27.

113 8 0
                                    

Seoul, Korea Selatan
08.45 AM

Di ujung lorong yang terdapat jendela kaca besar, terlihat Dylan sedang menelepon seseorang.

"Urus semua sampai saya pulang nanti, pastikan keluarga Argapati tau sedang berhadapan dengan siapa," ucap Dylan dengan seseorang di telepon tersebut.

Tatapannya masih menatap lurus ke arah luar jendela yang di bawahnya menyuguhkan pemandangan kota Seoul yang cukup ramai.

"Papah tidak akan membiarkan siapapun menyakiti kalian, Nak," gumam Dylan sebelum dia berbalik menuju kamar rawat Haris.

Haris masih terbaring di ranjang nya, jam sembilan nanti Haris akan melakukan terapi kembali dengan dokter Joe.

"Mas, kamu jadi pulang ke Indonesia?" Tanya Lita pada Dylan yang baru saja masuk.

"Jadi, besok pagi saya pulang," sahut Dylan.

Haris menoleh ke arah Dylan. "Salam ke Alexa ya, Pah," ucapnya.

Dylan mendekat ke arah Haris dan mengusap kepalanya lembut. "Pasti, Nak," ucap Dylan seraya tersenyum.

"Selama Papah di Indonesia, kamu harus rajin terapinya ya? Biar kamu bisa cepat pulang dan menemui Adik mu," sambung Dylan.

Haris tersenyum seraya melihat ke arah kakinya. "Papah juga harus doa'in biar kaki Haris bisa cepet sembuh dan jalan kaya dulu lagi," sahut Haris.

"Doa Papah, Mamah, Alexa dan teman-teman mu tidak akan pernah putus, Haris," ucap Dylan seraya memeluk anak sulungnya itu.

Sebulir air bening jatuh dari mata Lita, dada nya benar-benar sesak sekarang melihat anak sulungnya harus mendapatkan cobaan seberat ini.

Kasih sayang Lita pada Haris tidak berbeda dengan kasih sayang nya pada Alexa, Lita tidak ingin membeda-bedakan anak-anaknya.

Bagaimanapun Haris sudah Lita anggap seperti anak kandung nya sendiri.

Dylan memutuskan untuk pulang ke apartemen nya yang berada tidak jauh dari rumah sakit dimana Haris di rawat.

Dia ingin berkemas untuk kepulangan nya besok ke Indonesia.

"Tunggu apa yang akan terjadi pada keluarga mu, Arga." batin Dylan menatap tajam kedepan.

Jakarta, Indonesia
06.45 AM

Alexa menuruni tangga, menuju meja makan.

Pagi itu dia sudah siap dengan baju seragam nya, dan tentunya dengan senyum yang terus terlukis di bibirnya.

"Pagi, Non," Sapa Bi Irah yang sedang menyiapkan sarapan untuk Alexa.

"Pagi, Bi," sahut Alexa seraya tersenyum.

Alexa duduk di meja makan dan segera mengambil roti tawar lalu dia mengambil selai kacang kesukaan nya.

Setelah selesai sarapan Alexa segera menyalami tangan Bi Irah dan segera berangkat ke sekolah di antar oleh Pak Anas.

"Non, nanti pulangnya mau di jemput sama bapak?" Tanya Pak Anas.

"Nanti aku kabarin lagi, Pak," sahut Alexa.

"Baik, Non," ucap Pak Anas seraya mengangguk kan kepalanya.

Beberapa menit perjalanan, akhirnya Alexa sampai di depan gerbang SMA Pratama.

Alexa segera berjalan masuk ke dalam, baru beberapa langkah Alexa berjalan, alexa dikejutkan oleh teriakan Nayra.

"Hai cewek, sendirian aja nih," ujar Nayra.

Alexa hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya yang satu itu.

ALEXATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang