Bab 6

4.6K 268 10
                                    

"Mau, om." Angguknya antusias.

"Inka rasa kaya dipeluk sama ayah" gumam Inka yang masih bisa di dengar aku dan Dania. Aku hanya tersenyum kecil dan mempererat pelukanku entah kenapa aku pun merasa nyaman tapi aku juga bingung sedangkan Dania hanya diam dengan pandangan sulit diartikan.

.
.
.

Setelah menunggu lumayan lama seorang dokter pun keluar.

"Bagaimana dok, keadaan teman saya?" tanya Dania.

"Keadaanya sudah stabil, tetapi karena keadaanya benturan yang cukup keras mengakibatkan saudari Maria KOMA," terang dokter itu.

"A-apa!!" ucap tak percaya Dania. Entah kenapa kakinya menjadi lemas hingga ia memutuskan untuk duduk kembali.

"Dok, apa sudah boleh dijenguk?" tanya Johan mewakili Dania karena melihat kondisi Dania yang masih Shock dengan posisinya yang menggendong Inka yang sudah tertidur.

"Iyh, tetapi setelah dipindahkan keruang rawat inap, yang menjenguk harus bergantian maksimal 2 orang dan diharap untuk anak-anak jangan dibawa masuk," jelas dokter itu.

"Tapi dia adalah anak dari Maria dok, bagaimana jika anaknya ingin melihat ibunya?" sahut Johan.

"Em ... kalau seperti itu boleh saja, tetapi jangan terlalu lama, ya," jawab dokter itu yang hanya diangguki oleh Johan.

"Kalau begitu saya, permisi!! " lanjut Dokter itu, lalu pergi dari tempat itu.

Tak berselang lama ada seorang perempuan yang menghampiri keduanya.

"Dania, kamu baik-baik aja, kan?" tanyanya khwatir.

"Nggak papa kok, Ka," jawab Dania dengan lemas.

"Tapi, kamu lemes banget gini Dan, sebaiknya kamu pulang aja, yah!!" bujuk Vanka.

"Aku nggak mau Vanka, aku mau jagain Maria," kekeh Dania.

"Ya, sudah aku temani," pasrah Vanka.

"Dan, bagaimana kalau Inka ikut aku malam ini? lagian kamu tadi dengarkan bahwa anak-anak dilarang didalam terlalu lama," usul Johan.

"Memangnya tidak merepotkan kalau Inka ikut sama kamu gitu?" ucap Dania tidak enak.

"Nggak kok, santai aja ya sudah aku pulang ya, lagian anakku sudah menuggu di rumah," pamit Johan dan membawa Inka keluar dari rumah sakit, lalu menaruh Inka di Jok belakang. Setelah itu ia berjalan ke depan dan menjalankan mobilnya.

🍃🍃🍃

"Dan, tadi siapa?" tanya Vanka. Mereka berdua sudah berada di dalam ruang rawat Maria.

"Oh ... dia itu pelanggan yang biasa beli bunga di toko yang ternyata dia juga atasan dari Maria, " jawab Dania.

"Oh, gitu, ya."

"Terus, kenapa Maria bisa kecelakaan, sih?" tanya Vanka.

"Aku juga belum tau gimana kejadian pastinya," balas Dania.

"Ya, sudah lebih baik kamu tidur aja Dan, kita gantian," ucap Vanka dan Dania hanya menurut dan tidur di sofa panjang.

"Ya, sudah kalau kamu ngantuk, bangunin aja aku  yah." Diangguki oleh Vanka.

🍃🍃🍃

"Kenapa saat aku dekat dengan Inka rasanya nyaman banget?" heran Johan sambil sesekali melihat kebelakang.

Johan pun menggendong Inka setelah sampai di depan rumahnya.

Tok tok tok

"Papah!!" seru Barnes yang berlari dari atas lalu membuka pintu depan.

"Loh, itu siapa, pah?" tanya Barnes.

"Em ... anak temen papah," ucap Johan.

"Nes, gimana kalau anak ini malam ini tidur sama kamu?" tanya Johan.

"Baiklah." Johan pun membawa Inka ke atas yang diikuti Barnes. Saat Inka diletakkan di tempat tidur Barnes, ia terkejut ternyata yang bersama papahnya adalah temannya.

"Loh, pah ini kan temen Barnes yang aku ceritain waktu itu," ucap Barnes.

"Oh ... iya," sahut tak percaya Johan.

"Iyh, kan waktu itu aku dah bilang namanya Inka," ucap Barnes.

"Oh, iyh, papah baru inget," balas Johan yang baru ngeh.

"Ihhh ... papah mah, memang dasarnya udah tua jadi lupaan," ledek Barnes.

"Heh ... enak aja, papah itu bukan tua  tapi dewasa," elak Johan.

"Halah, kalau udah tua mah terima aja  pah."   Barnes makin menjadi dan perdebatan keduanya terus berlanjut.

"Issh, kamu mah gitu, nggak mau ngalah sama yang tua" rajuk Johan

"Ihh ... papah nggak inget umur," sindir Barnes.

"Udah ah, aku mau tidur, sana papah keluar aja!!" usir Barnes. Ia pun langsung mengambil posisi di samping Inka, saat ia melihat papahnya keluar Barnes pun memejamkan matanya sambil memeluk Inka. Tanpa Barnes sadari Johan membuka pintu kembali dan melihat Barnes tidur sambil memeluk Inka entah mengapa membuat hatinya menghangat, Karena tak mau menganggu ia pun kembali menutup pintu dengan pelan dan menuju ke kamarnya sendiri untuk beristirahat.


















Arissa up lagi. Jangan lupa Vote N komennya dan baca cerita Arissa yang lain.
Gimana?
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Where Is My Daddy, Mom? (COMPLETED) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang