Bab 1

8.7K 442 75
                                    

"Bunda!!" panggil seorang anak perempuam berumur 4 tahun.

"Iya, kenapa sayang?" tanya bundanya.

"Em ... tadi di sekolahnya Inka ada murid baru loh bun," ucap Inka walau umurnya 4 tahun ia sudah lancar dalam berbicara. Inka atau bernama lengkap Inka Adisya ini adalah anak dari Aldisya Maria. Ia adalah seorang Single parent, ia benar benar merawat anaknya sendiri karena ia pun tidak memiliki orang tua.

Maria pov

Hai perkenalkan namaku Aldisya Maria aku biasa di sapa Maria, aku berumur 22 tahun, ya, walaupun masih muda tapi aku sudah mempunyai seorang anak. aku memiliki seorang anak perempuan cantik bernama Inka Aldisya. Aku memang sudah punya anak tetapi belum pernah punya suami, heran? nanti kapan kapan aku ceritakan yah!!

Aku juga punya dua orang sahabat, mereka bernama, Vanka Alquina dan Elquita Dania. Aku tinggal di sebuah rumah gubuk ini adalah rumah peninggalan orang tua milik ibu panti itu yang ia ucapkan. Beliau bilang bahwa saya mendapat kepercayaan untuk menjaga rumah ini. Sekarang sebagian rumah ini sudah bertembok walau masih ada yang geribik tapi ini sudah mending dari pada saat aku baru di sini. Aku kerja sebagai Office Girl di sebuah perusahaan besar dan setelah pulang aku kembali kerja disebuah toko bunga milik temanku Nia atau Dania. Saat aku kerja menjadi Office Inka aku titipkan pada Nia jadi setelah bekerja aku masih bisa memiliki interaksi dengan anakku.

"Bunda!! dari tadi bunda dengerin Inka nggak, sih!!" ucapnya sebal karena aku tidak memperhatikannya, aku hanya terkekeh.

"Ya ampun, anak bunda gemesin banget, sih," ucapku sambil mencubit pipi Inka.

"Ihhh, bunda mah, ya udahlah Inka mau kekamar dulu, ngantuk," kata inka dengan mata sayu.

"Ok, sekarang kita kekamar tidur udah malem besok kan Inka sekolah."  Oh, ya, aku sudah mengatakan belum aku menitipkan Inka ke Nia saat ia sudah pulang dari sekolahnya itupun Nia yang jemput soalnya pulang sekolah Inka belum sampai jam istirahat jadi aku tidak bisa keluar kantor apalagi aku hanya office girl disana. Jadi aku tidak berani untuk izin keluar jika belum jam istirahat.

"Maaf sayang, bunda belum memberikan yang terbaik untuk kamu," ucapku sambil menatap wajah tenang anakku yang sudah terlelap dalam pelukanku.

Aku tidak tau harus jawab apa jika ia menanyakan nama ayahnya, bahkan aku saja tidak mengenal namanya aku hanya mengenal wajahnya itupun 5 tahun yang lalu saat kejadian malam itu. Saat aku harus kehilangan masa depanku, impianku, kesucianku. Aku kacau saat itu, sangat kacau, aku tahu jika aku berada disini kemungkinan besar dia akan menemukanku tapi aku bisa apa aku hanya seorang wanita beranak 1 yang miskin. Aku sadar tentang itu. Setelah banyak melamun akhirnya aku tertidur dengan memeluk anakku erat.

🍃🍃🍃

Hai kenalkan namaku Johanes Blake, aku adalah seorang pemimpin perusahaan Blake, itu adalah perusahaan milik ayahku. Aku berumur 30 tahun, aku adalah duda beranak 1. Anakku laki laki ia baru berumur 5 tahun. Kemana istriku? istriku sudah meninggal sebab melahirkan putraku tapi aku tidak menyesal mempunyai seorang anak, aku malah bahagia bisa mempunyai anak bersama orang yang aku cintai. Walaupun saat istriku baru meninggal aku frustasi, siapa sih yang tidak sedih ditinggal istri? aku sedih kecewa pada diriku sendiri karena tidak bisa menjaganya. Kenapa aku bicara seperti itu? karena sebelum melahirkan istriku terpeleset dirumah sedangkan aku berada di kantor, kalau saja saat itu aku tidak kekantor pasti kejadiannya tidak akan seperti ini, itulah yang kusesalkan. Aku jadi ingat saat seminggu semenjak istriku meninggal aku pergi ke salah satu Club dan disana aku mabuk lalu berjalan menyusuri jalan karena pusing yang berlebihan aku jadi tidak ingat apa apa. Terakhir aku ingat hanya berjalan menyusuri jalan saja, aku berdoa diriku tidak melakukan yang tidak seharusnya.

