Bab 21

3.3K 160 0
                                    

"Bunda!!" panggil Inka.

Maria yang sedang mengambil lauk untuk Inka pun berhenti dan menengok ke arah putrinya.

"Kenapa sayang?"

"Kak Barnes boleh nggak manggil bunda dengan sebutan bunda?" tanya takut Inka sedangkan Johan tersedak oleh makanannya sebab Maria tadi mengambilkan makanan untuk Johan dulu yang kedua untuk anak-anak dan yang terakhir untuknya sendiri.

.
.
.

"Tentu boleh dong kenapa nggak?" jawab Maria lembut.

"Makasih bunda," kikuk Barnes belum terbiasa.

"Kalo gini Inka ngerasa punya keluarga yang utuh," ucapan polos Inka membuat Johan dan Maria terdiam.

"Udah kita makan dulu," ucap Johan mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Iya ayah."

Akhirnya mereka pun makan dengan tenang dan hening hanya ada suara dentingan antara sendok dengan piring.

🍃🍃🍃

Johan dan yang lainnya sekarang berada di ruang keluarga. Johan dan Maria sedang membantu Inka dan Barnes mengerjakkan tugas mereka.

"Papa ini itu bukan gitu pah," kesal Barnes kareba jawabannya dengan Johan berbeda.

"Barnes papa kasih tahu ya jawaban yang bener itu yang C," elak Johan yang ikut terbawa suasana.

"Ihhhh papa nggak jawaban yang bener itu yang A," ngotot Barnes.

"Ishhhh nggak Barnes," gemas Johan.

Maria yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dan mengahampiri Johan dan Barnes meninggalkan Inka yang sedang serius.

"Ada apa sih ribut banget," tegur Maria.

"Ini loh bun kata papa jawabannya C padahal yang bener A," jelas Barnes.

Maria pun mengecek soal dan jawabannya setelah melihat Maria dibuat cengo bagaimana tidak jawaban A dan C itu sama tidak ada yang berbeda lalu kenapa antara ayah dan anak ini sedari tadi terus meributkan anatara A dan C.

"Ini kan jawabannya sama kenapa pada ribut mau A atau C yang benar!" tegas Maria.

"Tapi aku maunya jawabannya C."

"Tapi aku mau jawabannya A."
Ucap mereka bersamaan membuat Maria menahan kesal.

"Terserahlah mau A atau C ataupun mau dua-duanya di jawab terserah," kesal Maria dan berjalan kembali menuju Inka.

"Itu kenapa bun?" bingung Inka.

"Bukan apa-apa, udah selesai?" Inka hanya menjawab dengan anggukan.

"Sekarang Inka ke kamar dan tidur, bunda juga mau ke kamar," ucap Maria.

"Terus mereka?"

"Biarin ajalah bunda capek."

Maria dan Inka pun pergi meninggalkan ruang keluarga. Barnes dan Johan tidak menyadari hal itu mereka masih terus berdebat mengenai jawaban A dan C

"Maaf tuan, nak Maria dan non Inka sudah ke kamar," ucapan maid membuat Barnes dan Johan tersadar.

"APAHHH!!" teriak mereka. Maria yang mendengar dari atas hanya menggelengkan kepala dan semakin menarik selimutnya hingga menutupi wajah.

🍃🍃🍃

"Kenapa dad biarin Johan sama janda itu sih!" ketus Shintia.

"Mom dia belum pernah menikah," ingat Darwin.

"Tapi dia punya udah punya anak dad," kekeh Shintia.

"Tapi itu beda mom," protes Darwin.

"Terserah yang pasti mommy nggak akan setuju mereka menikah sampai kapan pun!" Tegas Shintia.

"Mom biarlah mereka bersama, gimana kalau Johan memang cinta sama dia?" ucap Darwin mencoba membujuk istrinya.

"Tetep mommy nggak setuju lagian cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu," tolak Shintia. Yang masih kekeh menjodohkan Johan dengan perempuan pilihannya.

"Lagian mommy yakin milih perempuan yang baik-baik buat Johan," lanjutnya.

"Gimana kalau perempuan itu nggak menerima Barnes? apa mommy udah pernah cerita soal Barnes ke prempuan pilihan mommy itu?"

"Belum sih, tapi mommy yakin dia akan menerima Barnes," tegas Shintia lalu mengubah posisinya menjadi tidur di kasurnya. Saat mencoba memejamkan matanya ucapan Darwin lagi-lagi membuat dirinya spot jantung.

"Gimana kalau anak dari dia adalah anak Johan?"






















Yuhu udah up.
Makasih yang udah mau baca.
Jangan lupa vote n komen dan baca cerita Arissa yang lain.
👇👇👇👇👇👇👇👇

Where Is My Daddy, Mom? (COMPLETED) [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang