Tapi, di dalam kamar yang berbeda ada seorang lelaki yang tersenyum sangat lebar mengembang di bibirnya. Dia tidak tau mengapa dia merasa sesenang itu hari ini, apakah ini karena Alexa?
"Kenapa gue jadi mikirin dia" ucap Sergio mengacak rambut nya.
"Kenapa dia tiba-tiba gagap gitu ya di depan gue, apa karna kegantengan gue ini?" Sambung Sergio.
"Lo cantik, Al." senyumpun kembali mengembang di bibirnya yang kemerahan itu.
'Gue akan menjamin lo gak akan bisa bahagia sampe kapan pun.'
'Pembunuh gak pantes bahagia.'
'Dasar pembunuh.'
'Pembunuh.'
Ucapan-ucapan itu selalu terngiang-ngiang di telinga Sergio. Dia terdiam kembali seraya menatap ke langit-langit kamarnya.
Setiap dia tersenyum atau tertawa karena suatu hal, kata-kata itu kembali muncul. Seolah memperingati Sergio tentang sesuatu.
Bahkan karena itu lah dia mempunyai sikap yang sama seperti Alexa. Dingin, cuek, bodoamat, dia tak peduli pada apapun yang melintas di hadapannya. Padahal dia tidak seperti itu dulu.
Sama-sama merasakan kehilangan seseorang yang begitu di cintai, itu sangat sulit. Bahkan di jadikan alasan mengapa orang itu pergi.
"Tasya, gue yakin lo liat semua ini. Gak usah benci kakak lo, Tas. Ini salah gue."
"Gak seharusnya kita kenal bahkan saling jatuh cinta."
"Semoga lo bahagia ya disana? Gue akan terus doain lo disini." Ucap Sergio seraya tersenyum.
"Perasaan itu masih sama bahkan setelah lo pergi, Tas." Sambung nya seraya menitihkan air mata.
Siapa sangka jika si dingin Sergio sering menangis jika sendirian di kamarnya. Siapa sangka dia mempunyai luka yang begitu dalam sampai membuat pribadi yang dulu nya ceria, sering tertawa, senang melempar kan lelucon konyol. Tapi berubah menjadi si pendiam, anti sosial, banyak termenung.
Untung nya dia tidak mengalami depresi seperti Alexa.
Itu berkat kedua orang tuanya, kedua orang tua Sergio selalu mendukung nya.
Berbeda jauh dengan Alexa, orang tuanya lah penyebab depresi itu ada.
Sergio masih sangat beruntung mempunyai orang tua yang menyayangi nya, mencintai nya, dan memberi kasih sayang sepenuhnya.
*****
TRINGG..
Suara headphone Alexa berbunyi menandakan ada sebuah notifikasi masuk.
"Mana hp gue" ucap Alexa sembari tangannya meraba-raba kasur di sekitarnya, setelah menemukan handphone nya Alexa langsung membuka aplikasi WhatsApp.
Dengan mata yang masih setengah terbuka itu tiba-tiba langsung terbelalak melihat isi chat tersebut.
Nayra Anjani: Ciee, yang abis di anterin balik sama Sergio
Nayra Anjani: Sangat uwu kayanya nih
Peduli amat
Lagian cuma di anterin pulang doang
Nayra Anjani: Yakin nih cuma nganterin pulang doang?
Nayra Anjani: Gak pake pegang-pegangan dulu?
Dih apaan sih lo
Peduli banget kayanya sama gue
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXA
Teen FictionSenyum itu kembali mengembang di bibir seorang Alexa Nabila Zein, Alexa mulai sadar bahwa dunia tidak sepenuh nya salah atas kejadian di masalalu yang menimpanya. Seorang lelaki yang hampir di takuti oleh seluruh penghuni SMA Pratama itu, telah berh...