Oh, ya, dari tadi aku belum memperkenalkan almarhumah istriku. Istriku bernama Dania Fatiah itulah namanya. mengingat namanya saja sudah cantik apalagi wajahnya yang putih alami dengan hidung mancung apalagi lesung pipitnya yang membuatku sampai sekarang ini masih mencintainya BUKAN bahkan masih sangat mencintainya.

Tok tok,

"Iya, masuk!!" seruku.

"Hai Papah!!" sapa putra kecilku.

"Hay sayang, ke sini sama siapa?" tanyaku sambil mencium pipinya,

"Sama supir," jawabnya. Dari tadi aku belum memperkenalkan nama putra ku ya. Oke jadi perkenalkan nama putraku adalah BARNES BLAKE DAVIDSON Itulah namanya biasa dipanggil Barnes walaupun masih berumur 5 tahun tapi ia sudah lancar membaca tidak cadel sedikitpun.

"Papah tadi saat di sekolah baruku aku bertemu dengan seorang anak perempuan pah, tapi kayanya dia lebih kecil dari aku deh kenapa sekelas sama aku, pah?" tanyanya, oh ya kenapa aku pindahkan sekolah Barnes karena kami berdua pindah dari rumah lama, aku hanya tidak ingin terlalu terlarut dalam bayangan masa lalu.

"Mungkin aja dia pintar makanya bisa loncat kelas, kan?" jelasku.

"Memang bisa pah, loncat kelas?" tanyanya lagi dengan wajah penasaran membuat wajahnya menjadi lucu.

"Em ... bisa dong kalo mau loncat kelas Barnes harus pinter, biar kaya anak perempuan tadi, memangnya namanya siapa sih?" tanyaku.

"Namanya Inka Aldisya Pah, bagus kan namanya," ucapnya dengan binar mata bahagia.

"Iya, kita pulang yuk udah malam, kamu kan harus istirahat besok sekolah." Ia hanya menurut dan aku mengendongnya di depan.

Skip

Sekarang aku dan anakku sudah berada di depan rumah ia sudah tertidur saat dimobil dan aku kini berjalan menuju kekamar anakku.

"Good night, boy." Sambil membenarkan  selimut dan mengecup keningnya. Setelahnya aku berlalu menuju kamarku sendiri untuk beristirahat.

Tapi, saat akan membaringkan tubuh lelahku aku melihat sebuah foto, ia istri ku dengan senyuman diwajahnya. Aku mengelus foto itu memberi kecupan seolah foto itu adalah istriku dan kembali menaruhnya di nakas. Lalu aku terlelap karena rasa lelah.

Johan Dreams

"Ayah, kenapa ayah tidak tinggal dengan aku dan bunda?" tanya seorang anak kecil kepadaku.

"Hay adik kecil, aku bukan ayahmu," ucapku.

"Kau ayahku, kata bunda ayah sedang bekerja diluar tapi kenapa Ayah tidak pulang walau sebentar." bibirku tiba tiba kelu aku tidak bisa berbicara, aku seperti mendengar kebenaran yang sebenarnya.

"Ayah, kenapa ayah tidak pulang?"

"Ayah, kenapa ayah tidak bersamaku dan bunda?"

"Ayah!!"

"Ayah!!"

Johan Dream end

"TIDAAKKKK!!"

"Huh ... hosh ... hosh ... apa tadi, kenapa bermimpi seperti itu?"

"Kenapa anak kecil tadi memanggilku ayah?" semua itu menjadi bertanya tanya, Hingga kantuk menghampiri diriku lagi, aku pun kembali terlelap. Mungkin besok aku akan memikirkannya.



























Hai akhirnya up lagi nih.
Aku bakal up secepatnya.
Jangan lupa Vote N Commen ya.
Aku seneng loh kalau ada Vote sama komen itu berarti bagi aku mungkin berarti bagi semua penulis Di WP.
Gimana?

Where Is My Daddy, Mom? (COMPLETED) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang