Bab 9

4K 214 12
                                    

"Ayah?" bingung Dania.

"Owh ... itu Barnes yang minta ke Inka suruh panggil aku dengan ayah dan aku nggak merasa keberatan, kok," ucap ringan Johan yang masih meninggalkan kebingungan di wajah Dania sedangkan Johan seolah tidak perduli dengan itu.

.
.
.

"Inka, mau es krim apa?" tanya Vanka. Mereka bertiga sudah berada di depan box eskrim. Di salah satu mini market di rumah sakit itu.

"Itu, tan!!" tunjuk Inka pada eskrim rasa strawberry dalam bentuk wadah.

"Kalau kamu?" tanya Vanka pada Barnes.

"Yang itu ajan, tante!!" tunjuk Barnes pada eskrim vanila berbentuk cone.

"Okey, tante juga mau, ah," kata Vanka dan mengambil eskrim cokelat dengan bentuk stik.

"Ayo sekarang kita bayar, mau beli sanck juga nggak?" tawar Vanka saat melewati jejeran sanck ringan.

"Boleh deh, tan," jawab Inka.

"Sekarang kalian ambil masing masing 2 yah, tante juga mau ambil," kekeh Vanka, tertawa melihat kelakuannya sendiri.

Setelah memilih snack masing-masing, mereka bertiga berjalan menuju kasir.
Selesai membayar mereka pergi ke taman rumah sakit di situ.

🍃🍃🍃

"Kita duduk di sini aja, yah," celetuk Vanka yang diikuti Barnes dan Inka.

"Barnes ini temennya Inka, yah?" tanya Vanka sambil memakan eskrimnya.

"Iyah, kita berdua satu kelas bahkan satu bangku," cengir Barnes.

"Oh iya," ucap tak percaya Vanka, pasalnya di tahu sekali keponakannya ini, ia tidak mudah dekat dengan orang baru dan ia cukup terkejut mendengarnya.

"Memangnya kenapa, tante?" bingung Barnes.

"Kalo kamu pengen tahu nih yah, Inka ini sebenernya agak judes loh," goda Vanka.

"Apaan sih tan!!" kesal Inka.

"Haahahahahha!! itu sih memang tan, aku aja selalu jadi korban kejudesannya," ledek Barnes.

"Hahahahahahahaha!!" puas Barnes dan Vanka dengan tangan ber-tos ria. Karena berhasil mengerjai Inka Sedangkan Inka sebal setengah mati.

"Tau ah kaliam nyebelin," cemberut Inka.

"Ulululu ... ponakan tante yang lucu ini jangan cemberut dong," gemas Vanka. Kedua tangannya mencubit ringan pipi tembam Inka.

"Ishhh, tante malah buat Inka tambah sebel!!" dumel Inka membuat tawa Barnes dan Vanka semakin lepas.

"Oke-oke udah, kok," ucap Vanka saat sudah puas tertawa dan itu membuat Inka tambah kesal, sedangkan Barnes masih mencoba menghentikan tawanya.

"Oh iyah, kenapa tiba-tiba Inka manggil papahnya Barnes dengan sebutan ayah?" tanya Vanka penasaran.

"Owh itu."

Flasback on

"Inka!!" panggil Barnes yang sekarang sudah duduk di samping Inka sedangkan Inka sendiri sudah selesai makan dan mandi.

"Kenapa?"  tanya Inka kebingungan.

"Kamu kalo mau anggep papah kamu ayah aku nggak papa kok," ucap polos Barnes.

"Hah?" bingung Inka.

"Em- aku pernah denger kamu sering diledekin nggak punya ayah kan? jadi aku mau kamu anggep papah aku ayah kamu biar kamu bisa punya ayah sama kaya yang lain dan biar nggak diledekin lagi," ucapnya dengan penuh kepolosan seorang anak berusia 5 tahun.

"Emang boleh?" cicit Inka dengan mata yang sudah memerah.

SKIP

Perjalanan menuju rumah sakit sangat ramai karena obrolan ringan dari Barnes dan Inka yang membuat suasana menjadi ramai.

"Pah!!" panggil Barnes.

"Kenapa?" tanya papa Johan

"Gini pah, tadi aku bilanh ke Inka kalau Inka boleh anggep papah seperti ayahnya sendiri, bolehkan pah?" ucap ragu Barnes.

"Boleh dong kenapa nggak," ringan papa Johan membuat Inka yang tadinya merunduk menjadi mendongak melihat kearah Johan dengan binar mata.

Karena sekarang posisinya Inka berada di jok belakang jadi ia melihat papa Johan dari kaca saja. Melihat hal itu rasanya Barnes sungguh sangat senang, entah kenapa rasanya hatinya menghangat.

"Bener?" ucap memastikan Inka yang dijawab anggukan antusias dari Johan.

"Ayah!!" panggil Inka dan langsung memeluk Johan dari belakang.

"Duduk dulu, ya!!" nasihat Johan yang dituruti oleh Inka.

Suasana dalam mobil pun semakin ramai dengan Johan yang sesekali membalas ucapan Barnes dan Inka.

"Sampai deh, yuk keluar!!" ajak Johan. Mereka bertiga berjalan menuju ruang rawat inap Maria.

Flashback off

"Gitu tan," selesai Barnes.

"Owh gitu, yah," paham Vanka.

"Sekarang kalian habisin ini dulu yah, baru deh kita balik lagi ke rungannya bunda Maria," ucap Vanka.

Mereka bertiga pun memakan snack sambil asik bercerita ringan dan Vanka menanggapinya dengan antusias. Karena Vanka sangat suka anak kecil dan mungkin juga karena dia msih memiliki jiwa anak-anak. Jadi mereka nyambung saja saat bercerita.






Akhirnya up juga.
Jangan lupa Vote N komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇

Where Is My Daddy, Mom? (COMPLETED) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang