Suara denting jam terus berbunyi menunjukan pukul 03.34 WIB, begitupun detak jantung seseorang yang terduduk diatas karpet bulu berwarna abu-abu tua itu. Dengan tubuh yang lelah, pikiran yang kacau dan dengan mata yang tak kunjung bisa tertidur lelap, dia terus duduk memikirkan betapa kacau kehidupannya saat ini, dia termenung sendirian di bawah sinar lampu tidurnya.
Tidak ada yang tau, bahwa diam-diam dia menangis dalam gelapnya malam, menangis dalam kacaunya kehidupan saat ini. Hingga tak terasa pagipun sudah tiba, dia tertidur dalam isakan tangisnya semalam. Tak terasa pintu kamar pun berbunyi.
TOKK.. TOKK.. TOKK..
"Sayang, bangun, Nak. Udah pagi."
Suara lembut seorang perempuan terdengar di telinganya."Iya, Mah." Hanya jawaban singkat yang keluar dari mulut mungil nya.
Dia beranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk siap-siap pergi sekolah. Dia memandangi cermin yang ada di hadapannya saat ini.
"Lo pasti bisa!"
Dengan nada yang begitu meyakinkan Alexa siap untuk memulai kehidupan barunya meski butuh waktu, dia pasti bisa.
Ya, dia adalah Alexa Nabila Zein. Gadis cantik berumur 17tahun, berperawakan tidak terlalu tinggi itu telah siap dengan seragam sekolahnya. Dia terus memandangi wajah nya dari cermin, seolah enggan meninggalkan. Dia berpikir bahwa hanya cermin yang menjadi teman baiknya selama ini.
Hingga tak sadar, ketukan pintu pun kembali terdengar lagi
TOKK.. TOKK.. TOKK..
"Sayang, udah siap belum? Haris udah nunggu di bawah."
Seketika pintupun dibuka oleh Alexa dan terpampang jelas seorang wanita berumuran 42tahun berpakaian rapih sedang tersenyum kepadanya.
"Iya, Al berangkat dulu."
Alexa meraih tangan wanita tersebut dan menyalami nya.
Wanita itu hanya membalas dengan senyum dan terus memandangi punggung Alexa yang perlahan hilang menuruni tangga.Dia adalah Lita Ayu Nabila, Mamah Alexa. Dia begitu menghawatirkan anak perempuan nya. Bukan tanpa alasan Lita seperti itu, dia masih memikirkan kejadian dimasa lalu yang membuat kehidupan anaknya itu berantakan. Tapi dengan seiringnya waktu, Lita bisa merasakan lega bisa menghadirkan lagi sosok seorang papah dan kakak untuk Alexa.
"Anjir Al, lo ngapain aja di kamar lama bener?"
"Arisan dulu lo ya?" Ucap seorang tiba-tiba dengan suara yang cukup menggelegar di telinga Alexa.
"Berisik lo! Cukup tau aja kamar mandi gue harus naik ojek 3hari 3malem dulu baru nyampe." Sahut Alexa dengan nada yang di samakan dengan kakak satu-satunya itu.
"Buset dah itu mulut pagi-pagi gini udah kaya speaker mang ujang aja, berisik bangat."
Lah, berisik katanya? Suara Alexa belum ada apa-apanya di banding suara dia helowww.
Alexa hanya mengelus dada, pertanda bahwa harus banyak sabar untuk menghadapi kakak lelakinya ini yang super aktif.
"Lo mau berangkat gak?" Tanya Alexa
"Hayuk" jawab Haris dengan semangat 45 nya.
"Eh tapi bentar." Haris menahan langkah Alexa .
"Nih helm nya girl, walaupun deket kita harus safety." ucap Haris sembari menjulurkan sebuah helm berwarna hitam.
Dia memang sering membuat Alexa naik darah tapi dia sangat menyayangi adik nya itu, bagi Haris Alexa adalah segalanya.
"Makasih my badboy." Sahut Alexa sambil mengacak rambut Haris yang sudah di sisir dari jam 5 subuh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXA
Teen FictionSenyum itu kembali mengembang di bibir seorang Alexa Nabila Zein, Alexa mulai sadar bahwa dunia tidak sepenuh nya salah atas kejadian di masalalu yang menimpanya. Seorang lelaki yang hampir di takuti oleh seluruh penghuni SMA Pratama itu, telah berh...