereka lebih kuat dan kalah jumlah Kara mencoba berteriak meminta pertolongan tapi malah ia di tampar dan laki laki satunya membiusnya dengan menutup hidung dan mulutnya menggunakan kain akhirnya kesadarannya menghilang

Byur

Kara langsung terbangun karna wajahnya disiram dengan air dan airnya masuk ke dalam hidung membuatnya ingin menangis Tamun ia tahan agar ia tidak menangis ia melihat sekeliling dan melihat saudaranya duduk di kursi dan kaki tangannya di ikat di kursi tersebut disana juga ada beberapa orang dan wanita dewasa

"Putri bisu sudah bangun"

"Siapa kalian semua?, lepaskan saudaraku dia sedang dalam masa pemulihan aku mohon" kata Kara lirih dan memohon

"Oh jadi dia saudaramu ternyata kalian kembar yaa?, Baiklah aku akan lepaskan tapi ada satu syaratnya" katanya sambil memperlihatkan senyum sinis nya

"Apa katakan akan aku lakukan"kata Kara sambil memohon dan berjalan berlutut menghampiri wanita itu

"Kau bilang sama pemuda ini dan suruh dia datang kemari secepatnya dan jangan membawa polisi atau petugas keamanan lainnya"katanya sambil menyerahkan telponnya

"Hallo"

Kara tersadar ia mengenali suara itu dia adalah Kevin tidak mungkin ia melibatkan orang lain lagi

"Hallo,bila salah sambung akan saya tutup"

Wanita itu mendekati Kara dan menarik rambut panjang Kara ke atas dengan kuat ia ingin menangis

"Bilang sekarang atau wajah cantikmu ini akan tergores pisau kecil ini" katanya pelan sambil menempelkan pisau ke pipi sebelah kanannya dia tidak punya pilihan lain

"Tunggu, jangan di tutup"jawab kara dengan lirih

"Maaf apa saya mengenal anda"

Ingin rasanya Kara berteriak dan meminta pertolongan dengan Kevin namun tidak mungkin ia membawa Kevin dalam masalah cukur Dirga ,Clara dan orang tuanya jangan bertambah lagi

"Ke-kevin in-ini aku"kataku agar lebih jelas dan kara mencoba melawan ketakutannya

"Kara kaukah itu?"

Iya Kevin iya ini aku andai ia bisa berteriak dengan kencang kara hanya diam dan mulai menitihkan air matanya

"Cepat jawab"kata wanita itu

"Kevin tolong, apapun yang terjadi jangan dengarkan dia, aku akan baik baik saja, jangan mencari ku lagi, ini demi kebaikanmu"kata Kara dan membuat wanita itu marah dan pisau yang menempel di pipi Kara ia goreskan
Kara menangis sesenggukan

"Setelah sekian lama kamu menghubungiku dan mengatakan-"
Wanita itu langsung mematikan telpon yang terhubung itu dan melemparkan Ponsel itu hingga layarnya hancur dan menendang perut Kara hingga jatuh

"Beraninya kau melawanku" lagi lagi wanita itu menarik rambut Kara lebih kuat

Tatapan mata Kara jatuh ke pada saudaranya yang di ikat ternyata sudah sadar dan melihat kelakuan wanita ini tangan Clara mengepal dan wajahnya terlihat marah ia tidak terima adiknya yang ia sayang dan satu-satunya di perilakukan seperti itu ia ingin melawan namun tidak bisa
Ia mencari cara agar bisa lepas dari tali ini tatapan Clara jatuh pada ponsel yang layarnya retak mungkin masih bisa di gunakan dan meminta pertolongan pada orang tadi

Kara di bawa oleh kedua orang itu dan di masukan ke tempat yang gelap dan kotor setelah di siksa bagaimana nasib adiknya itu ia harus bersabar dan mencari jalan keluar setelah seminggu ia sudah pulih adiknya saja yang terlalu menghawatirkan setelah itu wanita itu keluar di ikuti oleh ke empat pria itu

"Mereka pasti berjaga di depan "

Clara menggigit talinya agar bisa lepas dan menggesek gesekan ke kursi agar tali putus berhasil satu tangan sudah lepas ia bernafas lega ia segerah melepas satunya lepas dan ia segerah melepas tali di kakinya dan mengambil ponsel itu ia mencoba menyalakan ternyata bisa ia segerah mengirim pesan pada orang yang berada di panggilan riwayat terakhir

"Aku mohon aku butuh pertolonganmu sekarang datanglah, lacak ponsel ini dan bawalah polisi atau petugas keamanan karna aku tidak tau dimana kami di sekap datanglah secepatnya aku mohon"

Claramelia

Clara segerah mengaktifkan GPS di ponsel tersebut semoga saja masih sempat setelah itu ia mencari dimana orang itu menyekap adiknya ruangan ini luas sepertinya bekas gudang yang pernah terbakar Clara mendengar suara sesegukan ia mencari suara itu dan benar ternyata adiknya ada di sana ia segerah membuka pintu yang terkunci

"Kara tenang lah aku akan buka pintu ini"kata Clara pelan sambil memegang pintu seperti memegang tangan adiknya

Di rambutnya pastinya ada jepit rambut dan benar ada ia mencoba membuka pintu itu dengan jepit rambut itu dan berhasil ia segerah mengeluarkan kata dari sana dan mendekapnya dengan erat tubuh adiknya gemetar menandakan adiknya sedang ketakutan

"Aku akan mencari jalan keluar agar kita bisa keluar dari sini segerah" kata Clara menenangkan adiknya dan keduanya sama sama menangis

Okey selesain juga ceritanya maksudnya part yang ini

Makasih udah vote and komen
See you next time
Love you dear

Bintang Kedua (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang