Losing forever

4 0 0
                                    

Satu tahun setelah kejadian Isak pingsan dan mengetahui penyakit Isak, rasanya Anya ingin saja mengehempas dan melupakan kejadian itu namun masih tidak bisa, Sudah beberapa bulan ini Anya tidak bertemu Isak dan Natasha karena Anya kembali ke China untuk melanjutkan kuliahnya.

Sudah dua tahun Anya kuliah disana dan lulus dengan nilai tertinggi, Anya berniat balik ke Indonesia bersama dengan Shi Yuqi dan mengenalkannya pada Natasha dan Isak.

Anya dan Shi Yuqi sudah sampai di Indonesia dengan selamat, mereka dijemput oleh Rakha adik Anya mereka sangat senang dan sesampainya di rumah Anya, Anya langsung membawa Shi Yuqi bertemu Natasha dan Isak.

"Natasha, Isak ini Shi Yuqi" (Anya mengenalkannya pada mereka)
"i'm Natasha" (ujar Natasha)
"Hey bruh, i'm Isak" (ujar Isak)
"Hai i'm Shi yuqi, Nice to meet to guys" (balas Shi Yuqi)
"Nice to meet to you to" (ujar Natasha)
"Nat, Sak dia bisa sedikit bahasa Indonesia kok" (ujar Anya)
"Hah beneran apa aja?" (ujar Natasha)
"Shi Yuqi, you cant speak Indonesia alright?" (tanya Anya)
"Oh tentu" (jawab Shi Yuqi)

Mereka semua disana tertawa dengan logat lucu Shi Yuqi yang mengucapkan bahas Indonesia.

Mereka selesai makan malam dan berniat pulang kerumah masing2.

Namun saat Anya dan Shi yuqi hendak pulang tiba tiba... Natasha teriak minta tolong dan menangis karena melihat Isak terjatuh dilantai mengeluarkan darah dimulutnya.

"Sayang... Isak bangun, kamu kenapa" (ujar Natasha sambil menangis)
"Astaga Isak" (ujar Anya)

Shi yuqi langsung membopong Isak ke mobil dan membawanya kerumah sakit, sesampainya dirumah sakit Isak langsung dibawa menuju UGD.

"Isak kamu kenapa?" (suara Natasha yang sedang duduk dikursi dpn UGD)
"Nat kita berdoa aja yang terbaik untuk Isak" (ujar Anya menenangkan Natasha)
"Aku takut Nya, aku takut Isak kenapa napa, aku gamau kehilangan dia" (ujar Natasha sambil menangis diperlukan Anya)
" Isak ga akan kenapa napa kok Nat" (ujar Anya)

Jeda beberapa menit Mereka berbincang, seorang dokter keluar dari dalam UGD dan menatap mata Natasha dan Anya.

"Kami sudah berusaha sebaik mungkin  namun pak Isak tidak dapat kami selamatkan, turut berduka atas kepergian pak Isak ya" (ujar dokter)

Beberapa detik setelah dokter itu berbicara Natasha tidak sadarkan diri, Natasha pingsan dan segera Anya bawa ke kursi untuk diberi minum dan minyak hangat.

Hati Anya sangat rapuh mendengar ini semua, melihat Natasha yang tidak bisa menerima kepergian Isak. Sungguh Anya sangat merasa bersalah dengan yang dia lakukan namun dia masih mengingat jelas kata kata terkahir Isak pada dirinya
"Biarkan aku pergi dengan tenang"
Sampai kapan pun Anya tidak akan pernah melupakan itu.

Natasha sudah sadar dari pingsannya dan berlari kedalam UGD melihat Jenazah Isak, Berbicara, memeluknya, bahkan menciumnya

"Sayang.. kenapa kamu ninggalin aku" (hanya itu kata yang keluar dari mulut Natasha sambil menangis)

Melihat Sahabatnya seperti itu Anya sangat sedih dan memeluk Shi Yuqi, memberikan waktu pada Natasha melepas dan menerima kepergian Isak untuk selama lamanya.

Anya langsung menghubungi supir Isak untuk bilang pada keluarga Isak kalau Isak sudah meninggal, dan sekarang berada di UGD dirumah sakit.

"Sayang kamu kenapa tinggalin aku, kamu janji sama aku untuk ga pernah ninggalin aku selamanya" (ujar Natasha sambil menangis dan mengelus rambut Isak)

"Kita akan menikah kan?"
"Kita akan hidup bareng bareng"
"Kita akan bahagia selamanya"
"Sayang...bangun aku nunggu kamu disini" (ujar Natasha sambil memeluk dan mencium Jenazah Isak)

Beberapa menit keluarga Isak datang dan Menangis melihat Natasha yang mengajak bicara putranya itu, seolah tidak menerima apa yang terjadi.

"Natasha, Isak sudah pergi sayang" (ujar mama Isak sambil menangis)
"Tante? Belum tan Isak belum pergi dia lagi tidur" (ujar Natasha)
"Sayang kita harus terima, ini takdir dari Tuhan" (ujar Mama Isak sambil memeluk Natasha)
"Tante...hiks hikss" (panggil Natasha sambil menangis kencang dia pelukan mamanya Isak)
"Iya sayang, kita terima ya, Isak sudah tenang disana" (ujar mama Isak)

Disisi lain adik bungsu Isak, Fiona memeluk erat Jenazah kakaknya itu dan berkata "ka jangan tinggalin Fiona, Fio masih butuh kakak"

"Fiona kakak sudah tenang disana" (ujar papa Isak)

Mereka semua disana sudah coba ikhals dan tenang menerima kepergian Isak dan sedang mempersiapkan pemakaman Isak Esok hari.

Jenazah Isak sudah dibawa kerumah sejak tadi malam dan pagi ini adalah Ibadah pemakaman dirumah Isak setelah itu jenazah Isak akan langsung di makam kan.

Tak banyak yang Natasha lakukan selain berdoa dan berada disisi Isak sekarang, Natasha mencoba tegar dengan semua ini karena akan banyak tamu yang datang ke rumah Isak yaitu Kolega kolega bisnisnya dan Anya tidak ingin merasa bersalah pada Isak karena tidak bisa melepasnya pergi.

"Bu saya turut berduka cita atas kepergian pak Isak" (ucap Bella, mantan sekretaris Isak)
"Terimakasih ya" (ucap Natasha)

Hari sudah mulai siang, Jenazah Isak akan segera dimakamkan di Sandiego hills, keluarga serta kerabat terdekat Isak juga ikut menghantarkan Isak ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Upacara pemakaman sudah dilaksanakan, teman teman dan keluarga juga sudah pada pulang kerumah mereka masing-masing, namun Natasha masih tetap menatap
Tanah yang masih basah itu dengan mata yang sangat sembab sungguh Natasha sangat hancur.

"Sayang maafin aku ya" (ucap suara kecil dari Natasha sambil menangis)

"Aku berdoa sama Tuhan suatu saat kita akan ketemu lagi" (ujar Natasha melihat Nisan Isak)

Mendengar sahabat nya berkata seperti itu, Anya hanya bisa menenangkan dan memeluk Natasha.

Orangtua dan adik Isak juga melihat Natasha yang sedang berbicara dengan pusara Isak.

"Natasha kamu mau ikut kerumah?" (tanya mama Isak)
"Engga tan, Natasha masih mau disini" (jawab Natasha)
"Sayang kalo gitu tante pulang duluan ya, Natasha kalo mau main kerumah main aja jangan segan segan" (ujar mama Isak sambil mengelus kepala Natasha)
"Makasih banyak tante, om, Fiona aku bersyukur bisa bertemu dengan keluarga sebaik kalian" (ujar Natasha sambil tersenyum)
"Iya sayang" (ujar papa & mama Isak)
"Kakak yang kuat ya" (ujar Fiona)

Setelah mereka pergi meninggalkan kuburan Isak, tinggal tersisa Natasha dan Anya yang masih tertumpu di sisi kuburan Isak.

"Nat sebaikan kita pulang sekarang" (tanya Anya)
"Yasudah" (jawab Natasha sambil perlahan berdiri)

Mereka berdua juga pergi meninggalkan kuburan Isak dan menjalani kehidupan dengan normal.

You are mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang