"Baik, semuanya perkenalkan nama saya JOHANES BLAKE saya adalah CEO dari perusahaan ini saya harap kalian semua bisa bekerja dengan baik dan juga membantu saya, saya juga akan membimbing kalian, Mohon kerja samanya!!" ucap dengan nada penuh ketegasan, aku dari tadi menunduk entah kenapa aku takut untuk melihat wajahnya dengan perlahan aku mendongakan kepalaku dan betapa terkejutnya aku saat melihat wajah CEO perusahaan ini.
"Ya ampun, apa apaan ini," gumamku.
.
.
."Mar, kamu kenapa melamun," ucap lirih Jihan.
"Tidak, kok," elakku.
"Halah, kamu terpesona ya liat CEO kita ini," godanya.
"Stss, diam dulu Han nggak enak kalo diliat yang lain." Mendengar hal itu Jihan pun langsumg terdiam.
"BAIKLAH CUKUP SAMPAI DISINI PERBINCANGAN KALI INI. SAYA HARAP KALIAN SEMUA DAPAT BEKERJA SAMA DENGAN BAIK UNTUK SAYA. TERIMA KASIH!!" ucapnya tegas.
Aku masih tak menyangka setelah sekian lama aku melihatnya lagi. Aku berfikir aku tak akan bertemu dengannya lagi.
"Ayo Mar!!" ajak Jihan.
"Ah ... iya," balasku saat tersadar dari lamunanku. Kami berdua pun berjalan menuju dapur perusahaan untuk mengambil peralatan yang berada di gudang samping dapur.
"Kamu mau bebersih dimana Mar?" tanya Jihan.
" sepertinya di bagian ruang karyawan, " Ucapku.
" baiklah aku duluan!!" pamit Jihan. Aku pun pergi dari sana dan berjalan dimana para karyawan berkumpul.
" Maaf Mar bisa bersihkan meja ku tidak? Tadi ada kopi tumpah," ucap salah satu jaryawan disitu yang memang mengenalku.
"Baik mba." Aku pun mengikutinya dan mulai membersihkan meja dan lantai yang terkena kopi.
"Mar!!" panggil seseorang saat aku selesai membersihkan meja itu.
"Kenapa mba?"
"Itu, Pak Johan minta dibuatkan kopi dan kebetulan ketemu dengan kamu," titahnya.
"Baik mba, kopinya manis atau pahit?" Tanyaku.
"Yang sedang aja ya, Mar!!" aku hanya mengangguk dan membawa peralatanku ke dapur untuk membuatkan kopi.
Maria pov end.
🍃🍃🍃
Johan pov.
Aku tidak mengerti tapi aku mempunyai perasaan akan terjadi sesuatu nanti.
Tok tok
"Silahkan masuk!!" ucapku. Mungkin itu adalah kopi yang aku pesan tadi.
"Permisi pak, saya menghantarkan kopi untuk bapak," ucap OG itu.
"Taruh saja di situ," ucapku.
"Baik, saya permisi dulu," ucap OG itu. Aku hanya mengangguk tapi dilihat aku seperti pernah melihat mata itu tetapi entah di mana dan kapan itu.
Aku pun kembali fokus dengan pekerjaanku.Tok tok
"Permisi pak, sekarang ada meeting dengan klien dari jepang" ucap sekertaris ku.
"Baik, 15 menit lagi saya akan ke sana," ucap ku.
Johan pov end.
Maria pov.
Aku gugup sekali menghantarkan minuman ini.
Tok tok
"Silahkan masuk!" ucapnya.
"Permisi pak, saya menghantarkan kopi untuk bapak," ucapku.
"Taruh saja di situ!!" ucap CEO itu.
"Baik, saya permisi dulu," ucapku. Aku pun bergegas keluar dari sana dan melanjutkan kembali pekerjaanku yang tertunda.
🍃🍃🍃
Sekarang adalah jam ku untuk menjemput anakku di TK. Kebetulan setiap hari selasa, Inka pulang tepat jam 12 siang. Memang terlalu siang untuk TK, mamun sekolah memiliki program sendiri setiap satu minggu sekali dan ini kesempatanku bisa menjemput Inka.
"Inka !!" panggilku.
"Hai bunda!!" salam putriku.
"Hai tante!!" salam anak yang tadi pagi.
"Hai, siapa nama kamu tampan?" ucapku sebab aku lupa siapa namanya.
"Barnes, tante," ucapnya dengan semburat merah karena ucapanku.
"Bunda, dia itu nggak tampan, tau," ejek Inka.
"Ihhh, Inka mah gitu!!" kesal Barnes.
"Hahahha, sudah sudah. Inka ayok pulang, Barnes kami pamit dulu, yah!!" ucapku.
Biasanya setelah menjemput anakku, aku akan mengantar Inka ke toko bunga Nia sahabatku.
"Inka, jangan nakal ya sama tante!!" peringatku.
"Hmm."
"Sudah, tenang aja, Mar," ucap Nia.
"Iya, aku titip ya. Aku pamit!!" pamitku dan mulai menggoes sepedaku untuk kembali ke kantorku.
Akhirnya aku Up. Aku bakal usahain up secepatnya yah.
Jangan lups Vote N komen dan baca juga cerita aku yang lain.
Gimana?
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is My Daddy, Mom? (COMPLETED) [TERBIT]
ChickLit(TELAH TERBIT DI CANDRAMAWA PUBLISHER) Kenapa aku harus melewati ini sendirian di saat gadis seumuranku butuh pembimbing sedangkan aku berjalan berjuang sendiri?. Aku tidak iri tetapi kenapa aku yang harus menerima ini semua. Yang aku inginkan hanya...