Sore ini Aubree sudah siap dengan outfit nya, ia punya janji hangout bersama teman-teman Aussie. Melepas rindu dan having fun, dan Aubree sudah meminta izin jika mungkin dia pulang malam. Kebiasaan mereka dulu jika night hangout melimpir membeli beberapa cemilan di 7eleven dan berjalan-jalan di taman, atau sekedar main skateboard di jalanan yang sepi.
Terdengar sedikit bebas dari pada pergaulan di Indonesia, tapi budaya yang juga berbeda tidak bisa menjadikan hal ini sebagai bandingan. Aubree lebih terbiasa hidup seperti itu, dia menjaga apa yang patut di jaga dan bergaul sebatas yang orangtuanya tetapkan, semua kembali kepada diri sendiri.
No alcohol, no drugs, no cigarettes, no sex, and come home before 10. Itu aturan yang wajib di patuhi, di buat saat Aubree memasuki umur 12 tahun, dan juga berlaku untuk Arvyn.
"Dek temen-temen lo udah jemput tuh." Arvyn berteriak dari depan pintu kamar Aubree .
"Bentar, suruh masuk aja dulu." Pekik Aubree .
Dengan cepat dia memoleskan lipbalm dan mengambil jaket lalu turun ke bawah. Di tangga dia mendengar suara riuh teman-temannya yang sedang berbicara dengan Mamanya.
Saat Aubree memasuki ruang TV ia langsung di sambut dengan pelukan dan berbagai arah, tidak lupa dengan ucapan rindu.
"Bree I miss you so much."
"I miss you like crazy."
"I miss going to school with you girl."
Samatha dan Rachael, mereka berdua adalah teman dekat Aubree dari TK. Mereka tinggal di suburb yang sama dan pergi ke sekolah yang sama, sebelum akhirnya Aubree pindah.
"Kenapa enggk bilang sih lo balik?" Tanya Rachel atau yang lebih sering di panggil Chel masih dalam posisi memeluk Aubree .
"Gue baru disini empat hari Chel, kalian juga pada sekolah. Gue nunggu weekend dong." Jawab Aubree jujur, ia tidak ingin menganggu konsentrasi sekolah sahabatnya. Karena ia yakin mereka akan membolos sekolah demi meet up.
"Lo ngomong macem rumah kita jauh aja, noh rumah gue cuma beberapa meter, enggk tau apa-apa gue." Kini giliran Samatha yang marah.
Aubree terkekeh, selain takut sahabatnya membolos, Ia juga sengaja tidak memberi tahu karena ingin membuat kejutan di hari Sabtu. Tapi dasar Arvyn, Abang kampretnya yang bocor, malah mempost foto kemarin, dan dia juga bodoh mempost foto sebelumnya. Gagal deh.
"Gue tuh pengen kejutin kalian hari ini makanya diem-diem, tapi lupa malah posting foto." Aubree melirik kesal abangnya yang sedang main PS di sofa, lagian teman-temannya tau karena postingan Arvyn, bukan postingan Aubree .
"Dasar lah Arvyn bocor." Sahut Rachel dan Samatha barengan.
"Iya iya gue salah. Bagi tampons dong." Jawab Arvyn masih fokus dengan gamenya.
"Udah, biarin Abang gue bocor, kuy jalan." Aubree merangkul sahabatnya yang tertawa mendengar jawaban absurb abangnya, membawa mereka jauh dari Arvyn.
Mereka malaju membelah jalanan malam minggu, Rachel yang mengemudi, Aubree di kursi penumpang depan, dan Samatha di kursi belakang. Bagi teenager di Aussie mengemudi adalah hal biasa, karena motor bukan kendaraan yang umum di pakai.
"Jadi ke Westfield kan? Entar ketemu yang lain disana." Tanya Rachel memastikan.
"Sip, kemana aja gapapa." Aubree membuka kaca sedikit, ingin merasakan seberapa dingin udara di luar.
"Btw Bree, lo di sana adfa dating?" Tanya Sammy.
"Enggak, gak ada yang nembak." Sahut Aubree .
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! Mate
Подростковая литература"Jangan jadi mantan lama-lama, kapan balikannya?" - Sammy. "I pink you Bree." - Callum "Say the answer louder Aubree!" - Rachel & Jessi "Yes! I WILL!" - Aubree • • • Nggak pinter buat summary mohon di maklumi:) But this story is simple with some sl...