Chapter 14

1 1 0
                                    

Aubree pulang dengan terburu-buru. Mama dan Daddy baru tiba dari Aussie tadi pagi dan mengabarinya untuk segera pulang setelah sekolah, kata mereka ada hal penting yang perlu di bicarakan.

Memasuki gerbang rumah Aubree memarkiran motor asal dan berlari masuk. "Mama mana bi?" Tanya Aubree pada Bi Lia yang lewat.

"Di dapur non, nungguin non dari tadi." Jawabnya.

"Oke bi, tengkyu!" Aubree bergegas ke dapur.

Di dapur tampak orangtuanya sedang meminum teh dan bercanda haha hihi. Tidak sadar dengan kedatangan Aubree.

"Mesranya." Ejek Aubree sambil duduk di kursi bar di samping Daddynya. Sedangkan nyonyiah berdiri di balik meja counter.

"Sirik aja." Sewot nyonyiah.

"Udah makan Bree?" Kaivan mengalihkan pembicaraan.

"Belom Dad, tadi langsung pulang." Sahut Aubree.

"Yaudah makan dulu, Mama bikin chicken salad." Nyonyiah membuka oven dan mengeluarkan makanan yang sengaja disisakan untuk Aubree.

"Katanya penting, kepo aku. Apaansi Mom? Sambil makan cerita." Ujar Aubree sambil melahap makan siangnya.

"Kamu kan bilang mau balik ke Aussie kemarin. Mama sama Daddy udah bicarain masalah itu." Kaivan menjeda ucapannya, melihat ekspresi Aubree yang menahan senyum.

"Kalau mau balik sekarang boleh kok, kemarin Daddy ketemu sahabat kamu dari kecil." Lanjut Kaivan.

"Sammy Rachel?"

"Iya, Sammy sama Rachel. Mereka mohon-mohon sama Daddy biar kamu bisa balik. Kamu juga minta, yaudah deh." Kaivan mengusap-usap kepala putrinya.

Mengingat wajah memelas Sammy dan Rachel yang juga sudah ia anggap anak itu membuatnya sedih. Mereka pasti merindukan Aubree sebegitu besarnya sampai datang kerumah dan menangis.

Aubree membulatkan matanya, "Serius Dad? Kapan aku pindah?"

"Tadi Daddy udah kirim orang ke sekolah. Di Aussie juga udah Mama urus sebelum kami pulang. Tinggal packing sama farewell dengan teman-teman disini kalau kamu mau buat acara." Aubree melotot, secepat itu urusannya. Dia kira mungkin sebulan lagi baru diberi izin, tau begini dari dulu dia menyuruh Sammy dan Rachel memohon ke orangtuanya.

"Aku terakhir sekolah kapan?"

"Lusa maybe. Mungkin besok baru selesai urusan sekolah disini." Aubree lagi-lagi melotot. Pasti dia akan kena tipuk Nisa dan Putri karena kabar tiba-tiba ini.

"Yaudah deh. Aku mau kabarin teman-teman aku dulu." Aubree bangkit dan membersihkan piringnya, tanpa sadar di tersenyum sepanjang mencuci piring.

"Girang banget. Entar jangan lupa balikan sama Callum ya." Ujar Kareen yang di hadiahi teriakan maut Aubree.

"MAM!!"

🍃🍃🍃

"SUMPAH LO RIN?!"

"IH KAMPRET LO RIN SERIUS?!"

Sudah Aubree duga, pasti begini reaksi Nisa dan Putri. "Iya gais, sori ya mendadak. Gue juga baru di bilang tadi pulsek."

Bisa Aubree lihat wajah sedih Nisa dan Putri dari layar ponselnya. Mereka melakukan video call atas paksaan Aubree di siang bolong waktu tidur siang. Awalnya Nisa dan Putri mencak-mencak karena di bangun paksa dari spam whatsapp call tapi sekarang mau tidur pun tidak nafsu lagi.

"Yah, bakal kangen berat gue Rin. Mau ketemu pun beda benua." Ucap Putri memelas.

"Entar biar gue aja yang jengukin. Sekalian bawa rombongan, mana tau salah satu anggota jodoh lo. Gimana? Jangan sedih lagi dong." Tawaran Aubree seperti nya menggiurkan sekali sampai membuat mata Putri dan Nisa berbinar-binar.

Hi! MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang