"Bapak sudah baik-baik saja?"
"Iyah, sudah tidak apa-apa, em Dania bisa jaga Maria dulu, aku butuh tidur sebentar tubuhku masih lemas" sembari membaringkan tubuhnya di sofa panjang.
"Iyah baiklah" paham Dania.
"Kenapa Mar?" Tanya Dania.
"Tidak ada apa-apa kok Dan" jawab Maria agar Dania tidak bertanya lagi.
.
.
.Maria, Inka, Johan, Barnes, Vanka dan Dania mereka akan melaksanakan sarapan tentunya dengan Maria yang memakan makanan dari rumah sakit.
Menu makanan mereka kecuali Maria adalah nasi goreng dengan ayam goreng, mereka semua sedang memakan untuk suapan pertama tetapi suatu pemandangan membuat mereka mengalihkan pamdangannya.
"Loh kok kulit ayamnya dipinggirin?" Tanya Vanka pada mereka bertiga ( Johan, Barnes, dan Inka ).
"Nggak enak"
"Nggak suka"
"Geli tante"
Ucap ketiganya berbarengan membuat yang lain kaget."Enak tau, kamu juga Johan malah ikut-ikutan" omel Dania pada Johan.
"Enak aja, aku emang dari kecil nggak suka kulit ayam kalo Barnes memang dari aku" jelas Johan.
Membuat yang lain ber-oh ria, tetapi Johan merasakan perasaan berbeda setiap berada di dekat Inka. Ia sudah menyadari sejak mereka pertama bertemu, belum lagi raut wajah Maria yang familar membuat menguatkan dugannya selama ini.
Mendengar ucapan Johan membuat Maria terkejut, ia tak menyangka ini semua. Semoga ia masih bisa menyimpan ini walau dia tidak tau sampai kapan.
🍃🍃🍃
Sudah seminggu sejak hari itu, Maria sudah pulang dari rumah sakit dan sejak kemarin ia sudah mulai bekerja kembali. Hubungan Barnes dengan Inka semakin dekat sejak di rumah sakit. Inka sering bermain ke rumah Barnes begitupun sebaliknya, tetapi Johan belum pernah menjemput Barnes dari rumah Maria. Makanya sampai sekarang ia tidak mengetahuinya.
Baru sekarang Johan akan menjemput Barnes. Johan berhenti di sebuah rumah sederhana, ia merasa tidak yakin tetapi saat Barnes dan Inka keluar membuatnya yakin sepenuhnya.
"Hai pah!!"
"Hai ayah!!"
Seru keduanya bersama keduanya."Inka panggilnya 'om' jangan 'ayah'!!" Peringat Maria yang muncul dari belakang Barnes dan Inka. Memang walau sudah puluh Maria hanya bekerja setengah hari dulu dan itu di perbolehkan oleh Johan.
"Mari pak masuk!!" Ajak Maria tanpa memerdulikan raut kesal putrinya.
"Ah iyah" jawab canggung Johan dan mengikuti langkah Maria dengan kedua tangan Johan bergandengan dengan Barnes dan Inka.
"Silahkan pak duduk, maaf seadanya" ringis malu Maria.
"Tidak apa-apa" jawab cepat Johan.
Johan pov
Aku baru pertama kali ke rumah salah satu karyawanku, entah kenapa perasaanku membuncah seperti rindu yang sudah lama tak tersalurkan. Fokusku teralihkan pada sebuah foto yang berada di atas laci kecil. Sebuah foto bayi perempuan dengan seorang wanita cantik yang sedang tersenyum ke arah kamera. Rasanya muka Maria benar-benar familiar baginya, ia seperti pernah melihat wajah ini. Sampai,
"Disya" gumamku dengan pandangan masih ke arah foto itu.
"Pak Johan!!" Panggil Maria dari belakang dengan membawa sejumlah piring.
"Kebetulan kami belum makan siang, jadi mari pak, maaf ya lauknya hanya seperti ini" ucap Maria sambil menara piring berisi lauk makanan dan dibalas senyuman ramah olehku.
Iyah memang sangat sederhana hanya cah kangkung, tempe, tahu dan 2 buah ayam goreng.
Maria membagi lauknya dan umtuk ayan goreng Maria meletakkan pada piring Inka dan Barnes, lalu mengambilkan makanan untukku. Rasanya sekarang aku seperti memeliki seorang istri lagi dengan dua anak laki-laki dan perempuan.
Apa yang kamu pikirkan Johan, pikir Johan dan mengelengkan kepala kekana dan kiri.
"Pa Johan baik-baik saja?" Pertanyaan itu membuat aku tersadar.
"Ah iya aku baik-baik aja, ayo sekarang kita makan tapi jangan lupa.." ucapku menggantung.
"Baca doa!!" Seru Barnez dan Inka membuat aku dan Maria tergelak.
"Berdoa di mulai" ucapku dengan kompak yang lainnya menundukkan kepalanya.
"Berdoa selesai" mereka berempat pun mulai makan siangnya. Mereka makan dengan di selilingi candaan dari Inka dan Barnes. Sesekali aku dan Maria menimpali candaan mereka. Walaupun sederhana tetapi suasana disini sangah hangat, terbukti keharmonisan suatu keluarga tidak dapat di hitung dengan uang.
Johan pov
Hai Arissa baru bisa up, padahal niat kemaren malam, tetapi karna suatu hal jadnya nggak jd deh😥.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
Gimana part ini?
👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is My Daddy, Mom? (COMPLETED) [TERBIT]
ChickLit(TELAH TERBIT DI CANDRAMAWA PUBLISHER) Kenapa aku harus melewati ini sendirian di saat gadis seumuranku butuh pembimbing sedangkan aku berjalan berjuang sendiri?. Aku tidak iri tetapi kenapa aku yang harus menerima ini semua. Yang aku inginkan hanya...