Chapter 3

9 2 0
                                    

"Bagus presentasi kalian. Tapi satu orang bolos ya?" Tanya bu Rina.

"Iya bu." Jawab Aubree.

"Kerja apa dia?"

"Cuma bagi hotspot Bu." Sekelas kompak terbahak-bahak.

Bodo amat di bilang enggak tolong teman. Karena dia seorang, sekampung sekarat gini.

"Dasar si Archer itu. Yusudah, kalian lulus ulangan kecuali dia. Udah boleh duduk." Ujar Ibu Rina.

"Makasih Bu." Aubree, Nisa, dan Dea segera melangkah ke tempat duduk masing-masing.

"Oh iya, tolong kirim softcopy PPT nya ke email Ibu ya!" Kebiasaan Ibu Rina minta softcopy PPT.

"Iya Ibu." Jawab Aubree lagi.

"Enak banget kalian enggak ulangan. Iri akutuh." Ujar Putri saat Aubree kembali ke tempat duduk.

"Lo kenapa? Belom siap PPT?"

"Udah, tapi enggk sebagus kalian. Takut gue." Ujar Putri.

"Tenang aja, yang penting waktu presentasi jangan nampak gugup." Trik agar tidak nampak bodoh saat presentasi adalah jangan gugup, kalau gugup yang pintar pun nampak bodoh.

"Iya deh, gue usahain." Aubree mengepalkan tangannya, memberi semangat kepada Putri yang memang sering panik kalau disuruh presentasi.

2 jam pelajaran Geografi yang diisi dengan presentasi kelompok, diikutiwajah tegang dan kaki berkeringat, akhirnya selesai juga. "Njir kaus kaki gue. Gk bawa cadangan lagi nih." Nisa membuka kaus kakinya yang lembab karena keringat.

"Jadi tadi lo keluar cariin si Al, terus enggak dapet?" Tanya Aubree, membahas masalah yang belum siap tadi.

"Ho'oh. Gue udah muter-muter satu sekolah enggak ketemu. Waktu gue balik kelas Ibu Rina udah di ujung tangga, makanya gue matiin telfonnya, tancap gas lah gue." Jelas Nisa panjang kali lebar.

"Syukur enggak di tanya kenapa di luar tadi." Sahut Putri.

"Kalian lupa? Itu dia kayaknya sembunyi di kost Rizal. Mana ada yang tau disitu." Ujar Ersza tiba-tiba bergabung bersama Bela dan Diya.

"Ha bener juga!" Sahut mereka serentak.

Sekolah memberikan beasiswa bagi anak luar daerah yang berprestasi. Para siswa itu tinggal di kost yang berada di belakang sekolah, tapi masih satu pagar dengan sekolah. Salah satunya berada di kelas kami, si Rizal.

"Udah lah, capek gue ngomongin orang itu melulu, enggak faedah. Kuy kantin." Ujar Aubree.

"Gk faedah apa gimana? Al lho ini." Goda mereka bersama.

"Apaan njir! Diem udah!" Pekik Aubree kesal.

🍃🍃🍃

Bell pulang baru saja berbunyi. Semua berbondong-bondong keluar kelas, kecuali yang piket. Aubree sedang membereskan barangnya saat Archer lewat di sampingnya.

Dengan sengaja Archer menyenggol Aubree yang sudah berdiri hingga terjatuh, "Arrgg!! Anjir gilak."

Tanpa merasa bersalah Archer hanya melirik dan lanjut berjalan keluar.

"Dih, sengaja banget." Aubree membenarkan rok nya yang miring akibat jatuh. "Sinting, bangsat, dan kawan kawan nya." Aubree tetap mendumel sambil melajuti beres-beres.

Hi! MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang