Bab 20

3.5K 173 0
                                    

Setelah mengatakan itu ia memutus sambungan telponnya begitu saja. Sekarang Darwin sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Entah apa yang akan terjadi setelah ia menceritakan hal inu kepada istrinya. Istrinya ini termasuk orang yang keras kepala dan tidak ingin dibantah apalagi ini mengenai perjodohan itu.

.
.
.

"Assalamualaikum!!" seru Darwin saat masuk rumah.

"Waalaikumsalam, udah pulang dad?"

"Iya, pengin aja pulang cepet biar daddy bisa ketemu sama mommy," godanya pada istrinya.

"Nggak usah gombal deh dad," malu Shintia dengan semburat merah di pipinya.

"Mah ada yang mau daddy bicarain ke mamah ini soal Johan dan daddy harap mommy nggak akan marah," ucapan Darwin membuat Shintia mengernyitkan dahinya bingung.

"Maksudnya?"

"Nanti juga mommy tahu, tapi sekarang daddy mau mandi dan makan dulu yah mom," yang diangguki oleh Shintia.

"Iya mommy siapin dulu." Dan berlalu meninggalkan Darwin yang masih terduduk lelah.

Tiba-tiba bunyi handphone Darwin membuat si pemilik membuka matanya.

"Iya hallo."

"....."

"Udah ketemu?"

"......"

"Kirimkan segera ke rumah saya, tetapi jika yang menerima istri saya jangan bilang soal itu bilang saja berkas yang harus di periksa, kamu juga harus ubah gambar mapnya?"

"......"

"Bagus, kamu memang bisa untuk diandalkan."

Tut tut tut

Darwin memutuskan telponnya begitu saja. "Semoga saja isinya sesuai harapanku," gumam Darwin.

"Dad airnya udah siap!" seru Shintia.

Darwin bergegas bangun dan menuju kamarnya untuk mandi.

"Makasih mommy," ucapnya saat berremu istrinya di tangga.

"Sama-sama mommy mau nyiapin makanannya dulu," ucapnya yang hanya di balas angguakan kecil oleh Darwin.

🍃🍃🍃

Sekarang Darwin dan Shintia berada di kamar, mereka sedang menonton TV di kamar.

"Jadi apa yang ingin daddy katakan?" ucap Shintia penasaran.

"Tadikan daddy ke kantor Johan membahas masalah bisnis tetapi tiga puluh menit kemudian ada seorang wanita dan seorang anak perempuan datang bersama Barnes," ucap Darwin dan Shintia mendengarkan dengan seksama.

"Iya lalu?" tanya Shintia yang masih belum mengerti.

"Yang datang adalah pasangan dari Johan, perempuan itu sudah memiliki anak, usianya masih muda dan belum pernah menikah," ucapan Darwin membuat Shintia membeku.

"APAHHHH!!" teriak Shintia.

"Dan mereka tinggak satu rumah itu yang aku dapat dari bawahanku," lanjut Darwin membuat Shintia syok.

"YA AMPUN!!!"

🍃🍃🍃

"Kamu udah pulang mas?"

"Iya urusannya udah beres semua Mar," jawab Johan yang baru tiba.

"Ini di minum mumpung masih hangat."

"Anak-anak mana tumben sepi?"

"Owhhhh itu lagi pada belajar di kamar," jawab Maria.

"BARNES!! INKA!!" teriak Johan membuat Maria terkejut.

"PAPAH!!/AYAH!!" sahut berbarengan Barnes dan Inka.

"Hai kids, gimana belajarnya ada yang susah, mau papa bantuin?"

"Nggaj usah udah selesai kok, iya kan Inka?" ucap Barnes meminta persetujuan.

"Iya, baru selesai tugasnya," sahut Inka.

"Pinternya anak ayah dan papah ini," membuat semburat merah muncul di pipi Barnes dan Inka. Maria dan Johan yang melihay hal itu pun terkekeh geli.

"Papa mandi dulu yah, sekarang kalian main tapi jangan sampai malem kalau udah waktu tidur ya harus tidur!" titah Johan.

"Sippp!" dijawab Barnes dan Inka.

"Sekarang kita ke ruang makan dulu yuk, sambil nungguin ayah," yang disetujui oleh Barnes dan Inka.

Setelah menunggu beberapa menit Johan pun turun dengan pakaian santai.

"Ayok sekarang kita makan!"

"Bunda!!" panggil Inka.

Maria yang sedang mengambil lauk untuk Inka pun berhenti dan menengok ke arah putrinya.

"Kenapa sayang?"

"Kak Barnes boleh nggak manggil bunda dengan sebutan bunda?" tanya takut Inka sedangkan Johan tersedak oleh makanannya sebab Maria tadi mengambilkan makanan untuk Johan dulu yang kedua untuk anak-anak dan yang terakhir untuknya sendiri.



























Makasih yang udah mau baca😊
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇

Where Is My Daddy, Mom? (COMPLETED) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang