Chapter 13

1 1 0
                                    

Masih berada di taman 3 blok. Aubree semakin ganas menusuk-nusuk rantingnya pada daun kering tak bersalah.

"Horor banget sih lo Rin." Putri mengernyit melihat kelakuan seran Aubree.

"Capek anying. Sapu lidi mana sih, kelar ini dengan sapu." Aubree bangkit tapi kembali duduk saat mendengar ucapan Nisa.

"Lo mau nyapu gimana itu bunga melati di pinggiran." Aubree menyentil lembut bunga melati yang di tanam di sekeliling taman untuk menjadi pembatas.

"Cantik sih ni si melati, tapi bikin nyusah orang." Omel Aubree.

"Sini deh gue bantuin." Putri akhirnya ikut membantu Aubree mengutip daun kering di blok kanan yang terkena sinar matahari.

"Dikit lagi nih, cepetan. Dari tadi kek lo bantuin." Omel Aubree sambil mempercepat gerakan tangannya menusuk.

"Habis ini ke kantin Kak Yen ya. Gerah banget gue, mau beli air es." Ujar Nisa yang lagi menyiram sere. Taman komplit, ada bunga dan rempah-rempah.

"Kejauhan neng, itu kanting CW yang deket ada." Tunjuk Aubree dengan dagunya.

"Mau lo, bareng cowok cowok disitu?" Seketika Aubree menggeleng, lupa dia. Biasa mereka akan nongki di kantin CW saat jam pulang sekolah, jadi sepi dan melompong.

Setelah setengah jam yang menyesakkan akhirnya siap juga tugas serasa hukuman. Menggunakan sisa tenaga, 3 serangkai itu berlari menuju kantin Kak Yen, yang berada ujung ke ujung dari taman mereka.

"Tolol banget sih kita. Kenapa gak ke kantin Pak Jeng? Gua baru terasa jauh pas udah sampe." Nisa menyeruput air es nya sekuat tenaga. Kantin Pak Jeng adalah satu-satunya kantin di lantai 2, dan memang lebih dekat dari pada kantin Kak Yen, yang di ujung.

"Bagus lah lo sadar." Ujar Aubree, dia ikut membeli minum, air yang di beri Archer sudah lama habis setelah di bagi 3 tadi.

"Gini gini gak tau kenapa, gue senang lho rapiin tuh taman. Senang waktu menang gue termasuk yang kerja keras balik itu." Nisa dan Putri mengangguk, menyetujui ucapan Aubree.

Bahagia, sangat bahagia ketika nama kelas mereka di panggil menjadi juara 1. Rasanya kerja keras tidak sia-sia dan terbayar. Membolos jam pelajaran hanya untuk melukis tembok taman, atau menyiram bunga-bunga.

Tidak baik sih membolos, tapi kalau ada hasilnya guru yang ngomel karena bolos pun jadi ikutan memuji.

🍃🍃🍃

Aubree memasuki rumah nya yang kosong. Dia hanya tinggal bertiga dengan Mama dan Daddy nya, beberapa ART, dan sopir. Tapi siang biasanya mereka akan beristirahat setelah bersih-bersih, karena nyonyiah yang selalu memasak. Kecuali kali ini, pekerjaan ART bertambah sebentar, memasak untuk Aubree.

"Lo balik sendiri kesini Rin?" Tanya Nisa setelah melihat rumah Aubree yang sepi.

"Iya, gue balik bareng Al kesini." Setelah itu terdengar pekikan Nisa dan Putri.

"SUMPAH LO?"

"ANYING SERIUS?"

Aubree menutup kupingnya, membahana sekali teriakan mereka berdua.

"Iya, serius. Gue ganti baju duluan." Aubree mengancungkan tanda peace untuk menunjukkan dia tidak bohong, sebelum memasuki closet.

"Njir Rinrin, cakep dah." Putri menganga tak percaya.

"Betulan nyusul si Ar, gak nyangka gue." Nisa menggeleng-gelengkan kepala.

"Kalau masih gak percaya gue kasi bukti. Ganti baju dulu tapi." Aubree keluar lima menit kemudian dengan baju kaus dan celana pendek.

Hi! MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang