Callum membuka pintu ruang kelas yang kosong dan menguncinya. Menarik Aubree yang sudah panas dingin ke meja terdekat dan mendudukkannya disana.
Aubree manatap Callum yang juga menatapnya, tinggi mereka sudah sejajar, Callum berdiri di depannya sementara ia duduk di meja dengan tangan Callum berada di kiri dan kanan tubuhnya. "Cal, Is everything ok?"
Callum menggeleng lalu menjatuhkan kepalanya di bahu Aubree. "What did he do to you? Are you ok?" Bisiknya di bahu Aubree.
Aubree mengusap pelan rambut Callum, "I'm fine. He didn't do anything, thanks to you."
Callum mangangkat kepalanya, manatap dalam mata Aubree. "Can you kiss me?"
"My forehead" Lanjut Callum saat menangkap raut terkejut dari wajah Aubree.
Aubree mengangguk lalu menaruh tangan di pipi Callum, mendekatkan kepala mereka. Jantung Aubree berdetak kencang saat merasakan tangan hangat Callum memeluk pinggangnya.
Mereka berdua sama-sama menutup mata. Aubree yang mencium kening Callum dengan segenap perasaan yang tak pernah berubah, dan Callum yang menikmati ciuman di keningnya.
"Feeling better?" Aubree mengangkat sedikit wajah Callum sembari mengusap pipi lelaki itu.
"Yes, thank you Bree." Callum tersenyum dan mengeratkan pelukannya, menaruh kembali kepalanya di bahu Aubree, yang kembali dia usap pelan.
"You're welcome."
Setelah kejadian tadi Callum mengekori kemanapun Aubree pergi dan kembali ke lapangan setelah istirahat makan siang, tentu saja dengan paksaan Aubree. Saat ditanya kenapa dia bisa berada di sekolah bukannya di lapangan, Callum selalu mengalihkan topik, sehingga Aubree kesal sendiri dan menyerah.
"Nekat banget si Callum ngekor sampe ke kelas. Untung yang masuk guru ganti." Ketiga sahabat sedang berada di kelas ekonomi sehabis istirahat lunch.
"Kalo masih ngekor ke kelas ekonomi siap siap kena depak deh." Aubree mengangguk, menyetujui ucapan Rachel dan Sammy.
"Apa ada masalah ya di lapangan?" Rachel dan Sammy yang duduk di kanan dan kiri Aubree menoleh cepat.
"Masalah? Gak pernah ada biasanya. Dia kan kapten terbaik, paling di agung-agungkan gitu lho." Ujar Rachel.
"Gak tau, kalian liat sendiri tadi pas gue tanyain di alihin terus. Dia gak bilang apa-apa." Aubree menusuk-nusuk bukunya kesal.
"Apa nanti pulang sekolah kita samperin aja? Kita liat diam-diam?" Usul Sammy. Rachel yang kaget mendengar ucapan Sammy reflek menendang kaki Sammy di bawah meja, mengagetkan gadis tersebut. "Oh my god!"
Seisi kelas memperhatikan Sammy yang menunduk dan mengusap-usap kakinya. "Is there any problem Ms Denice?" Tanya Mrs. Harley dari depan kelas.
"No Mrs. I'm ok, I accidentally bang my feet to the table." Sammy meringis sambil menatap kesal Rachel.
Rachel menatap balik dengan satu alis terangkat. Sammy menutup mulutnya saat baru sadar dia hampir mengacaukan sesuatu, dalam hati dia merutuki ide bodohnya tadi.
"Kaki lo beneran gk apa-apa? Kok bisa ketendang meja sih." Aubree menghiraukan tatapan aneh kedua sahabanya dan menunduk untuk melihat kaki Sammy.
"Iya gak papa kok. Gak sadar gue tadi." Jawab Sammy cengengesan.
"Pay attention girls!" Pekik Mrs. Harley dari depan kelas, mengagetkan seisi ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! Mate
Teen Fiction"Jangan jadi mantan lama-lama, kapan balikannya?" - Sammy. "I pink you Bree." - Callum "Say the answer louder Aubree!" - Rachel & Jessi "Yes! I WILL!" - Aubree • • • Nggak pinter buat summary mohon di maklumi:) But this story is simple with some sl...