"Mar kamar kamu yang ini yah, udah di bersihin kok kamu istirahat aja kalau udah waktu makan malam nanti aku panggil," Maria hanya mengangguk dan mulai memasuki kamar tamu itu.
"Apa yang ingin pa-mas Johan katakan padaku," ucap Maria yang belum terbiasa dengan kata 'mas'. Tidak mau ambil pusing Maria memutuskan untuk tidur di samping putrinya.
.
.
."Mar!!" panggil Johan dari luar kamar.
"Sebentar," setelah selesai Mariapun keluar menemui Johan.
"Kenapa mas?"
"Sudah waktunya makan malam, apa Inka masih tertidur?"
"Iya dia tidurnya sangat nyenyak, aku jadi tidak tega membangunkannya," ujar Maria.
"Ya sudah jika sampai kita selesai makan belum bangun, bangunkan saja dari pada nanti malam ia kelaparan," ucap Johan.
"Iya, begini tadi mas bilang ada yang mau dibicarakan, kalau boleh tahu apa ya mas?" Tanya Maria.
"Soal itu nanti setelah selesai makan."
"Hai tante!" sapa Barnes.
"Loh kok Inka nggak ada?"
"Inkanya masih tidur sayang," jawab Maria.
"Begitu ya," sahut lesu Barnes.
"Sudahkan bisa main besok, sekarang makan dulu yah," titah Johan.
Suasana makan malam samgat hening hingga,
"BUNDA!!" teriak Inka dari atas.
"Loh itu Inka bangun, aku ke atas dulu mas, Barnes," Maria pun segera menuju lantai kedua agar putrinya tidak menangis, salah satu kebiasaan Inka jika tidak ada dirinya saat dia bangun tidur.
"Putri bunda kenapa?" Tanya Maria saat sampai di kamar.
"Nggak ada bunda," ucapnya dengan bibir melengkung ke bawah.
"Udah nggak usah nangis, mau bunda buatin susu?" Di jawab anggukan kecil oleh Inka, Maria pun menggendong Inka menuju ke arah ruang makan.
"Inka duduk sini," bukannya mengangguk Inka malah menggelang.
"Ayo dong sayang, bunda mau buatin susunya buat Inka," bujuk Maria.
"Mau sama ayah!" rengek Inka dengan tangan menjulur ke arah Johan.
"Inka ayo dong nurut!" peringat Maria.
"Bunda!" mata Inka sudah memerah siap menangis.
"Sudah Inka tidak apa-apa," ucap Johan sambil mengangkat Inka ke dalam pangkuannya.
Akhirnya Maria menurut dan membuatkan Inka susu, setelahnya ia melanjutkan makannya yang tertunda.
🍃🍃🍃
H
ari berganti Maria sudah terbangun dan menyiapkan makanan untuk sarapan walau pikirannya sedang memikirkan ucapan Johan semalam.
"Jadi apa yang ingin mas bicarakan?" Ucap Maria setelah duduk di sofa ruang kerja Johan.
"Seharusnya ini tidak melibatkanmu tetapi maaf sebelumnya, ini berawal dari ayahku dan ibuku yang ingin menjodohkanku aku mengelak dengan alibi sudah mempunyai pasangan, ayahku terkejut dia ingin aku mempertemukannya dengannya. Aku berkata bahwa ia sedang sakit jadi aku meminta waktu seminggu," jelas Johan.
"Lalu?" ucap Inka yang masih bingung.
"Wanita yang aku jadikan kekasih itu kamu Mar, aku minta tolong sama kamu yah," ucap Johan memohon.
"Hah aku?" katanya tak percaya.
"Iya maaf sudah melibatkanmu," ucap sesal Johan.
"Aku mohon Mar kamu mau."
"Bisa kasih aku waktu sehari?" tanya Maria.
"Iya aku akan tunggu."
"Mar kamu kenapa?" Ucap Johan saat melihat Maria yang melamun.
"Aku baik-baik saja," ucap Maria saat sudah tersadar.
"Aku masih memikirkan ucapanku tadi malam?" tebak Johan.
"Iya," lirih Maria.
"Kamu nggak usah mikirin dulu, kamu masih dalam masa pemulihan Mar, aku takut kamu drop lagi," ucap Johan khawatir.
"Udah nggak papa mas, bukan salah kamu jugakan," Lagi pula jika kamu tahu tentang hal itu. Lanjutnya dalam hati.
"Ya sudah ayo sekarang kira sarapan!" Ajak Maria mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya anak-anak sudah bangun?" tanya Maria.
"Sudah kok, sekalian aku mandikan pokoknya sudah rapi, coba lihat aja!" ucap Johan, Maria pun mengalihkan pandangannya pada tangga melihat Inka dan Barnes yang sudah memakai seragam sekolah.
"Sudah pada ganteng dan cantik yah, ayo sekarang sarapan!"
"Iya," ucap kompak keduanya.
Suasana sarapan sekarang sedikit ramai dengan candaan Inka dan Barnes. Belum lagi Johan yang sesekali menimpali candaan mereka membuat suasana makan menjadi ramai. Maria yang melihatnya tersenyum manis, melihat Inka yang bisa tertawa lepas seperti ini.
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Is My Daddy, Mom? (COMPLETED) [TERBIT]
Genç Kız Edebiyatı(TELAH TERBIT DI CANDRAMAWA PUBLISHER) Kenapa aku harus melewati ini sendirian di saat gadis seumuranku butuh pembimbing sedangkan aku berjalan berjuang sendiri?. Aku tidak iri tetapi kenapa aku yang harus menerima ini semua. Yang aku inginkan hanya...