Bab 13

3.7K 187 7
                                    

"Berdoa di mulai" ucapku dengan kompak yang lainnya menundukkan kepalanya.

"Berdoa selesai" mereka berempat pun mulai makan siangnya. Mereka makan dengan di selilingi candaan dari Inka dan Barnes. Sesekali aku dan Maria menimpali candaan mereka. Walaupun sederhana tetapi suasana disini sangah hangat, terbukti keharmonisan suatu keluarga tidak dapat di hitung dengan uang.

Johan pov

.
.
.

"Ayo Barnes kita pulanh!" Ajak Johan karena sedari tadi Barnes menolak untuk pulang.

"Nggak mau pah, maunya disini" tolak rengek Barnes.

"Kamu ini"gemas Johan yang mencubit pipi Barnes dan pemandangan itu tak luput dari Inka. Ia sangat iri melijat sikap Barnes pada papahnya. Ia juga ingin, pikirnya.

"Ya sudah satu malam yah lagian besok minggu" pasrah Johan yang kalah dengan putra. Seolah tersadar ia melihat Inka memandang mereka dengan mata memerah. Melihat itu Johan merasa bersalah karena hal tadi. Ia tau bahwa Inka ingin memiliki sosok ayah seperti Barnes.

"Inka kemari!!" Titah Johan sambil merentangkan kedua tangan. Barnes yang mengertipun hanya tersenyum sedangkan Inka berlari kearah Johan. Inka memeluk Johan erat begitupun Johan. Mereka berdua merasakan satu hal pada posisi ini NYAMAN. Ya kata itu tepat untuk menggambarkan perasaan mereka sekarang.

"Hiks.. hiks.. hiks.. hiks.. hiks.. hiks.." tangis Inka pun pecah, mendengar hal itu Johan semakin mengeratkan pelukannya.

"Syutttttt, udah ya ayah disini" ucap menenangkan Johan.

"Hiks.. a-ayah hiks..ay-yah hiks.. hiks.." ucap sesenggukan Johan.

"Iya sayang ini ayah" melihat hal itu membuat Maria berpikir sesuatu. Apa ia harus mengatakannya sekarang? Apa nanti mereka dapat menerima Inka? Atau justru memisahkan dirinya dengan Inka?
Kalimat-kalimat itu terus berputar dalam pikirannya. Sampai ia tak sadar memegang kepalanya dan hal itu disadari oleh Barnes.

"Tante!!" Pekik Barnes. Mendengar pekikkan itu Johan dan Inka pun melepaskan pelukan mereka dan melihat kearah Maria yang sedang memegang kepala dengan badan yang oleng.

"MARIA!!" Seru Johan yang dengan sigap menangkap tubuh Maria yang akan jatuh kelantai.

"Barnes!! Inka!! Cepat kemobil tapi sebelumnya kunci rumah!!" Titah Johan yang langsung pergi ke mobil diikuti Barnes yang membuka pintu mobil sedangkan Inka mengunci pintu.

"Sudah siap?" Tanya Johan.

"Iya" jawab kompak mereka.

Johan pun melajukan mobilnya diatas rata-rata entah kenapa ia merasa sangat khawatir dengan kondisi Maria sekarang.

"Pegangan anak-anak " jadi posisinya itu Maria di samping Johan dan anak-anak di kursi tengah.

🍃🍃🍃

Setelah sampai ia keluar dan menggendong Maria ala bridal style diikuti Barnes dan Inka yang mencoba mengikuti langkah besar Johan yang terburu-buru.

Suster yang berada didepan melihat itu langsung mengambilkan bankar dan mendorongnya menuju UGD.

"Silahkan tunggu ya pak!" Ucap Suster itu.

Johan duduk ditengah-tengah antara Barnea dan Inka. Dengan kondisi Inka yang sudah menangis dan Barnes yang coba menenangkan. Johan mengangkat Inka dipangkuannya.

"Inka dengar, bunda pasti baik-baik aja  yah sekarang Inka tenang" seolah terhipnotis Inka perlahan berhenti menangis.

Johan yang ingat menelpon Dania teman Maria.

"Halo Dan"

"Kenapa Jo? Tumben telpon"

"Aku cuma mau ngabarin kalau Maria ada di UGD"

"Hah Maria di UGD!!"

"Iyah ada di rumah sakit *****"

"Oke nanti aku kesana bareng Vanka"

Tut tut

Dania memutus telponnya sepihak, "dasar main matiin aja"dumel Johan yang tak sadar Inka dan Barnes sudah tertidur dengan posisi kepala Barne di bahunya dan Inka di pangkuannya.

"Tenyata sudah tidur semua yah" kata Johan sambil mengelus kepala Barnes.

Dokter pun keluar, "siapa keluarga dari pasien?"

"Saya suaminya dok" spontan Johan yang masih duduk.

"Oh baik" Dokter yang mengerti pun menghampiri Johan.

"Kondisi ibu Maria tidak ada yang perlu dikhawatirkan tapi sepertinya ada yang menjadi beban pikiran, apa bu Maria pernah kecelakaan?" Tanta dokter itu.

"Iya dok dan belum lama ini, kecelakaannya mengenau kepala" sahut Johan.

"Pantas, apa Dokter disana tidak berkata agar bu Maria tidak berpikir berat?" Tanya Dokter.

"Bilang dok, tetapi sepertinya memang sedang ada yang dipikirkan istri saya sekarang tetapi belum cerita kepada saya" alibi Johan.

"Begitu, baiklah bu Maria sudah boleh pulang jika infusnya habis lalu panggil saya" pesan Dokter.

"Baik dok"paham Johan.

Tak lama Dania dan Vanka datang, "gimana Jo kondisi Maria?" Tanya Dania.

"Sudah tidak apa-apa, Dan bisa gendong Inka" Dania pun mendekat dan menggendong Inka sedangkan Johan menggendong Barnes lalu masuk ke dalam UGD.



























Akhirnya up setelah nunda dari hari sabtu😂 karena nggak ada ide.
Jangan lupa Vote N komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇

Where Is My Daddy, Mom? (COMPLETED) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang